Author
Dari pintu depan supermarket, keluar seorang lelaki menggenggam linggis. Tetesan-tetesan merah membasahi lapisan keramik di bawahnya. Pakaian juga senjatanya basah. Keringat bercampur darah membasahi kedua objek tersebut. Kulit mulusnya sedikit tergores di beberapa bagian seperti pipi, tangan, dan lainnya. Bukan luka besar, hanya goresan biasa yang dangkal.
Taeyong melangkah maju meninggalkan supermarket yang ia sambangi sejam lalu. Tak ada raungan lagi dari si perut. Bahan bakar sudah diisi dan ia bebas menjelajah dunia ini tanpa gangguan.
Cukup jauh dari tempat Taeyong berpijak, ada Jaehyun, Jaebum dan Jisung yang dikelilingi para pemangsa. Jaebum beserta Jaehyun berhenti berkelahi, keduanya menurunkan senjata masing-masing.
“Kalian boleh mengusik hidupku, tapi jangan ganggu mereka berdua!” Jaehyun mengangkat lagi senjatanya mengganti modenya menjadi waspada.
“Memang kau bisa melawan kami sendiri? Sungguh manusia bodoh,” ejek Doyoung meludah di hadapan Jaehyun.
Senyum kawanan Doyoung menggambarkan seberapa kecil Jaehyun di mata mereka, sangat meremehkan. Namun Jaehyun tak gentar, tatapannya tajam, tubuhnya berdiri kokoh, emosinya semakin menggebu-gebu.
“Aku tidak takut dengan kalian, kanibal sialan!” tantang Jaehyun mengarahkan jari telunjuk pada Doyoung.
“Jadi kau ingin mati, ya?” senyum Doyoung semakin lebar dan mengerikan.
Si bocah kecil alias Jisung bersembunyi di belakang Jaebum, tubuhnya gemetar, alisnya beradu.
“Menurutku ini bukan ide yang bagus...” Jaebum berujar, ia memikirkan keselamatan anak bungsunya.
Pikiran dan hati Jaehyun terbutakan emosi, emosi yang sedari dulu terkubur dalam-dalam. Kehadiran mereka membangkitkan emosi tersebut, memutar kembali memori kelam di masa lampau. Emosi yang mengandung amarah, kesedihan, dan kekecewaan. Sekumpulan anak muda yang pernah saling membantu dan bekerja sama dengan Jaehyun. Hubungan mereka sangat spesial, melebihi teman, yaitu sahabat. Mungkin juga lebih dari sahabat, keluarga. Tak hanya keluarga, namun rekan. Rekan dalam tim besar yang pernah ia pimpin. Dahulu tim tersebut sungguh berjaya, mereka berhasil menumpas kanibal di beberapa sudut kota. Anggota semakin hari semakin banyak. Kekuatan mereka pun semakin kuat.
Sayang sekali semua harus kandas. Kandas karena seseorang. Orang itu adalah sang rekan yang telah pergi untuk selamanya, Johnny. Pemuda itu mati di tangan Jaehyun. Bukan tanpa alasan, Jaehyun berniat menyelamatkan anggota lain. Di luar dugaan, Johnny telah menyebarkan virusnya kepada yang lain. Satu demi satu anggota kelompok mereka berubah menjadi sosok tak dikenal. Mereka bukan orang yang Jaehyun kenal lagi. Hari berganti, jumlah anggota yang menjadi bangsa kanibal bertambah. Tak hanya itu, yang menjadi korban pun tak kalah banyak.
Johnny tadinya bukan kanibal. Dirinya berteman baik dengan Jaehyun, bahkan pernah menyelamatkan nyawa Jaehyun yang hampir terenggut oleh serangan kanibal. Suatu hari Johnny diinfeksi oleh salah seorang anggota keluarganya sendiri, sang adik. Kebaikan yang tumbuh dalam hati Johnny seakan layu kemudian mati. Setan menyusup ke hatinya dan menanamkan bibit jahat. Tumbuhlah niat-niat jahat di hatinya. Setan di sini yaitu nafsu tak normalnya, kanibal.
Sekelompok kanibal mantan anggotanya ini di antaranya adalah Doyoung, Taeil, Minghao, Hoshi, dan Hakyeon. Kelima orang ini sangat spesial. Bukan hanya berkontribusi menyebarkan virus di dalam tim, mereka juga memporak-porandakan kehidupan pribadi Jaehyun. Keluarga besarnya terpencar entah ke mana berkat kelimanya yang tanpa sopan santun mendobrak masuk ke rumah Jaehyun lalu berlaku seenak jidat. Kebetulan saat itu rumah Jaehyun menjadi markas perlindungan keluarga besarnya, namun harus kacau-balau berkat ulah anak-anak muda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
V
Fanfiction"Kata Ayah, dunia luar itu sangat berbahaya!" ujar seorang anak lelaki bernama Jisung. Hidup terisolasi dari dunia luar sudah menjadi konsumsi sehari-hari Jisung dan kedua kakaknya. Dinding, tanah, dan pintu berlapis menjadi penghalang mereka berint...