9

10.4K 555 3
                                    

Waktu berjalan begitu cepat, sekarang sudah pukul setengah 5 sore. David dan Naura tengah berada dijalan untuk pulang.

Setibanya dirumah, Naura langsung memasuki rumahnya untuk bertemu dengan kakek neneknya terutama sang kakek yang baru saja tiba dari luar negeri.

"Kakek, nenek!!" seru Naura saat memasuki rumahnya.

Naura pun berlari menuju ruang tengah saat dilihatnya kakek neneknya berada disana, David hanya mengikuti dari belakang sambil mengingatkan Naura untuk tidak berlari.

"Naura jangan lari-lari sayang nanti jatuh" ujar David namun tidak dihiraukan oleh Naura.

Saat Naura sudah berada diruang tengah, ia langsung memeluk sang kakek yang tengah merentangkan tangannya bersiap untuk menyambut pelukan sang cucu.

"Kakek Naura kangen sama kakek."

"Iya, kakek juga kangen sama Naura."

David menyalami kedua orang tuanya, kemudian ia duduk disofa single.

"Gimana pa kantor disana?" tanya David.

"Kantor yang ada disana udah mulai stabil, makanya papa bisa pulang."

"Kakek mana oleh-oleh buat Naura" ujar Naura tiba-tiba.

"Naura mandi dulu sana nak" suruh David yang membuat anak itu cemberut.

"Aduh kenapa ini cucu nenek kok cemberut gitu. Sekarang Naura mandi dulu sama nenek baru nanti baru oleh-olehnya dikasih ke Naura" hibur sang nenek.

"Iya sayang, Naura mandi dulu nanti kakek kasih oleh-olehnya kalo Naura udah mandi" ujar kakek.

Akhirnya Naura pun mau mandi dengan nenek yang memandikannya.

Sepeninggalan bu Lidya dan Naura, pak Bram memulai pembicaraan dengan anak semata wayangnya.

"Kantor yang kamu pimpin gimana sekarang Vid" kata pak Bram.

"Ya gitu pa perlu dipantau lebih lanjut" kata David.

"Oh gitu, semoga lancar ya kedepannya" ujar pak Bram yang diangguki oleh David.

"Oh ya Vid papa mau tanya sama kamu, kapan kamu...." belum sempat pak Bram menyelesaikan ucapannya, David terlebih dahulu memotong ucapan pak Bram.

"Permisi pa David mau bersih-bersih dulu udah mau maghrib" sela David menghindari percakapan yang akan menjurus padanya untuk menikah lagi.

David pun berlalu menuju kamarnya meninggalkan pak Bram.

"Anak itu dari dulu susah banget kalo dibilangin" ucap pak Bram pada dirinya sendiri, kemudian bangkit untuk pergi kekamarnya.

--------------------

Saat ini keluarga SAGARA tengah berkumpul diruang keluarga. Kumpul keluarga kali ini terasa lebih lengkap dengan adanya pak Bramantyo -ayah David- yang baru saja kembali dari luar negeri untuk mengurus kantornya.

Mereka yang ada diruangan tersebut terlibat pembicaraan ringan, hingga tiba-tiba Naura yang dari tadi hanya diam mulai berbicara.

"Nenek Naura mau cerita."

"Mau cerita apa sayang" sambil mengusap kepala Naura yang saat ini tengah berada dipangkuan David.

"Tadi waktu Naura dikantor papa, Naura ketemu sama tante Kirana nek" kata Naura antusias.

"Wah beneran sayang" jawab bu Lidya.

David hanya diam saja, membiarkan Naura menceritakan soal tadi sewaktu dikantor.

"Tunggu-tunggu tante Kirana itu siapa kok kakek nggak tau?" tanya pak Bram.

"Tante Kirana itu temennya nenek kek" jawab Naura.

"Iya pa Kirana itu orang yang nolongin mama waktu mama hampir keserempet mobil" jawab bu Lidya.

"Oh gitu, terus kok Naura bisa kenal sama dia."

"Waktu itu mama pernah ketemu lagi sama Kirana pa waktu mama ajak Naura jalan-jalan ke mall" jawab bu Lidya lagi dan pak Bram hanya mengangguk mengerti.

"Oh iya Vid kok Naura bisa ketemu Kirana dikantor kamu?" tanya bu Lidya kepada David yang sedari tadi hanya menjadi pendengar.

"Dia karyawan dikantor David ma" jawab David seadanya.

"Wah beneran kamu Vid" kata bu Lidya setengah tak percaya.

"Hem" gumam David.

"Kalo gitu mama besok mau kekantor kamu buat ketemu sama Kirana."

"Naura ikut nek."

"Iya sayang, besok setelah kamu pulang sekolah kita ketemu sama tante Kirana dikantor papa" kata bu Lidya yang membuat Naura senang.

"Buat apaan sih ma?" tanya David setengah tak suka dengan kemauan ibu dan anaknya.

"Ya mama mau ngobrol aja biar deket, siapa tau nanti bisa jadi mantu mama" jawab bu Lidya santai yang membuat David diam tak berkutik.

--------------------------

Hai semuanya gimana dengan part ini...
Semoga suka dengan part ini.

Maafkan jika pendek dan bertele-tele, masih tahap belajar.

Jangan lupa kritik dan sarannya ya, sangat ditunggu....

Bukan Istri PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang