chapter 6

66 5 4
                                    

Attala pov

Sudah 2 bulan attala tidak bertemu gilsha, semenjak insiden yang terjadi di bali, ia tak tau pacarnya sudah meninggal atau sudah di operasi tapi mungkin ayahnya tidak memberi tau attala. Attala sudah mencoba mendatangi kediaman rumah gilsha tapi nihil tidak ada orang di rumah itu, attala kangen pada gilsha.

Hari ini ia akan masuk kuliah pertamanya tanpa gilsha, attala pun sebenarnya ingin menangis dengan keadaannya saat ini tapi tidak mungkin.

" kak makan dulu " ujar adiknya yang membawakan makanan untuk kakaknya, attala belum mau makan hingga ia menemukan gilsha.

Attala hanya menggelengkan kepalanya. Attala pun tak bergairah untuk pergi kuliah.

" kak makan dulu baru nanti kita sama - sama cari kak gilsha, please kak jangan sakitin diri lo sendiri " ucapnya yang langsung memeluk attala.

Attala pun melepas pelukannya ia sedang tidak mood, moodnya ancur ketika ia di usir oleh ayahnya gilsha, ia menyalahkan dirinya sendiri.

Rinata keluar dari kamar attala. Tiba - tiba suara klakson mobil mengkagetkan rinata. Papanya yang dari luar negeri pulang dan melihat attala yang terdiam bagaikan patung yang rusak.

" attala papa mengerti apa yang kamu rasakan tapi jangan seperti ini ya please papa mohon kalau kamu mau pinta untuk menghilangkan fikiran kamu papa akan izinkan kamu " ucap papanya panjang lebar dan melihat anaknya yang strees.

Attala mengangkat sudut bibirnya,

" tau apa papa tentang aku " bentak attala.

" attala papa belain pulang kesini demi kamu, papa dapat kabar dari mama kalau kamu sakit dan hampir gila " kesal papa.

" papa ngerti perasaanku, yakin pah yang aku tau selama ini papa hanya mengurusi perusahaan papa, tanpa tau kabar aku, rin dan mama "

Plakk

Attala merasa pipi kanannya panas dan sakit, dan disitu pun ada mama dan rinata. Mama dan rinata mencoba untuk tenangkan hati papa.

" tampar pa kalau emang itu yang membuat papa puas, papa gak pernah taukan kalau mama suka menangis karena mama kangen sama papa, apa papa tidak kasihan dengannya dan sedangkan kalau papa pulang itu pun hanya megurus perusahaan papa yang ada disini dan hanya sebentar apa papa tau rinata kangen pada papanya yang dulu selalu ada untuknya mendengarkan ceritanya "

Papanya pun menoleh pada istri dan anak bungsunya. Kata - kata attala sungguh membuat dia sadar betapa jahatnya ia pada keluarga sendiri.

" maafkan papa yang sudah jahat pada kalian, papa terlalu di sibukan dengan perusahaan papa dan papa minta maaf sama kalian semua " ucap papanya yang memeluk attala, rin dan juga mamanya.

~~~~

Attala dan papanya pun sekarang sedang mencari gilsha. Attala terbalalak melihat winda sedang berjalan menuju mobil mewah. Dengan cepat attala berjalan menghampirinya.

" win " panggil attala.

Winda menoleh.

" gilsha dimana " tanya attala.

" lo siapa, kenal gue dan gilsha "

Attala pun menepok jidatnya sendiri ia lupa winda tidak mengenali attala kalau ia tak cupu, akhirnya attala menceritakan semuanya lalu ia menanyakan keadan gilsha.

" lo tau gilsha gak please kasih tau gue " pinta attala.

" a.. gue gak boleh kasih tau lo nanti yang ada gilsha makin drop gue... takut.. di marahin sama...... " ucapan winda menggantung, dan buat attala semakin penasaran.

" please gue mau ketemu dia "

" gak bisa, sekarang dia lagi kondisi penyembuhan dan gue takut kalau lo bikin dia drop " jelasnya dan beranjak pergi.

" please win gue mohon " pinta attala sekali lagi.

" ikut gue kita gak pantes bicara disini " ujarnya menarik tangan attala pergi.

Attala pergi, ia mengirim message pada papanya agar
pulang. Attala pun di bawa menuju cafe.

Sampai disana pun banyak siswi centil menggoda attala. Winda memutar bola matanya malas, melihat siswi - siswi itu.

" jadi gini ta, dia itu habis operasi dan kata dokter ia belum bisa di ganggu dengan siapa pun termaksud lo sama gue, dan gue tau lo pasti kangen banget sama dia karena 3 bulan lo gak ketemu sama dia, dan gue tau dari adik lo, lo hampir gilakan nah gue juga tapi ayahnya gilsha bilang rahasiakan ini dari semuanya termaksud lo " jelas winda.

" tapi win gue kangen banget sama dia setidaknya gue ketemu dia sekalinya kalau memang dia gak kenal gue lagi " pinta attala lagi.

" kalau itu mau lo, gue coba deh nanti gue hubungi lo lagi " ujar winda.

Winda memanggil waiters. Lalu waiters itu menghampiri winda dan attala yang sedang duduk di bangku pojok kanan.

" gimana kabar galih baik - baik aja kan tuh anak, terus udah punya pengganti gue kan "

Attala tertawa kecil hingga tak terdengar oleh winda, mereka itu sama - sama sayang dan cinta tapi gengsi.

" dia baik, kalau pengganti lo sih kayaknya belum ada " jawab attala.

" yang bener lo " winda meyakinkan ucapan attala.

" yakin deh gue, gak ada yang lain yang bisa buat dia tertawa dan cemburu selain lo " ucapnya meyakinkan winda.

" lebay lo, dia itu suka tertawa tanpa harus ada gue atau gak ada gue, dia itu anaknya kan lebay super duper lebay " ucap winda.

" tapi suka kan "

Ucapan attala pun sukses membuat pipinya merah dan malu. Attala pun tertawa, ia baru melihat pipi winda merah

Attala pun keluar dari cafe itu attala memilih naik taksi dari pada naik mobil winda. Attala membulatkan matanya ia melihat adiknya bersama laki - laki.

" ekhm.. " deham attala melihat adiknya di peluk oleh lelaki yang masih berseragam SMA.

" kak attala "

Cowok itu pun melihat attala, attala pun mengubah penampilan menjadi cupu. Peralatan itu ia bawa kemana saja.

" kakak kamu cupu " ujarnya yang melihat attala.

" seben-- " terpotong karena attala yang menyuruhnya diam.

" ya memang kenapa, ada masalah " ujar attala dan lelaki itu pun langsung lari.

Attala menyuruh adiknya pulang bukan pacaran kayak tadi.

Hai readers..

Kakaknya jahat ya padahal dia juga pacaran saat masih duduk di bangku SMA.

Jangan lupa vomment dan like ya, satu vote kalian sangat berarti bagi author..

Happy reading...

AttalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang