11

71 4 2
                                    

Bryna membereskan buku bukunya lalu memasukkannya kedalam tasnya. Sedangkan blenda sudah teriak teriak menyuruh bryna untuk sarapan karna mereka akan berangkat sekolah.

Setelah semuanya udah siap. Bryna turun dan duduk untuk sarapan bersama keluarganya. Namun ia tidak melihat keberadaan zero. "Mi,zero kemana?"tanya bryna.

Zevanna tengah mengoleskan selai dirotinya blenda. "Abang kamu,tadi jalan duluan katanya ada urusan sama lana,mami gak tau deh urusan apa" jawab zevanna.

Bryna mengunyah roti miliknya "terus,aku sekolah sama siapa?" tanya bryna lagi. Setelah menelan rotinya itu.

Bagas mengusap puncak kepala bryna lembut "kamu sama papi aja ya". Bryna mengangguk mengerti dan kembali melanjutkan makannya.

"Lo sama angkasa,tadi gue suruh angkasa jemput lo" tiba tiba blenda mengucapkan itu. Sontak membuat bagas dan zevanna saling melempar tatapan lucu. "Oh jadi sekarang udah punya pengawal baru nih?" tanya bagas. Yang disambut cemberut sama bryna.

"Ko lo gak bilang gue dulu si,blend?" tanya bryna sebal dengan kelakuan blenda yang semaunya.

Blenda tersenyum lalu berdiri dari tempatnya. "Udah ya,ka nando udah didepan,bentar lagi angkasa nyampe,dia line gue barusan" pamit blenda dan langsung ngibrit keluar takut bryna meneriakinya.

Zevanna mengucap pelan puncak kepala bryna "buka hati dong buat angkasa,mami percaya ko angkasa itu baik" ucap zevanna lembut.

Bryna tetap merengut karna masih sebal dengan blenda yang seenaknya. "Tapi bryna belom bisa buka hati buat cowok lain mi,bryna belom siap dan belom bisa percaya" jawab bryna.

Zevanna mengusap lembut tangan bryna. Bryna memang sangat keras kepala seperti dirinya dulu sebelum bertemu bagas. "Gak semua cowok kaya gitu bry,kasian angkasa udah nungguin kamu bertahun tahun,mami gak mau kamu nyesel nantinya,gak selamanya angkasa bisa nunggu kamu bry,pasti ada saatnya dia lelah nunggu kamu,dan kamu baru mencintainya" nasehat zevanna penuh kasih sayang kepada putrinya. Ia hanya tidak ingin bryna merasakan penyesalan.

Hati bryna agak tersenggol dengan ucapan zevanna. Mungkin yang dikatakan zevanna benar. Gak selamanya angkasa bisa menunggu dirinya. Mungkin ada saatnya angkasa berhenti menunggu dirinya. Gak seharusnya ia memaksa angkasa agar menunggunya.

Jujur,bryna juga mencintai angkasa. Tapi ia belom siap membuka dirinya untuk angkasa atau siapa pun. Jendra terlalu dalam melukai hatinya. Membuat bryna takut untuk membuka lembaran baru.

"Bryna tetep belom siap buat buka hati untuk angkasa" jawab bryna penuh penekanan.

Angkasa dapat mendengar percakapan antara bryna dengan zevanna. Hatinya sangat sakit mendengar pernyataan bryna yang masih belom siap membuka hati untuk dirinya.

"Halo,tante,om" sapa angkasa tiba tiba. Membuat ketiga orang itu baru menyadari keberadaan angkasa.

Zevanna dan bagas tersenyum ke arah angkasa. "Angkasa,gak mau sarapan dulu?" tanya zevanna. Angkasa menggeleng "engga tante,tadi udah sarapan disekolah,ayo bry berangkat" ajak angkasa.

Bryna mengangguk lalu bangkit dari tempatnya. "Bryna jalan ya pi,mi" lalu berjalan keluar bersama angkasa.




"Bry" panggil angkasa saat mereka sudah berdiri di samping motor angkasa. "Apa?" tanya bryna.

"Ada yang mau gue omongin sama lo" jawab angkasa. Lalu tangan meraih tangan bryna. Membuat bryna merasakan gugup dipegang seperti ini oleh angkasa.

