Perfect

5

Bryna memasuki kamar blenda. Ia ingin minta maaf duluan,ia tau bagaimana karakter blenda yang gengsi untuk meminta maaf. Terlebih ini juga salahnya.

Tapi blenda tidak ada dikamarnya. Ia hanya melihat pigura foto blenda dan nando. Bryna tersenyum melihat bagaimana mesranya antara blenda dan nando.

Lalu bryna memilih tiduran dikasur blenda. Dan menunggu kembarannya pulang. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul lima sore tapi cewek itu belom sampai kerumahnya.

Bryna kembali tersenyum karna melihat foto kebersamaan mereka dipantai. Saat liburan ke kampung halaman zevanna di belanda. Foto itu menggantung dinding. Pose bryna dengan rambut cepolnya tak pernah hilang.

Pintu terbuka dan sosok blenda masuk. Ia menatap sinis bryna yang tiduran ditempat tidurnya itu. "Blend,gue mau minta maaf"

Blenda diam sebentar lalu berjalan ke tempat tidurnya. Ia naik keatasnya dan memeluk bryna. Ia sebenarnya ingin minta maaf tapi entah kenapa blenda sangat berat melakukannya.

"Gue juga minta maaf ya bry". Ucapnya sambil menangis. Blenda memang sangat sensitiv orangnya. Ia sangat gampang sekali menangis. Bryna membalas pelukan blenda. "Ishhh jangan nangis apa,lebay deh"

Blenda masih betah memeluk bryna. "Gue kan emang cengeng". Bryna mengeratkan pelukan mereka. "Udah gih sana mandi bau lo".

Blenda melepas pelukan mereka. "Lo mah ngeledekin gue aja!!!". Bryna tertawa karna suasana mereka kembali lagi. "Ke timezone yuk" ajak bryna karna hari ini adalah malam minggu.

Blenda tersenyum "yuk,tapi gue ajak ka nando ya,lo ajak angkasa" saran blenda. Bryna hanya mendengus mengiyakan saran blenda. Karna blenda pemaksa. Apapun maunya harus di iyakan. "Iya iya,lo yang bilang ke angkasa ya" perintah bryna.

Blenda mengangguk semangat "oke,gue mandi dulu ya" lalu beranjak dari tempatnya

                                     *****

Kini mereka sudah ditimezone. Mereka bersenang senang. Blenda dan nando sangat mesra mereka kemana mana slalu berpegangan tangan. Beda dengan bryna dan angkasa. Karna memang bukan sepasang kekasih.

Angkasa melihat kearah blenda dan nando yang sibuk bermain game bersama. "Bry,kaya mereka yuk,biar kaya pacaran gitu". Bryna mendelik tajam kearah angkasa. "Gak!! Ogah kalo sama lo".

Angkasa menyenggol bahu bryna iseng menggoda cewek itu. "Ayo lah bry,kita garing banget kaya gini". Bryna menggeleng keras dan mendorong angkasa agar menjauh darinya "ogah,sekali gak mau ya gak mau angkasa!!!".

Angkasa kembali mendekat ke bryna. "Awas nanti nyesel loh, bry". Bryna memajukan bibirnya sebal karna angkasa terus menggodanya. "Gak usah modus ke gue,gak bakal mempan".

Angkasa merangkul bryna. "Kalo sama lo mah gak modus,tapi serius". Bryna melepas paksa rangkulan angkasa "jangan macem macem lo sama gue!!!". Angkasa  gak takut sama skali ancaman bryna dan kembali merangkul bryna. "Tau deh yang sabuk hitam anak taekwondo,jangan salah gue juga sabuk hitam loh".

Bryna hanya pasrah dirangkul angkasa seperti ini. "Alah,palingan kalah kalo duel sama gue" tantang bryna.

Angkasa mendekatkan bibirnya kekuping bryna. Entah kenapa tiba tiba tubuh bryna diam membeku. Jantungnya seperti ingin keluar dari tubuhnya berada sedekat ini dengan angkasa. "Gue gak sepengecut itu duel sama cewek" lalu kembali menjauhkan wajahnya.

Bryna merasakan kaki nya lemas karna merasakan deru napas angkasa dikupingnya. Ia merasakan jantungnya seperti ingin loncat. Tetapi angkasa semakin mengeratkan rangkulan mereka.

Bryna takut angkasa akan mendengar detakan jantungnya. Bryna jadi salah tingkah gini. Tetapi angkasa malah bersikap biasa aja. "Pulang yuk" ajak bryna.

Bisa bisa dia pingsan kalo gini terus berada di dekat angkasa.