chapter 7

40 5 6
                                    

Attala sedang berada di kampus ia mulai melanjutkan hidupnya walaupun tanpa gilsha. Attala sedang makan di kantin kampus dengan galih yang juga kuliah disini. Attala pun memberi tau kemarin ia bertemu winda yang memberi tau keadaan gilsha.

" galih lo gak mau balikan sama winda, gue liat dia kemarin cari'in lo "

" aelah ngapain gue balik lagi sama cewek yang udah selingkuhin gue " ujarnya tak perduli dan melahap siomay di piring attala.

" anjirrr lo, kalau marah ya marah jangan makan punya gue dong "

" punya lo, aduh gue gak berani makan punya lo, gue mah suka makan punya bu lina" bu lina adalah dosen kita yang pakaiannya terlewat seksi.

Attala langsung menyentil dahi galih, ia gagal faham.

" bego maksud gue lo makan siomay gue ekhh... " ucap attala yang kesal sendiri.

" aelah lo kan anak orang tajir jadi cuma siomay yang gue makan tinggal beli lagi " ujarnya santai.

" lo juga anak orang tajir kenapa lo ngambil siomay punya gue bukannya beli "

" no to the no karena gue harus irit nanti bokap gue marah " cibirnya dengan gaya lebay.

Attala pergi dan meninggalkan galih yang masih ngoceh dari tadi. Winda mengirim pesan pada attala.

0857563×××××

Tha ini gue winda, gue bisa atur lo ketemu sama gilsha.

Ponsel attala pun bergetar tanda mesagge masuk. Lalu attala membuka dan membacanya. Attala membalas pesan dari winda.

0895487×××××

Oke sip nanti lo hubungin gue lagi ya kalau udah siap.✌

Winda tertawa melihat emmot yang ada di ponselnya kini.

Attala pun pulang menuju rumahnya yang kini attala sedang menyalakan mesin mobilnya. Attala bukan sombong ia tak lupa dengan sepeda ontel milik pak ujang, sepeda itu sudah menjadi saksi mata percintaan attala dan gilsha, walaupun awalnya ia menjadi cupu.

" assalamualaikum "

" walaikumsalam " jawab mama.

" ma aku capek mau naik ke kamar ya "

" nanti dulu, mama punya
sesuatu untuk kamu " mamanya pun mengasihnya sebuah buku.

Attala menyirit dahinya dan mengangkat bahunya.

" itu baca dulu " pinta mama.

Attala pun mengangukan palanya. Setelah masuk kamar ia menaruh tas dan sepatunya di rak, attala pun menjatukan badannya di ranjang.

Attala membaca tulisan di depan buku itu, ' sabar ' attala pun tersenyum, mamanya memang paling mengerti keadaannya.

Attala pun membuka plastik yang ada di buku ini, lalu membukanya. Attala terbelalak kaget ternyata ini adalah buku mamanya, mama attala adalah seorang penulis.

~~~~

Winda pov

Hari ini aku bertemu attala, ia ingin bertemu dengan gilsha yang ku tau ia hampir gila karena'nya. Aku pun sudah stay di cafe kemarin. Lalu aku melihat attala menghampiriku.

" mana gilsha " tanya attala.

" tenang, dia lagi ke toilet "

Jawabku dan menyuruhnya duduk agar tenang menghadapi gilsha. Gilsha pun datang dengan membawa kentang goreng.

" lama banget " tanyaku.

" ia aku beli kentang dulu "

Lalu attala memeluk gilsha dengan erat, aku tau attala sangat rindu dengan gilsha.

" kamu siapa dan peluk aku "

Memang gilsha sembuh tapi sebagian memorinya terhapus terutama tentang attala. Rasanya aku mau menangis melihat attala menjadi di asingkan oleh gilsha.

" aku in-- " ku potong cepat omongan attala.

" ini sahabat kamu juga dia namanya attala " lanjutku.

" oh dia attala " ucapnya.

Gilsha memegang kepalanya karena mendengar nama attala dan meringkuh kesakitan. Aku menatap attala yg mengendong gilsha dengan cepat masuk mobilnya.

" sorry aku bikin kamu sakit lagi, memang harusnya kamu gak ketemu sama aku " ujar attala menyalahkan dirinya sendiri.

" tha lo gak salah yang salah itu gue ngajak dia keluar "

" tapi dia kumat mendengar nama gue win, dan lo ngajaknya keluar emang mau ketemu sama gue juga kan " ucapnya yang terus mencium keningnya gilsha.

Ketika sampai di rumah sakit attala masih mengendong gilsha sampai di ruangan dokter.

" dok tolongin pacar saya " pintanya.

" baik - baik sementara kalian di luar dulu " ucap dokter itu dan aku pun menarik attala keluar.

Lalu dokter itu keluar dari dari ruangannya dan memanggil kita masuk kedalam. Aku dan attala pun saling lempar pandangan.

" jadi pacar kamu memang sudah terangkat semua virus - virus kanker yang menyebar tapi ia masih dalam tahap penyembuhan jika dia tak ingat kamu jangan paksa kan ia butuh istirahat " ucap sang dokter.

" ia dok saya tidak akan menganggunya lagi saya hanya ingin bertemunya sekali "

Attala pun menatap winda, dan attala pergi tapi winda mengikuti attala dan memanggil attala.

" tha, maafin gue karena gue belum bisa buat dia jadi inget lo tha " pintaku bersalah padanya.

" bukan salah lo win, lo udah berusaha buat gue ketemu dengannya walaupun sekali dalam seumur hidup gue thanks ya " ucap attala yang berlalu pergi.

Lalu aku berbalik menuju ruangan dokter tadi dan membawa gilsha pulang ke rumahnya.

Hai readers..

Kok author jadi nangis sendiri bacanya...

Jangan lupa vomment dan like ya, satu vote kalian sangat berarti bagi author..

Happy reading.

AttalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang