AuthorMingyu tak kuasa lagi menahan kegundahannya, dirinya tak ingin sang sahabat bertatap muka dengan maut. Joshua hampir terbangun dari tidur nyenyaknya, dengan gesit Mingyu mengembalikannya ke alam mimpi. Keluar Mingyu dari tempat persembunyian dan tak lupa memberi pesan pada Jisung untuk mengunci pintu. Jisung sempat mencegat Mingyu, tapi akhirnya harus merelakannya pergi. Ditutuplah pintu oleh karpet sehingga keberadaan pintu basement jadi tersembunyi. Letak pintu basement ada di gudang.
Tamu tak diundang yang tidak tahu sopan santun tersebut adalah adik Jaehyun sendiri, Chani. Chani masih berdiri di ruang tamu. Tanpa izin, Chani mulai menjelajah rumah, ruangan lain mulai disinggahi. Ruangan terdekat ia jamah. Adik Jaehyun keluar dari ruangan terdekat dengan tangan kosong, tak dapat apa-apa. Dengan kapak mini tersembunyi di belakang badan, Mingyu menghadap Chani. Ia berdiri kokoh seolah nyalinya tak ciut melihat pistol di tangan Chani yang bisa saja melayangkan nyawanya dalam sekali tembak.
"Lama tak jumpa, Mingyu," sapa Chani menyunggingkan senyum berbau jahat.
Nyawa Mingyu masih di badan, Chani tak berlaku macam-macam padanya, ia hanya lewat di sampingnya.
"Kakakku ada di mana, ya? Tidak sabar ingin bertemu," pertanyaan dikirimkan kepada Mingyu yang mematung.
Bibir Mingyu terkunci rapat. Chani tak memaksa ingin tahu dengan memborbardir Mingyu oleh pertanyaan, dia lebih memilih cari tahu sendiri.
"Kau mencarinya setelah meninggalkannya begitu saja?" Mingyu bertanya namun diam-diam berusaha mengulur waktu.
"Apa tidak boleh? Bukannya bagus jika kami bertemu lagi?" si penjawab pertanyaan diam sejenak.
Kemudian ia melangkah maju menuju perpustakaan pribadi keluarga Mingyu. Orang yang dicari ada di kamar tidur dekat ruang makan. Tidak jauh dari perpustakaan, ada dapur. Sang tamu masuk ke dapur. Tuan rumah mengawasi gerak-gerik Chani sembari mencari Jaehyun diam-diam. Beruntung, Jaehyun berhasil ditemukan Mingyu sebelum Chani.
Pintu gudang tertutup rapat seperti menyembunyikan sesuatu di dalamnya, karena hal itu, tamu tak diundang menaruh curiga. Seraya mengedar pandang, Chani berjalan-jalan di sana menginjak setiap permukaan lantai gudang. Ketika menginjakkan kaki di atas karpet, terasa ada yang janggal. Tanpa ragu Chani menyingkap karpet dan akhirnya menemukan pintu menuju basement. Gagang pintu ia tarik, tapi sulit, tak mau terbuka.
"Kakak, apa kau ada di sini?"
"Dia tidak ada di sana," balas Mingyu berdiri di ambang pintu gudang.
"Lalu kenapa pintunya dikunci?" dua kali Chani mengangkat alisnya dalam tempo cepat.
"Ini rumahku, aku bebas melakukan apa saja."
"Kalau aku tidak kunjung menemukannya di ruangan lain, akan kudobrak pintu ini," ancam Chani melebarkan senyumnya sampai ke telinga.
Aksi mendobrak pintu basement ditunda sejenak. Chani memutuskan untuk men-scan secara menyeluruh dulu di lantai satu maupun dua. Mingyu mengekori setiap langkah yang Chani ambil dengan waspada. Setibanya di ruang makan, jantung Mingyu memompa lebih cepat, napasnya sedikit memburu, keringat mulai merembes lewat pori-porinya. Lokasi Jaehyun sudah sangat dekat dengan sang adik.
"Ada teh di sini, apa kau baru membuatnya?" Chani bertanya kembali.
Jawaban yang Mingyu beri hanya "ya" sambil mengangguk ragu. Arah berjalan Chani tertuju pada ruangan gelap yang terletak di dekat meja makan. Sesegera mungkin Mingyu menghalangi jalan Chani. Di ambang pintu Mingyu berdiri.
"Lebih baik kita berbincang dulu, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan padamu," ucap Mingyu berusaha menahan Chani.
"Biarkan aku lewat."

KAMU SEDANG MEMBACA
V
Fanfiction"Kata Ayah, dunia luar itu sangat berbahaya!" ujar seorang anak lelaki bernama Jisung. Hidup terisolasi dari dunia luar sudah menjadi konsumsi sehari-hari Jisung dan kedua kakaknya. Dinding, tanah, dan pintu berlapis menjadi penghalang mereka berint...