"Gue cinta sama lo" ucap angkasa dengan tangan yang masih memegang tangan bryna.

Bryna diam terpaku dengan pernyataan angkasa yang secara tiba tiba. Hatinya belom siap. "Gue gak cinta sama lo,gue cuman anggep lo sahabat gue" ucap bryna berbohong dan langsung menarik tangannya dari genggaman angkasa.

"Sa,gue mohon sama lo,cari cewek yang lebih baik dari gue,gue belom bisa buka hati gue buat siapa pun,gue belom siap buat terluka lagi,gue cuman anggep lo sahabt tapi kayaknya hari ini lo udah rusak persahabatan kita ya" ucap bryna lagi.

Angkasa menatap lurus bryna yang ada dihadapannya. "Apa susah si jujur kalo lo juga cinta sama gue?" tanya angkasa. Ia tahu bryna berbohong akan perasaannya.

Bryna merasakan angkasa dapat menebak perasaannya. Angkasa tahu bahwa bryna membohongi perasaannya. "Jangan pernah lo sok tau tentang hati gue,mending sekarang lo jauhin gue,biar perasaan lo ke gue gak makin membesar" lalu bryna langsung meninggalkan angkasa

Setelah pembicaraan itu bryna memutuskan untuk naik ojek online daripada harus berangkat bareng angkasa. Bryna sangat ingin menangis karna telah membohongi perasaannya sendiri. Jujur ia senang angkasa menyatakan perasaan kepadanya.

Tapi bryna belom siap,ia masih betah dengan kesendirian tanpa adanya cinta. Ia masih nyaman dengan kesendiriannya. Ia masih ingin mempersiapkan dirinya.

Sedangkan angkasa hanya diam melihat bryna kini sudah naik ojek online. Ia tidak berusaha mengejar atau menahan bryna. Angkasa sudah lelah menahan gadis itu. Angkasa sudah tak ingin menunggu gadis itu.

Mungkin bryna memang tidak mencintainya. Angkasa mengenakan helmnya lalu melajukan motornya meninggalkan halaman rumah bryna.




****

Angkasa dan bryna tetap duduk bersama walaupun saling mendiamkan karna kejadian tadi pagi.

Bryna sangat ingin menangis saat itu juga. Karna ia tidak kuat. Namun ia tidak ingin menangis didepan angkasa.

Akhirnya bel istirahat yang ditunggu bryna berbunyi juga. Angkasa langsung keluar keluar dan begitu juga seluruh siswa. Meninggalkan bryna sendirian dikelas.

Bryna melipat tangannya dan menenggelamkan wajahnya disana. Ia menangis dalam diam. Namun seseoran mengusap pelan bahu bryna. Membuat bryna menegakkan wajahnya.

Ternyata blenda yang mengusap bahunya. Kembarannya itu slalu tau jika bryna tengah merasa down. "Kenapa lo nangis?" tanya blenda lembut.

"Gue nolak pernyataan cinta dari angkasa,gue bilang kalo gue gak cinta sama dia" jawab bryna.

Blenda masih setia menunggu lanjutan curhatan bryna. "Gue ngerasa berat ya,bohongin diri sendiri,gue ngerasa sakit banget pas gue bohongin angkasa,tapi gue bener bener belom siap membuka hati buat angkasa,gue masih terlalu takut untuk hubungan baru blend" lanjut bryna panjang lebar.


Blenda mengerti apa yang tengah dirasakan bryna. "Kalo lo belom siap,mending lo lepasin angkasa,gue tau gimana perasaan lo ke angkasa,tapi kalo lo belom siap terus terpaksa ngejalanin hubungan ini,pasti lo sama angkasa sama sama terluka,gue tau maksud lo baik,lo gak mau angkasa lama lama nunggu lo,lo mau angkasa bebas cari cewek yang lebih baik daripada harus nunggu gak pasti kaya lo,gue ngerti,kalo itu udah jadi keputusan lo,lo harus terima resikonya,lo gak sendiri bry,lo punya gue sama bang zero,ada mami papi juga yang bakal jadi kekuatan lo" ucap blenda sambil mengusap bahu bryna lembut


Bryna tersenyum lalu ia menyenderkan kepalanya dibahu blenda dan menangis disana.



PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang