14

10.5K 565 14
                                    

"Haahh Bunda?!" ujar Kirana bingung lalu menatap Naura dan Bu Lidya secara bergantian.

Naura hanya menunjukkan tampang polosnya, sedangkan Bu Lidya sudah tersenyum penuh arti.

"Jangan panggil Bunda sayang, panggilnya Tante aja kayak biasanya" tolak Kirana.

Naura menunjukkan raut wajah sedihnya, "Nggak mau, Naura mau panggilnya Bunda aja, Bunda Kirana mau kan jadi Mamanya Naura?" kata Naura.

"Eunggg..." Kirana semakin bingung dengan keinginan Naura.

"Udah-udah sekarang kita ke ruang makan aja yuk" ajak Bu Lidya, menyelamatkan Kirana dari pertanyaan Naura.

Mereka bertiga pun menuju ruang makan dengan Naura berada digendongan Kirana karena ia meminta untuk digendong.

Setibanya mereka dimeja makan sudah ada Pak Bram yang menunggu. Mereka pun duduk dengan Naura duduk disebelah Kirana.

Bu Lidya memperkenalkan Pak Bram kepada Kirana.

"Pa ini yang namanya Kirana, yang kemarin-kemarin Mama ceritain. Kirana ini suami Ibu namanya Bramantyo" kata Bu Lidya.

Kirana dan Pak Bram pun bersalaman dengan senyuman yang menghiasi wajah mereka.

"Papa!!" panggil Naura saat ia melihat Papanya baru saja tiba diruang makan.

Kirana yang melihat kedatangan David hanya menunduk tidak berani menatap kearah David.

"Kenapa dia disini?" batin David saat melihat Kirana.

David pun bergabung dimeja makan dengan mereka semua.

"Papa lihat Bunda Kirana ada disini" kata Naura semangat.

David sangat terkejut saat mendengar kata "Bunda" yang keluar dari mulut Naura.

Sebelum David mengeluarkan suaranya, Pak Bram lebih dulu menyelanya.

"Nanti aja Vid bahasnya, lebih baik sekarang kita makan dulu."

Mereka pun mulai mengambil makanan dan memakannya. Makan malam kali ini terasa berbeda, karena Naura jadi lebih bersemangat apalagi ia bisa bermanja dengan Kirana.

Selesai makan, Bu Lidya mengajak Kirana untuk mengobrol terlebih dahulu sebelum Kirana pulang.

"Kirana jangan langsung pulang ya, kita ngobrol dulu aja" ajak Bu Lidya.

"Iya nak kita ngobrol dulu aja, apalagi kita baru aja ketemu kan? kata istri saya kamu anaknya baik dan enak diajak ngobrol" tambah Pak Bram.

Kirana pun tak kuasa menolak permintaan Bu Lidya dan Pak Bram akhirnya menyetujuinya.

"Boleh Pak, Bu" jawab Kirana.

"David keruang kerja dulu Ma, Pa" ujar David kemudian.

Sebenarnya itu adalah alibi David untuk tidak berlama-lama dengan Kirana, karena ia merasakan ada hal yang sedang direncanakan oleh Mamanya.

"Eh Vid jangan dong, kita ngumpul-ngumpul dulu. Sekali-kali jangan ngurusin kerjaanlah" ujar Bu Lidya.

"Tapi Ma.."

"Nggak ada tapi-tapian kamu nggak boleh keruang kerja kamu dulu" David pun hanya pasrah menuruti kemauan Mamanya.

Mereka pun menuju ruang tengah untuk sekedar berbincang-bincang.

Sejak tadi Naura sangat lengket dengan Kirana, bahkan saat ini pun ia duduk dipangkuan Kirana dengan kepala menyender pada dada Kirana.

"Kata istri saya kamu ini karyawannya anak saya ya?" tanya Pak Bram memulai percakapan.

Bukan Istri PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang