22

18.2K 885 94
                                    

Setibanya di kantor, David hanya duduk termenung di ruangannya. Pergi ke kantor hanyalah akal-akalan David saja agar ia tidak berlama-lama dengan Kirana, ia masih tidak menyangka dengan keputusannya menikahi wanita itu.

David memandangi foto mendiang istrinya yang selalu berada di meja kerjanya, ia merasa telah mengkhianati wanita yang telah melahirkan anaknya.

Diambilnya foto itu, diusapnya wajah yang ada di foto itu dengan penuh kasih sayang. "Sayang aku kangen kamu" ujarnya.

"Kemarin aku telah menikahi wanita itu dan sekarang ia berada dirumah bersama anak kita. Semoga kamu tidak marah kepadaku karena ini semua demi anak kita yang masih membutuhkan kasih sayang seorang Ibu."

Ditengah lamunannya ponsel milik David berdering, ia pun mengangkat panggilan telepon tersebut.

Belum sempat David mengucap salam, orang dari seberang sana lebih dulu mengeluarkan suaranya.

"Pulang kamu David" ujar seseorang disana yang ternyata adalah Papanya.

"Halo Pa, ada apa?" tanya David bingung.

"Nggak usah banyak tanya, pulang sekarang juga" dengan suara tegasnya Pak Bram menjawab.

Kemudian telepon pun ditutup sepihak oleh Pak Bram.

"Ada apa ini sebenarnya?" tanya David pada dirinya sendiri.

David pun memutuskan untuk pulang sebelum ada panggilan lain dari Papanya.

Tak lama kemudian David tiba dikediamannya.

"Assalamualaikum Ma, Pa" salam David saat menjumpai kedua orang tuanya berada di ruang keluarga.

"Waalaikumsalam" jawab keduanya. Kemudian David duduk di sofa depan kedua orang tuanya.

"Ada hal apa Papa nyuruh David pulang?" tanya David to the point.

"Kamu nggak tau apa kesalahan kamu sampe kamu harus bertanya pada Papa?" kata Pak Bram.

"Emang ada apa Pa, David bener-bener nggak tau."

Merasa tak ada jawaban dari Papanya, David kini beralih kepada Mamanya.

"Ada apa ini Ma, tolong tanyakan pada Papa?" Hening tak ada yang menjawab.

"Ayolah Ma, Pa kalian jangan diem aja David bener-bener nggak tau apa kesalahan David" ujar David frustasi karena sedari tadi hanya ditatap dengan tatapan intimudasi dari kedua orang tuanya.

"Jadi kamu bener-bener nggak tau apa kesalahanmu?" tanya Pak Bram sekali lagi yang di angguki oleh David. "Biar Papa kasih tau apa kesalahanmu" lanjut Pak Bram.

"Kamu adalah laki-laki yang tidak bertanggung jawab" kata Pak Bram yang membuat David bingung.

"Tidak bertanggung jawab? apa sih maksud Papa?"

"Ckck, laki-laki macam apa yang meninggalkan istri yang baru dinikahinya sehari untuk ke kantor, bahkan ia menurunkan istrinya di depan pagar bukannya mengantarnya masuk sampai ke dalam" kata Pak Bram.

"Oh jadi soal itu, kenapa harus dibesar-besarin sih Pa? ini cuman masalah kecil" ujar David santai.

"Masalah kecil kamu bilang?!? dimana pikiran kamu David sampai-sampai kamu hanya mengatakan ini masalah kecil?"

"Ya ini kan emang masalah kecil, kenapa Papa sampe segitu marahnya? lagian dia juga nggak kenapa-napa aku tinggal tadi. Dan ya, masih untung aku nurunin dia di depan pagar bukan di tengah jalan."

"Jaga omongan kamu David, Kirana emang diam aja kamu tinggal tapi kamu pikirin perasaanya Vid. Dulu aja waktu kamu nikahin Jasmin kamu sampe cuti satu minggu untuk nemenin dia" kata Bu Lidya.

Bukan Istri PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang