chapter 11

29 6 3
                                    

Attala di beri tahu jika gilsha kritis dan attala dengan cepat menjalankan mobilnya menuju rumah sakit. Bandung dan jakarta jarak tempuh 2 jam dan itu membuat attala tambah frustasi.

Ponsel attala berdering keras.

" k..a.. aku minta maaf ya jika aku telat bawa kak gilsha ke rumah sakit "

" maksud kamu apa " tanya attala.

" kak gilsha... * suara tangisan *

Lalu handphonenya di rebut oleh mamanya.

" kamu nyetir yang benar dulu ya nak kita tunggu kamu sampai sini "

2 jam lebih attala sampai di rumah sakit dan melihat semuanya menangis dan attala pun menghampiri mamanya.

" ada apa ma " tanya attala panik.

" kamu yang sabar ya sayang mungkin ini yang terbaik untuk gilsha " dewi memeluk attala anak sulungnya.

" kak gilsha meninggal "

Ucapan rinata membuat attala sontak kaget dan tak percaya. Pupus sudah harapan attala mau membina rumah tangga dengannya.

Attala pun teriak dan ia mencoba masuk melihat keadaan gilsha yang tertutup kain putih.

" sha bangun sha kita mau menikahkan sha kamu gak boleh tinggalin aku, nanti aku sama siapa sha kalau kamu gak ada, sha aku mohonn kamu bangunnn " ucapnya teriak di telinga gilsha.

Galih pun menghampiri sahabatnya yang rapuh ini.

" tha lo harus ikhlas, ini udah kehendaknya mungkin lo sama gilsha belum jodoh dan doain gilsha supaya dia tenang dialam sana "

" gak lih, dia udah janji sama gue akan berjuang demi gue, dia itu cuma pingsan lih, bangun sha gue perintahin lo bangun jangan lemah lo pasti bisa sha, jangan tinggalin gue sendiri sha " ucapnya suaranya mulai habis.

" kak udah " teriak rinata dan menghapus air bening yang mengalir deras di pipinya.

" kakak harus terima dan ikhlas kan kak gilsha " rinata memberi tahu kakaknya.

Mata attala pun merah dan mengeluarkan air mata yang terus mengalir. Pupus harapanya bisa bersama gilsha di masa depannya.

Lalu attala pergi dari rumah sakit itu ia ingin mencoba menenangkan dirinya. Mobil attala melaju sangat kencang dan attala pun tak tau tujuannya.

Mobil attala menabrak tiang dan terbakar, banyak warga yang bilang kalau pengemudinya juga hangus. Tapi tidak attala di selamatkan oleh seorang kakek dan dibawa ke rumahnya.

" rin coba kamu telfon kakak kamu kok mama perasaan mama gak enak ya " pinta dewi pada rinata.

" iya mah " jawab rinata.

Rinata pun mencoba menelfon attala tetapi ponsel attala sudah hangus terbakar oleh api.

Tak ada jawaban dari ponsel rinata. Dewi pun cemas dan takut jika anak sulungnya kenapa - napa.

2 hari attala bangun dari pingsannya. Attala masih mengingat persis kepergian gilsha.

Attala pun bangun dari tempat tidur kayu itu dan keluar dari rumah tua ini, sampai di depan rumah ia bertemu dengan seorang pria paruh baya. Attala pun berterima kasih.

" terima kasih sudah merawatku disini " ucap attala berterima kasih kepada kakek itu.

" sama - sama, mungkin kamu akan membutuhkan ini " ujar kakek itu memberikan 2 gelang tangan berwarna hitam.

" terima kasih saya pulang dulu, ini dimana ya " tanya attala.

" ini masih di jakarta tapi  daerah cikunir " jawabnya.

Attala pun pergi dari rumah kakek itu, menuju rumahnya. Sampai di rumah attala melihat mamanya.

" ya ampun kamu habis dari mana aja tha, mama sampai cemas dan hampir menelfon polisi terus ponsel kamu kemana di hubungi gak aktif "celoteh dewi melihat anaknya pulang dengan baju kucel dan wajahnya murung dan celemotan.

" aku kecelakaan, mobilku nabrak tiang listrik dan tebakar tapi aku selamat, aku di selamatin oleh kakek - kakek tua, handphone attala hangus terbakar " jelas attala detail.

" ya ampun nak pantas 2 hari kamu gak pulang mama kira, mama akan kehilangan kamu selamanya " ucapnya dan langsung memeluk attala.

~~~~

Attala memang sedang berduka tetapi ia tidak ingin larut terlalu dalam dan ia sudah mengikhlas kan kepergian gilsha.

Ponsel attala mulai berdering.

" assalamualaikum, bro ini gue galih lo sekarang dimana gue ada berita bahagia buat lo "

" walaaikumsalam, yaudah dateng aja nanti gue send lokasinya, gue tunggu kabar bahagianya " ucap attala.

" oke gue sama winda otw "

Attala pun menutup telfonnya.

Hai readers..

Kok author jadi nangis sendiri bacanya...

Author sedih deh karena pernah kehilangan seseorang yang berarti bagi author, kok jadi curcol haha..

Maafin author ya maaf teringat masa lalu.

Jangan lupa vomment dan like ya, satu vote kalian sangat berarti bagi author..

Happy reading.

AttalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang