BAGIAN 19 - KRITIS (2)

9.5K 969 163
                                    





       Ini sudah ke dua minggu nya Taehyung mencari cari ke polisi siapa pelaku tabrak lari Hayool. Namun disana kebetulan ada CCTV.

Sedangkan Hayool masih terbaring di rumah sakit.

Jimin pun juga begitu. Mencari pelaku tabrak-lari Hayool. Mereka tidak banyak bicara. Hanya diam satu sama lain.

Kini mereka bertiga, Jungkook ,Jimin, dan Taehyung.

"Kalian sudah diikuti sejak lama dengan 'pelaku' tersebut. Kalian bisa lihat disini. Kami mengambil dari kamera 021. sehingga kamera 001."

"muka nya tertutup masker dan topi. Serta kacamata, pakaian nya gelap. dan di dashboard nya terdapat peluru. kejadian ini kemungkinan besar di rencanakan oleh pekaku. jadi—kurasa.. ini bukan kasus tabrak lari"

Jungkook sedari tadi diam, jenuh juga dengan situasi seperti ini "Woi! Jangan diem dieman kenapa. Mending kalian berantem aja lebih demen gua dari pada diem diem"

Jimin dan Taehyung tetap diam.
Dan terus melangkah ke parkiran motor.

"Taehyung. Inget. gua bukan mainin perasaan adik lu tapi gua lagi memikirkan dengan pilihan gua, siapa yang lebih pantas diseriuskan. dan gua  lagian kaget. dan ingin menjelaskan semua nya lebih jelas ke adik lu. perasaan gua butuh waktu tae. karena dia datang tiba tiba di situasi kaya gini. Dan lagian ini urusan gua sama adiklu. Gua tau lu keluarga nya, tapi jangan teralu ikut campur dengan urusan gua. Makasih udah pernah percayain gua buat adik lu."

"bagaimana pun bukan gua yang nabrak adik lu, tapi gua akan menghukum siapapun yang ngelukain hayool." Jimin memakai helm motornya dan pergi dari sana meninggalkan Taehyung yang mematung.

Taehyung dengan pelan menstarter mobil nya dan Jungkook berdecak melihatnya. Karena dia bingung juga akan melakukan apa dan bagaimana.

Jimin sampai dirumah dengan selamat dan segera kekamarnya, iya lalu mengusap mukanya pelan menatap jendela luar. "Hayool makin banyak ketinggalan pelajaran mck.." gumam Jimin.

Dia lalu mulai mencatat beberapa rangkuman untuk Hayool. Dia selalu meminjam pada teman teman kelas Hayool. Dan mencatat rangkuman itu di buku Hayool. Jimin akan selalu seperti ini sampai Hayool bangun dari koma nya.

Udah boyfriend material belum? Ahaha.

Jimin menatap kearah jendela kamar nya, melihat langit yang sebentar lagi akan menangis. Mengeluarkan rintik rintik hujan— gerimis. Dan lalu menjadi deras.
berharap harap dalam hatinya— menjerit kecil betapa rindu nya dia dengan sosok perempuan yang bisa membuat hati nya bergelojak dan berdebar-debar tanpa sebab.

Namun kini gadis itu terbaring lemas diatas kasur rumah sakit empuk bewarna putih polos, mata nya terpejam— gadis itu semakin pucat.

Jimin merasa gagal.

Harusnya saat itu dia genggam dengan erat tangan gadis itu.

Menggengam nya agar tidak lepas.

Jimin benar benar tidak pernah niat menyakiti-nya.

Sedikitpun tidak pernah.

dijodohin;pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang