Perjodohan

2.6K 90 0
                                    

Aku mendapat izin dari ibu untuk menemui rashid. Kebetulan ini hari ahad, kuliah libur.

Aku dan fatima naik bis, kali ini bis tidak terlalu penuh. Tidak ada santri disana, aku menatap keluar jendela. Lagi-lagi aku mengingatnya, semudah itukah aku jatuh cinta?  Bis terus melaju, aku masih dalam lamunanku.

"Mar, kita sudah sampai" suara fatima menyadarkanku.

"Kamu yakin ini tempatnya?"

"Iya, rashid bilang disini" Fatima mengambil hp-nya, berusaha menelpon rashid. Aku melirik ke sekeliling taman yang tak terlalu ramai, hanya beberapa anak muda yang sedang berbincang di bangku taman. 14.02 dimana rashid?

"Maryam, fatima!" Kami menoleh kebelakang, mendengar suara yang sudah lama tak kami dengar. Rashid?  Dia sangat berbeda, aku hampir tak mengenalinya. Dia benar-benar jadi santri sekarang? Jas biru tua ala santri, celana kain hitam, dan peci hitam, wajahnya masih semanis dulu, hanya saja sekarang ia lebih tinggi dan berkumis tipis. Aku rasa fatima berpikir hal yang sama denganku, kami tertegun melihat sosok yang menghampiri.

"Rashid!" Fatima mengedipkan matanya, memastikan kalau pria didepannya itu benar-benar rashid, sahabat SMA-nya.

"Hei.. kalian sudah lama ya?" Tanyanya masih seceria dulu.

"Baru saja, kamu sendiri?" Sahutku

"Berdua dengan saudara sepupuku, dia orang sini, santri juga".

"Mana?"

"Disana, dia mah kutu buku" kami mengikuti rashid ke tempat sepupunya yang sedang serius membaca buku di bangku taman.

"Yan! Kenalin nih sahabat-sahabat yang aku ceritain" pria itu berdiri dan membalikan badannya menghadap kami. Eh? Aku dan fatima terdiam melihat siapa yang dikenalkan rashid, dia pria yang kami temui dibazar, buku yang dia pegang pun masih sama 'Aku kau dan surga'.

"Ini maryam dan ini fatima" tunjuk rashid pada kami yang masih terdiam membisu. Apakah dunia benar-benar sesempit ini?

"Rian" tuturnya sambil merapatkan kedua tangannya,

Lama kami bercerita tentang kehidupan masing-masing dan bernostalgia dengan cerita lama, sampai senja mulai turun. Aku dan fatima berpamitan, kulihat rashid dan rian berjalan menuju utara. Hari yang menyenangkan!

"Aku benar-benar tak menyangka mar, bahkan aku sudah lupa pada pria itu, tapi jas santri yang dia pakai masih sama sunt3 al-mukarom"

aku mengangguk setuju, "novel yang dia baca juga masih sama seperti yang ia beli waktu itu"

"Heem, dunia ternyata sangat sempit.. eh, rashid pangling ya. Dulu dia tuh manis, unyu, sekarang cowok banget, tinggi lagi"

"Iya,manusia bisa berubah seiring berjalannya waktu".

17.22

Aku tak langsung pergi kerumah sakit karena ingin menyegarkan diri dulu dirumah. Sampai dirumah, aku sangat terkejut sekaligus bahagia melihat kak aisha sedang duduk bersama kak salman, ibu, dan para tetangga yang menjenguk.

"Kak aisha kapan pulang?"

"Tadi pagi" jawab ibu tersenyum.

"Alhamdulillah.."

"Oiya mar, ibu mau bicara denganmu" ibu menarikku ke kamarnya.

"Ada apa bu?" Tanyaku penasaran.

"Begini mar, ibu ingin memperkenalkan seseorang padamu. Dia teman satu asrama salman waktu mondok dulu, sekarang dia jadi salah satu pengurus dipesantren kiai usman". hatiku mulai tak tenang mendengar arah pembicaraan ibu.

Memburu Cinta Santri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang