Caitlin's Army

63.9K 7.2K 2K
                                    


"Stop, it, Megan! Kau menggangguku!" Caitlin menggebrak meja.

"Apa? Aku hanya memotong kuku." Ucap Megan tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Kau memotong kuku menggunakan gigimu! Aku tak habis pikir, kau jorok, tetapi masakanmu enak." Caitlin meremehkan.

(Ilustrasi Megan)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ilustrasi Megan).

"Enjoy your life. Kau harus coba ini, kau tak akan bisa melakukannya saat di Mars nanti." Kata Megan, sementara Martin, Alan, dan River menatapnya horor.

"Sepertinya lututmu yang berpikir kali ini." Sela Alan sambil menggaruk kepalanya.

"Hentikan, kalian semua. River, what are you doing for?" Tanya Martin kepada River yang sedari tadi sibuk memainkan ipod-nya.

"Aku perlu menambah wawasan." Ucap River sambil menunjukkan artikel terbaru dari NASA.

" Aku ingin tahu, kau ahli botani, apa kau bisa menumbuhkan sesuatu disana?" Martin kini menghadap River.

" Disana? " River menggeleng, tak mengerti.

"Mars. " Kata Martin.

"Coba kupikir, tanah Mars adalah tanah terkering yang pernah kutemui dari sampel di lab, dan juga merah, keras, dan tak ada zat apapun didalamnya kecuali, atom." Kata River penuh penjelasan.

" Lalu? " Martin penasaran.

" Lupakan Martin. Kau bodoh dalam bidang ini. Sama saja, kalian berdua bodoh. Tanah Mars, elektron terkuat bagi Megan." Tambah Caitlin.

"Oh, tentu. Kau tahu, Martin? Mars adalah Atom. Mars adalah Atom. Mars adalah Atom. Aku akan mengambil lagi beberapa plastik nanti, sebagai uji coba untuk anak didikku nanti." Kata Megan sambil menggigit kukunya.

" Lalu? " Tanya Martin, lagi.

" fools " Desah Caitlin.

" Artinya, mustahil menumbuhkan sesuatu disana. Kau bagaikan menanam sebuah batu diantara pasir, tak ada perubahan apapun. " Jawab Alan.

" Dan kau, anak Sungai. Aku ingin memberi misi khusus padamu. Temukan kemungkinan apa saja yang kau jalani sesuai bidangmu. Di Mars, nanti. " Kata Caitlin sambil berjalan meninggakan ruang tengah menuju ruang kendali.

"Why it just me? " Tanya River yang dibalas dengan kacangan ketiga temannya.

NASA

"3878 kilometer. Masih 269 hari lagi." Desah Alan setelah menyilang kalender menggunakan spidol merah.

"Aku rindu apartemenku dan kasurku tentunya. " Kata Megan.

" Hei, lihat. Markas, angin bergerak ke arah yang berlawanan. Hanya diarea itu saja." Caitlin menunjuk layar sensor yang berkedip di markas.

NASA (1) | SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang