12

10.1K 519 11
                                    

Pagi ini seperti pagi biasanya, Kirana dan Nessa bersiap untuk bekerja. Sebelum berangakat mereka sempatkan untuk sarapan terlebih dahulu.

Kemudian mereka berdua berangkat ke kantor menggunakan angkutan umum. Tidak lama kemudian mereka tiba di kantor.

Baru saja mereka menginjak lobby kantor, sudah terdengar desas-desus yang menggosipkan Kirana tentang kejadian kemarin.

"Eh itu Kirana kan yang kemarin jalan sama pak David dan keluarga" ujar salah satu karyawati.

"Iya itu si Kirana, beruntung banget ya dia" ujar yang lainnya.

"Apa sih bagusnya si Kirana sampe dia yang diajak sama pak David, cantikan juga gue" kata karyawati yang memakai blouse warna cream dengan dandanan menor.

Dan masih banyak lagi omongan-omongan yang membicarakan Kirana.

Kirana tidak memperdulikan itu, tapi tidak dengan sahabatnya Nessa.

"Na lo kok diem aja sih diomongin kayak gitu" geram Nessa.

"Ya biarin ajalah Nes, nanti juga mereka diem sendiri" jawab Kirana santai.

"Yaudah yuk jangan didengerin, mending kita keruangan aja terus kerja" lanjutnya kemudian menarik Nessa.

Selama menuju ruangan mereka, pandangan para karyawan tak pernah lepas dari mereka berdua terutama Kirana.
-----------------------

Sesampainya dimeja kerjanya, salah satu teman seruangan Kirana menghampiri Kirana.

"Na sibuk nggak lo?" tanya teman Kirana yang bernama Bella.

"Lumayan Bel, ada apaan ya?" jawab Kirana.

"Nggak ada apa-apa sih, tapi gue mau nanya sama lo itu pun kalo lo nggak keberatan."

"Iya Bel nggak papa, lo mau tanya apa?"

"Gue mau tanya, gimana caranya lo bisa jalan sama pak David? gue kan juga mau Na jalan sama pak David."

"Eeung..." Kirana bingun ingin menjawab apa, tak mungkin ia jujur kalo yang mengajaknya adalah ibu dari pak David, bisa tambah rumit urusannya kalo sampe Bella tau.

"Yaelah Na kok bingung gitu, bagi-bagilah tipsnya biar gue bisa jalan sama pak David. Jangan pelitlah Na sama temen sendiri"

"Bukannya gitu tapi..." belum sempat terselesaikan sudah ada yang memotongnya.

"Eh Bel udah dong kalo Kirana nggak mau nggak usah dipaksa" kata Nessa yang datang untuk membantu sahabatnya.

"Ish lo tuh ganggu aja deh Nes, cepetlah Na kasih tau gue biar bisa deket juga sama pak David."

"Udah Na nggak usah diladenin lagi, dan lo Bel mending balik kerja sana jangan gangguin Kirana" kata Nessa.

Bella pun akhirnya pergi dengan raut wajah kesal karena perkataan Nessa.

"Makasih ya Nes udah bantuin gue" ujar Kirana saat Bella sudah tidak ada dihadapan mereka.

"Iya Na, gue cuman nggak mau lo jadi tertekan sama omongan Bella. Yaudah gue balik ke meja gue lagi ya Na."

"Iya Nes, sekali lagi makasih ya."

------------------------

Tak terasa sekarang sudah waktunya makan siang, Kirana dan Nessa pun memutuskan untuk makan siang di kantin.

Selama perjalanan menuju kantin kantor, banyak sekali pasang mata yang memperhatikan langkah mereka berdua, terutama Kirana.

"Na gue risih nih dilihatin mulu, mending kita makan diluar aja Na daripada nanti dikantin kita juga jadi pusat perhatian orang-orang disini" ujar Nessa.

"Gue juga Nes, tapi kita nggak usah makan diluar nanti malah terlambat lagi."

Nessa pun hanya pasrah mengikuti langkah Kirana menuju kantin.

Seperti dugaan Nessa sebelumnya, sesampainya mereka berdua dikantin semua orang memandang kearah mereka.

"Tuh kan Na apa gue bilang, kita dilihatin sama orang-orang" kata Nessa yang risih dengan pandangan orang-orang, yah walaupun dia tau pandangan itu untuk Kirana tapi kan tetap saja ia merasa risih.

"Udahlah Nes biarin aja, lo mau pesen apa biar gue pesenin?"

"Samain aja sama lo."

"Ok" Kirana pun memesan makanan untuk dirinya dan Nessa.

Kirana kembali dengan membawa nampan yg berisi makanan untuknya dan Nessa.

"Nih makannya."

Mereka pun mulai memakan makanan milik mereka. Ditengah-tengah mereka menyantap makan siang mereka, tiba-tiba ponsel milik Kirana berbunyi Kirana pun mengangkat teleponnya.

"Assalamualaikum bu" kata Kirana kepada seseorang diseberang yang ternyata adalah ibunya.

"Waalaikum salam Kirana, gimana kabar kamu disana?" kata Ibu Kirana via telepon.

"Alhamdulillah baik Bu, Ibu sama Bapak gimana kabarnya?"

"Alhamdulillah nak kami juga baik, kamu kok jarang hubungin Ibu sih sekarang?"

"Eh maaf Bu, Kirana lagi sibuk akhir-akhir ini jadi nggak sempet ngabarin Ibu sama Bapak."

"Iya nggak papa, tapi nanti kalo ada waktu jangan lupa buat telepon Ibu kalo bisa juga kamu pulang kesini."

"Iya Bu nanti kalo ada waktu senggang Kirana sempetin buat pulang."

"Yaudah kamu jaga diri baik-baik ya nak."

"Iya Bu. Bapak sama Ibu juga ya."

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Kemudian sambungan telepon pun terputus.

Kirana pun melanjukan makannya yang tertunda karena menerima telepon dari Ibunya.

Seleai makan, Kirana dan Nessa kembali keruangan mereka.

-----------------------

Sementara itu dirumah Ibu Lidya, sekarang ia tengah membicarakan hal yang serius dengan suaminya di ruang keluarga.

"Menurut Papa kalo Mama jodohin David sama Kirana gimana Pa?" tanya Bu Lidya.

"Ya kalo Papa sih terserah aja Ma, tapi Kirana itu kayak gimana sih Ma? Papa kan belum pernah ketemu sama dia."

"Kirana itu baik Pa cantik lagi pasti cocok deh kalo sama David."

"Emang Davidnya mau? Dia kan paling anti disuruh nikah lagi? Papa nggak yakin kalo David setuju sama kemauan Mama."

"Pokoknya Papa tenang aja Mama pasti bisa buat David menikahi Kirana, apalagi Naura seneng banget kalo Kirana jadi Ibu barunya."

"Terserah Mama aja deh, tapi Papa pengen deh ketemu sama Kirana biar Papa juga tau dia itu gimana orangnya."

"Pa, gimana kalo besok malam kita undang Kirana buat makan malam dirumah kita biar Papa juga bisa menilai dia."

"Terserah Mama ajalah" kata Pak Bram yang kemudian menyesap teh miliknya.

"Ish Papa nih daritadi terserah terus jawabannya" kesal Bu Lidya dan hanya dibalas dengan kekehan oleh pak Bram.

"Semoga ini awal yang baik untuk David dan Kirana" kata batin Bu Lidya sambil tersenyum membayangkan apa yang akan terjadi pada besok malam.

---------------------------
Semoga suka dengan part ini...

Berikan kritik dan sarannya ya.

Bukan Istri PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang