Sudah hampir seminggu blenda mendiamkan bryna. Bahkan saat pergi sekolah blenda memilih nando mengantarnya. Seperti hari ini. Bahkan dimeja makan saat sarapan keduanya hanya saling mendiamkan. Zero melihat perubahan keduanya itu. Saat bagas dan zevanna sudah tidak ada meja makan. Zero menatap keduanya. "Kalian kenapa?"
Blenda mengacuhkan pertanyaan zero dan memilih bangun dari tempatnya. "Aku berangkat ya bang" lalu mendekat kearah zero dan memeluk cowok itu.
Zero hanya menggeleng melihat tingkah blenda yang sudah pergi keluar untuk berangkat sekolah. Lalu ia menatap bryna yang berada dihadapannya. "Lo lagi berantem sama blenda?".
Bryna hanya mengangguk pelan. "Iya,gue berantem sama dia". Zero mengangguk lalu bangkit "yaudah yuk berangkat".
Bryna mengangguk dan berjalan keluar bersama zero.
Bryna melihat blenda yang tengah berjalan bersama temen temen gengnya itu dari gerbang sekolah. Lalu tiba tiba angkasa menghampirinya dan merangkul bryna sambil mereka berjalan ke kelas. "Kenapa lo? Muka suntuk banget,ada masalah?" tanya angkasa.
Bryna tidak merasa risih jika angkasa merangkulnya karna sudah biasa. "Gue berantem sama blenda". Angkasa ber oh ria mendengar jawaban bryna. "Yaudah ntar juga kalian baikan lagi kan?".
Bryna diam entah ia akan berbaikan atau engga dengan blenda. "Iya palingan ntar juga baikan ko" jawab bryna sekenanya.
Sesampainya mereka dikelas. Bryna sudah terbiasa karna blenda memilih pindah duduknya. Ia hanya pasrah dan bryna duduk ditempatnya.
Sudah seminggu ini juga ia duduk bersama angkasa. "Sering sering aja berantem ama blenda biar gue bisa duduk sama lo". Bryna mencubit lengan cowok itu. "Ishhh sembarangan aja kalo ngomong".
Angkasa meringis kesakitan. "Awww!!! Sakit bry". Bryna hanya menggelengkan kepalanya dan mulai fokus kepapan tulis karna guru sudah masuk kedalam kelas.
Bel istirahat sudah berbunyi. Biasanya ia akan kekantin bersama blenda. Tapi kali ini tidak,justru ia kekantin bersama angkasa. Cowok itu sibuk ngoceh ini dan itu sepanjang jalan mereka ke kantin. "Bawel banget si lo" ucap bryna
Angkasa menjitak kepala perempuan itu. "Ya abis lo suntuk banget,biasanya juga lo yang bawel". Mereka memilih duduk dipojokkan. "Lo yang pesenin ya sa,gue males desek desekkan".
Angkasa memutar bola matanya malas. "Yaudah,lo pesen apaan?"
Bryna membenarkan cepolan rambutnya itu. "Gue bakso ama es teh ya". Angkasa mengangguk mengerti dan berjalan memesan makanan.
Sambil menunggu angkasa membawakan makanan. Bryna memperhatikan orang yang berlalu lalang. Beberapa ada yang menyapa bryna dan bryna hanya membalas tersenyum. Beberapa juga ada yang menanyai keberadaan blenda. Dan bryna hanya menjawab gak tau atau gak liat.
Memang blenda sangat populer disekolah ini. Orang orang lebih mengenal lebih mengenal blenda dibanding bryna. Karna bryna malas berhubungan dengan orang orang.
Lalu bryna melihat blenda yang sedang lewat bersama teman temannya. Bahkan blenda pura pura tidak melihat keberadaan bryna dan memilih tertawa bersama teman temannya sembari melewati meja bryna dan duduk dimeja gak jauh dari bryna.
Angkasa datang dengan dua mangkok bakso dan minuman yang dibawa adik kelas dibelakangnya. Tentu saja cewek. Pasti klepek klepek melihat kegantengan angkasa makanya mau maunya disuruh angkasa.
Angkasa meletakkan dua mangkok bakso diikuti dua es teh. Angkasa mengeluarkan senyum manis ke cewek itu. "Makasih ya dek,udah bantuin". Lalu cewek itu tersenyum malu. "Hehehe iya ka,hmmm aku pergi dulu ya" lalu berlari meninggalkan angkasa dan bryna.
Bryna hanya menggeleng melihat angkasa yang suka tebar pesona itu. "Lo suka banget ya tebar pesona sama adek kelas" kata bryna sambil mengaduk baksonya.
Angkasa hanya tersenyum dan menikmati makanannya itu. "Iya lah,secara gitu kan,gue ganteng pasti banyak yang mau sama gue".
Bryna memutar bola matanya malas mendengar ucapan angkasa yang sangat kepedean itu. "Jangan kepedean jadi orang"
Angkasa menyedot minumannya. "Kenyataan ko gue ganteng"
Bryna hanya diam tak acuh mendengar celoteh kepedeannya angkasa. Justru bryna memilih menikmati baksonya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect
Ficção Adolescenteini lah kisah antara bryna dan angkasa bryna takut membuka hati untuk laki laki. hingga ia dan angkasa terjebak persahabatan. angkasa mencintai bryna bryna mencintai angkasa