21

13.8K 779 68
                                    

Happy reading...
Komen ya kalo ada typo..
------------------------------------

Siang ini setelah makan siang, David dan kedua orang tuanya akan pulang ke Jakarta, tak lupa juga Kirana yang akan mengikuti sang suami. Saat ini mereka tengah pamit kepada kedua orang tua Kirana.

"Pak, Bu kami sekeluarga pamit dulu. Terima kasih buat tumpangannya malam tadi" ujar Pak Bram kepada besannya.

"Iya Pak Bram, sama-sama semoga lancar diperjalanannya" balas Pak Aryo.

"Iya Pak, oh iya Pak sekali-kali datang ke Jakarta nanti gantian kalian yang nginap dirumah kami" kata Pak Bram.

"Hahaha, Insya Allah Pak kalo ada waktu dan rezeki" balas Pak Aryo sambil tertawa.

Mereka pun berpelukan, sebagai tanda perpisahan. Bu Lidya dan Bu Narni pun juga berpelukan dan ber-cipika-cipiki.

"Pak, Bu David pamit ya" kata David sambil menyalami tangan Pak Aryo dan Bu Narni.

Pak Aryo memeluk David sambil mengutarakan beberapa wejangan untuk David.

"Iya Vid, Bapak titip Kirana. Bimbing dia ke jalan Allah, tegur dia bila dia bersalah" ujar Pak Aryo.

"Insya Allah Pak" kata David.

Kirana juga memeluk sang Ibu, saat sudah berada dipelukan tangis Kirana tak dapat dibendung lagi, ia terisak dibahu sang Ibu.

"Udah nduk jangan nangis lagi, malu loh dilihat suami, anak, sama mertu kamu" kata Bu Narni.

"Kirana pasti bakal kangen banget sama Ibu" balas Kirana.

"Iya sayang Ibu juga, setelah ini jadilah istri yang baik, hormati suamimu seperti kamu menghormati Bapak dan Ibu. Kalau ada masalah bicarakan baik-baik" nasihat Bu Narni.

"Iya Bu, Kirana akan ingat semua pesan Ibu" kemudian melepas pelukannya dan beralih kepelukan sang Ayah.

"Berbahagialah sayang" bisik Pak Aryo saat Kirana memeluknya.

Kemudian mereka memasuki mobil masing-masing, Bu Lidya dan Pak Bram beserta sopir, serta David, Kirana, dan Naura.

Sebelum mobil menjauh, sekali lagi Kirana memandang kedua orang tuanya dan melambaikan tangannya sebelum akhirnya mobil pun menjauh.

Di dalam mobil hanya di dominasi oleh suara Naura, David dan Kirana bahkan tidak mengobrol sama sekali, mereka bahkan tidak terlihat seperti pasangan yang baru menikah.

Jangan berpikiran bahwa malam pertama mereka seperti pengantin pada umumnya. Nyatanya mereka hanya tidur setelah pesta, apalagi ditengah-tengah mereka ada Naura. David juga tidur membelakangi Kirana, juga tidak ada pillow talk seperti pasangan lainnya.

Sekitar dua jam lebih diperjalanan, kini mobil David tiba diperumahan tempat ia tinggal. Tapi ada yang janggal disini, kenapa David tidak memasukkan mobilnya ke dalam garasi. Ia malah memberhentikan mobilnya di depan gerbang rumahnya.

"Turun" ujar David singkat dengan nada dingin.

"Eh, kenapa nggak dimasukkin Mas mobilnya" tanya-nya takut-takut.

"Aku anterin kamu sampe disini, kamu masuk aja terus gendong Naura biar barang-barangnya tinggal di mobil aja" kata David tanpa memandang Kirana, memang Naura tertidur sewaktu diperjalanan tadi.

"Loh emangnya Mas nggak masuk juga?" tanya Kirana bingung.

"Enggak, aku mau ke kantor" jawabnya datar.

"Mas nggak ngambil cuti ya? kok udah masuk kerja aja? padahal aku ngambil cuti"

"Udah nggak usah banyak tanya, lebih baik sekarang kamu turun" suruhnya.

Dengan berat hati Kirana pun turun dengan Naura berada digendongannya, baru saja Kirana menutup pintu mobil David langsung melajukan mobilnya.

"Astaghfirullah" Kirana yang kaget hanya mampu memandang nanar kepergian sang suami.

Kirana memasuki rumah tersebut, dan ternyata sudah ada mobil sang mertua didalam. Ternyata mereka sampai lebih dulu.

"Assalamualaikum" salam Kirana sambil memencet bel dan  menunggu orang di dalam membukakan pintu.

Tak lama pintu dibuka, ternyata adalah pembantu dirumah itu.

"Waalaikumsalam Non, silakan masuk tuan dan nyonya ada diruang keluarga" Bibi mempersilakan Kirana masuk.

Kirana pun memasuki rumah, dan menuju ruang keluarga.

"Asslamualaikum Ma, Pa."

"Waalaikumsalam" jawab keduanya.

Kirana menyalami kedua mertuanya, dan duduk disofa single dengan Naura yang masih nyaman tertidur.

"Loh Kirana, Davidnya kemana kok kamu masuk sendiri?" tanya Bu Lidya bingung.

"Apa masih digarasi?" tanya Pak Bram juga yang sama bingungnya.

"Ehm, Mas Davidnya..." Kirana bingung untuk menjawabnya.

"Jawab sayang, dimana David kok nggak ikut masuk?" tanya Bu Lidya sekali lagi.

"Mas Davidnya pergi ke kantor Ma Pa" jawab Kirana terbata-bata.

"Apa?!?" kaget keduanya.

"Bener-bener ya tuh anak, baru juga nikah kemarin udah berangkat kerja aja. Padahal tuh perusahaan punyanya sendiri kenapa harus berangkat secepat ini segala" emosi Bu Lidya.

"Ehm mungkin di kantor memang lagi butuh Mas David, makanya Mas David berangkat" bela Kirana.

"Alah ini pasti cuman akal-akalannya dia aja, awas aja kalo nanti pulang habis Mama marahin pasti."

"Udah Ma mungkin memang Mas David lagi sibuk, jangan di marahin ya Ma Mas Davidnya" pinta Kirana.

"Udahlah Kirana jangan belain anak nggak tau diri itu."

"Iya Kirana, biar nanti Papa yang ngomong sama dia" kata Pak Bram yang juga emosi dengan kelakuan anaknya.

Kirana hanya diam tak tahu harus seperti apa, dalam hatinya juga membenakan ucapan sang mertua tapi ia juga punya keyakinan bahwa suaminya mungkin memang sedang sibuk di kantor.

"Lebih baik sekarang kamu tidurin Naura dan kamu juga istirahat, kamu pasti capek" kata Bu Lidya.

"Iya Ma" Kirana menuruti perkataan dari Mama mertuanya itu dan menggendong Naura kedalam kamarnya.

"Kita harus beri pelajaran sama David Pa, dia udah keterlaluan" ujar Bu Lidya.

"Iya Ma" jawab Pak Bram.

---------------------------------

Yeay update lagi, gimana sama part ini?

Kira-kira David mau diapain ya?

Terima kasih buat yang selalu nunggu cerita ini.
Ditunggu vote dan komennya...

Bukan Istri PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang