ini lah kisah antara bryna dan angkasa
bryna takut membuka hati untuk laki laki.
hingga ia dan angkasa terjebak persahabatan.
angkasa mencintai bryna
bryna mencintai angkasa
Bryna tersenyum melihat fotonya bersama angkasa. Dengan posisi bryna tengah menarik tangan cowok itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Entah kenapa dia belom siap menerima hubungan baru lagi. Karna jendra begitu dalam memberinya luka. Memang gak semua cowok kaya jendra. Tapi,ia belom bisa mempercayai cowok.
Bryna meletakkan kembali pigura fotonya bersama angkasa.
Blenda masuk dan berjalan menghampiri bryna. Ia duduk dan menatap bryna yang berada disampingnya itu. "Gue tau lo belom siap,tapi seenggaknya kasih kesempatan buat cowok yang mau masuk kehidup lo,jangan terpaku sama masa lalu".
Bryna menunduk dan menyenderkan kepalanya dibahu blenda. "Gue tau,gak seharusnya gue terpaku sama masa lalu,tapi bayang bayang masa lalu masih terbayang jelas dipikiran gue".
Blenda mengusap bahu bryna lembut berusaha menenangkan kembarannya. "I know,pasti sulit buat lo,tapi jangan terpuruk terus,hidup lo masih panjang"
Bryna kembali menangis. Hatinya slalu lemah jika berbicara tentang masa lalu nya itu. "Terlalu sulit sampe saat ini gue masih menutup hati gue buat orang lain".
Blenda masih dengan sabar mengusap bahu bryna. "Kenapa gak coba mulai dari angkasa? Lo suka kan sama angkasa?".
Bryna menggeleng pelan. "Gak bisa,angkasa itu sahabat gue".
Blenda menghembuskan napasnya. "Apa yang salah? Kalo kalian sama sama suka kenapa gak dijalanin aja?"
Bryna menegakkan kepalanya. "Dia sahabat gue blend,sampe kapan pun dia tetep sahabat gue gak lebih".
Blenda udah sebel kalo bryna tetep membohongi perasaannya sendiri. "Bry,udah dong jangan boongin perasaan lo terus,gue tau lo ada perasaan kan sama angkasa? Gak usah sok sok gak suka karna trauma lo yang gak jelas".
Bryna menunduk karna blenda dapat dengan jelas membaca pikirannya. "Blend,lo gak tau apa apa".
Blenda mulai tersulut emosi. "Gue tau bry,cuman lo nya aja yang gak mau lepas dari masa lalu,mau aja dibudakin sama masa lalu".
Bryna menatap blenda yang duduk disampingnya,bisa bisanya blenda berbicara seperti itu padanya. Blenda tidak mengerti perasaannya. Tidak tahu pahitnya pengkhianatan. "Lo gak tau apa apa,mending diem aja deh!"
Blenda tersenyum menantang ke bryna. Ia sudah jengah dengan kelakuan bryna yang masih terpaku sama masa lalu. "Gue tau,makanya gue gak mau lo slalu terpaku sama masa lalu kelam lo,jangan mau nyiksa diri sendiri karna masa lalu,lo punya masa depan bry,jangan ngurusin masa lalu,masa lalu itu buat pelajaran"
Bryna terdiam mendengar ucapan blenda. Semua perkataan menohoknya. "Mending lo keluar aja deh dari kamar gue"
Blenda bangkit "gue gak ngerti lagi ya sama lo,mau aja dibudakin sama masa lalu, jangan hanya karna masa lalu,hidup lo disitu situ aja,dasar drama lo!"
Lalu pergi dengan membanting pintu.
Bryna kembali menangis. Ucapan blenda berhasil menusuk nusuk hatinya. Sungguh,bryna ingin keluar dari masa lalu kelamnya itu,tapi entah kenapa terlalu sulit baginya.
"Jendra brengsek!!!" teriak bryna.
Ia frustasi dengan dirinya sendiri.
Benar.
Ia menyukai angkasa.
Tapi ia belom siap menerima sakitnya cinta.
Ia belom ingin merasakan pahitnya cinta.
Karna luka yang diberi jendra belom kering dan masih basah
Ia membenci dirinya yang terlalu mendramatisir keadaannya hanya karna masa lalu.
Semua benar
Ucapan dan perkataan blenda.
Ia terlalu lemah untuk melompat kelembaran baru
Karna masih terjebak pada lembaran lamanya bersama jendra.