Author"Jangan sakiti aku! Jangan!" teriak Jisung ketakutan setengah mati.
"Siapa yang mau menyakitimu, anak kecil?" herannya mengangkat satu alisnya.
Ia melepas tangannya dari wajah dan mendongak ke atas menatap si pria berpenampilan layaknya preman. Pria menyeramkan ini membulat kedua matanya ketika saling bertatap muka dengan Jisung.
"Jisung, ke mana saja kau?" ia melontarkan pertanyaan yang terdengar seperti sudah kenal dengan Jisung.
"Bagaimana kau tahu namaku?" Jisung larut dalam kebingungan.
"Kau ini ya aku cari ke mana-mana! Ayah dan ibu sangat khawatir! Kau ternyata pergi begitu saja! Kau itu jangan jauh-jauh dari kami, dunia luar itu berbahaya!" Pria itu malah menceramahinya.
"Kau ini siapa? Kenapa sikapmu seperti orang yang kenal denganku? Aku tidak akan tertipu lagi oleh kanibal!" bibir Jisung cemberut seraya membuang muka.
"Masa kau lupa pada kakakmu sendiri, jahat sekali kau!"
"Kakakku itu Taeyong dan Jihyo, bukan kau!" Jisung yang polos dan mudah dibohongi kini berubah, ia tak sembarang percaya pada orang lain, apalagi orang asing.
"Siapa mereka? Kau ini adikku, dan aku ini bukan kanibal," pria itu memperlihatkan sebuah foto di ponselnya.
"Ini kau dan ini aku," tunjuknya pada orang yang ada di dalam foto secara bergantian. Kemudian ia menggeser fotonya dan muncul foto yang lain, sepasang pria dan wanita setengah baya tersenyum di dalam sana.
"Itu ayah dan ibumu, juga ayah dan ibuku."
"Jadi selama ini Taeyong dan Jihyo bukan kakakku? Ayahku juga bukan Jaebum?" kenyataan pahit harus ia telan bulat-bulat.
"Bukan, mereka itu orang asing. Kau jangan percaya pada siapa pun selain aku dan orang tua kita. Kalau kau masih tidak percaya, akan kubawa kau ke rumah. Di sana banyak sekali foto dirimu dan kami bertiga. Kalau masih tidak percaya, akan aku tunjukkan semua data-datamu yang ada di rumah."
"Kau tidak berbohong kan?" Jisung memastikan.
Yongguk mengangguk. Akhirnya Jisung dan Joshua dibawa oleh pria tersebut. Tanpa Jisung meminta, Yongguk mengambil Joshua dan menggendongnya dengan lembut. Tampilan boleh garang, tapi ternyata dia orang yang lembut dan berperasaan. Mereka berjalan beriringan. Orang yang mengaku sebagai sang kakak menggenggam erat tangan sang adik. Tiba di depan sebuah rumah bercat biru muda, Jisung mengernyitkan dahi. Rupa rumah ini seolah tak asing di mata Jisung. Tapi ia tak tahu apa-apa lagi tentang rumah ini selain tampak familier.
"Selamat datang di rumah..." sambut Yongguk mempersilahkan Jisung masuk lebih dulu.
Lagi-lagi Jisung merasa pernah melihat pemandangan ini. Interior rumah yang dipantulkan cahaya ke mata Jisung serasa pernah pernah ada dalam perjalanan hidupnya. Sayang sekali Jisung hanya tahu sampai di situ, sisanya masih buntu. Mata Jisung menjelajah seisi ruangan. Foto-foto berbingkai tersebar di beberapa sudut ruangan. Ia merasa sedikit aneh karena wajahnya terpampang di hampir seluruh foto.
"Ini aku..." ucap Jisung menyentuh salah satu foto dirinya yang sedang tersenyum manis layaknya bidadari.
Satu-persatu foto ia lihat dengan saksama. Perasaan Jisung terasa campur aduk antara tak percaya, bingung, bahagia, sedih, dan masih banyak lagi. Alasannya merasa sedih juga karena ia harus menelan kenyataan pahit bahwa keluarga yang mengurusnya beberapa waktu lalu telah berbohong. Mereka mengaku-ngaku sebagai keluarga biologis, tapi ternyata itu semua kebohongan semata. Mereka bertingkah seperti keluarga, tapi itu hanya akting belaka. Kurang lebih seperti itu yang dirasakan Jisung saat ini. Di sisi lain kebahagiaan juga mewarnai hatinya. Bahagia yang ia rasakan karena akhirnya ia bersua kembali dengan keluarga aslinya yang selama ini terpisah dengannya, bisa dibilang ini adalah reuni keluarga.

KAMU SEDANG MEMBACA
V
Fanfiction"Kata Ayah, dunia luar itu sangat berbahaya!" ujar seorang anak lelaki bernama Jisung. Hidup terisolasi dari dunia luar sudah menjadi konsumsi sehari-hari Jisung dan kedua kakaknya. Dinding, tanah, dan pintu berlapis menjadi penghalang mereka berint...