Jendra mendengar semua percakapan sikembar dari balik jendela. Tadinya jendra hanya ingin lewat namun mata menangkap sikembar dari jendela dan memutuskan untuk menguping.
Mendengar semuanya membuat jendra jadi merasa bersalah dengan bryna. Karna luka yang diberikannya membuat bryna jadi tertutup dengan yang lainnya.
Jendra tau apa yang harus dilakukannya. Lalu jendra pergi dari jendela itu dan berjalan menuju kelasnya.
Disisi lain bryna masih saja menangis dibahu blenda. "Gue sayang sama angkasa blend,tapi gue gak mau dia nunggu yang gak pasti kaya gue" ucap bryna disela tangisnya
Blenda dengan setia mengusap bahu kembarannya itu. "Udah bry,jangan nangis,lo harus hadepin resikonya,gue tau lo bisa,pasti lo kuat" ucap blenda berusaha menenangkan bryna
Lalu bel istirahat telah usai sudah berbunyi. Bryna langsung mengambil tisu dari tasnya dan menghilangkan air matanya. "Gue balik ketempat gue ya" pamit blenda lalu ia pergi dari kursinya angkasa.
Tidak lama kemudian angkasa masuk dan duduk. Sebelum duduk ia dapat melihat wajah bryna yang seperti habis menangis. Ia ingin bertanya tapi tidak berani. Angkasa agak menyesal tadi mengungkapkan apa yang tengah dirasakannya. Tapi angkasa udah merasa terlalu lama menunggu bryna.
"Bry" panggil angkasa ia kini memulai pembicaraan. "Apa?" jawab bryna sekenanya. Ia kaget karna tiba tiba angkasa memanggil dirinya. "Gue minta maaf sama kejadian tadi pagi,lupain aja anggep gue gak pernah ungkap perasaan gue,bisa kan kita sahabatan lagi?" tanya angkasa. Ia memberanikan diri berbicara.
Bryna diam sejenak lalu tersenyum. "Bisa ko sa".
Dengan sabar bryna menunggu angkasa diparkiran. Angkasa sudah bilang kepadanya akan pulang bersama. sudah hampir lima belas menit bryna menunggu namun angkasa tidak kunjung datang. Hingga akhirnya jendra datang menghampiri membuat bryna kaget dan berusaha untuk pura pura tidak melihat kehadiran jendra.
jendra melihat sosok bryna yang seolah olah seperti orang asing baginya. membuatnya semakin merasa bersalah atas perbuatannya waktu itu. "bry" panggil jendra ketika sudah berdiri tepat didepan bryna. Namun bryna tak bergeming berusaha menjadi tuli saat jendra memanggilnya.
jendra menghembuskan nafasnya. "Sorry atas semua kesalahan gue waktu itu bry,gue ngerasa bersalah banget sama lo dan blenda. sumpah,gue bener bener nyesel atas semua perbuatan gue bry" ucap jendra penuh sesal.
Bryna akhirnya menatap jendra,ia melihat mata jendra yang benar benar penuh penyesalan. tapi luka yang diberikan jendra begitu besar terhadapnya. susah bagi bryna untuk memaafkan jendra. Namun zevanna slalu mengingatkannya bahwa manusia adalah tempat kesalahan. Tidak ada manusia sempurna tanpa dosa.
dan kita sebagai manusia harus saling memaafkan dan memperbaiki atas kesalahan yang diperbuat. itulah ucapan ucapan zevanna yang slalu di ingatnya. "iya jend,lo udah gue maafin ko" jawab bryna berlapang dada memaafkan jendra.
jendra tersenyum. karna bryna begitu mudah memaafkannya. "lo serius?" tanya jendra sekali lagi berusaha memastikan apa yang didengarnya itu. bryna mengangguk mantap akan jawabannya. "Gue serius mau maafin atas semua kesalahan masa lalu itu".
Jendra memeluk bryna karna senang jawaban yang diberikan bryna terhadapnya. Tanpa mereka sadari angkasa melihat bagaimana jendra memeluk bryna. sedangkan bryna membalas pelukan itu. dengan senyum yang terpancar dari wajahnya. Rasa sakit menjalar di hatinya, melihat pelukan itu. cemburu. satu kata itu memenuhi otak serta hatinya.
lalu angkasa membalikkan badannya serta mengeluarkan ponsel dari saku celana abu abunya. dan mengirim pesan ke line bryna. Lalu berjalan dengan luka dihatinya. melihat semua itu.
Mereka melepas pelukannya. Bryna merasakan getar ponselnya. Lalu mengambil ponsel dan membukanya. Ia melihat nama angkasa muncul dilayarnya, lalu bryna membuka pesannya dan membaca pesan tersebut. yang beriisi bahwa mereka gak jadi pulang bersama karna angkasa ada urusan mendadak.
jendra melihat eksperesi bryna yang tampak sebal. saat membaca pesan di ponselnya. " kenapa bry?" tanya jendra. Bryna mengalihkan pandangannya dari ponsel dan menatap jendra "Angkasa gak jadi ngajak pulang bareng,nyebelin banget si,padahal gue udah nungguin daritadi,kalo gitu gue bareng bang zero aja tadi dia jemput soalnya" jawab bryna dengan merengut.
jendra mengacak rambut bryna dengan gemas. "Bareng gue aja yuk bry daripada balik sendirian,ya kan?" ajak jendra. bryna mengangguk dengan semangat "AYO!!" jawab bryna penuh semangat.
jendra kembali memeluk bryna, ia begitu menyesal pernah meninggalkan gadis ini. Pernah menyakiti gadis sebaik bryna. Ingin sekali jendra menebus segala kesalahannya pada gadis ini. Dan kini Jendra kembali merasakan rasa aneh ketika memeluk gadis ini.
sedangkan bryna hanya terdiam menikmati pelukan hangat jendra kepadanya. Rasa hangat itu kembali bryna rasakan. Bryna merasa nyaman berada dipelukan jendra. Rasa itu seakan kembali setelah pergi jauh meninggalkannya. tanpa sadar bryna membalas pelukan itu.
Mereka seakan membuka lembaran lama itu lagi. Disaat mereka saling mencintai. Membutuhkan satu sama lain. Mereka saling menikmati pelukan masa lalu itu. Tanpa bisa menjelaskan apa arti segala rasa yang muncul kembali itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect
Ficção Adolescenteini lah kisah antara bryna dan angkasa bryna takut membuka hati untuk laki laki. hingga ia dan angkasa terjebak persahabatan. angkasa mencintai bryna bryna mencintai angkasa