:: (15) Tersipu?

38 4 0
                                    

Tuk tuk tuk

Sedari tadi Febby terus saja membuat ketukan irama dengan jari-jarinya di meja kantin menatap ke depan dengan tatapan kosong, menghela nafasnya kemudian menghembuskan kembali sampai pada akhirnya Febby membuka botol minumnya.

Gluk gluk

Febby meminum air mineral yang ia beli barusan dengan kasar dan menutupnya kembali dengan mulut yang penuh dengan air.

"Bee? Lo kenapa?" Tanya Elsa yang berada di hadapannya setelah habis selesai melahap semangkuk somay.

Febby tersentak menyadari kehadiran Elsa yang sedari tadi menatapnya dengan seribu tanda tanya. Terlalu banyak seribu tanda tanya mah wkwk

Febby mengulas senyum lebar dan mengedipkan matanya. "Gue gak papa" ia menggeleng cepat.

Elsa membalas senyuman Febby lebih lebar darinya "cewek kalo ngomong gak papa pasti ada apa-apanya" tambahnya sembari manahan giginya untuk tidak berubah dari posisi tersenyum.

Febby merubah ekspresinya menjadi datar "gue perlu ganti buju dulu, nggak enak nih bau keringet abis olahraga" Febby berdiri dari kursinya untuk menuju koridor sekolah.

Belum sempat Febby pergi tangan Elsa menahannya "gue mungkin nggak tau apa yang sebenernya lagi lo pikirin. Tapi perlu lo tau, gue bakal siap dengerin semua cerita lo. Please jangan buat gue khawatir sama lo"

Febby tertegun mendengar ucapan sahabatnya yang satu itu "makasih yaa El" Febby mengulas senyum kembali dan melangkah menjauhi Elsa.

●●●

Bukannya ganti baju Febby malah menyendiri di bawah pohon rindang menatap ke lapangan basket yang tak cukup jauh dari tempatnya saat ini sembari membawa botol minum yang sengaja ia bawa dari kantin saat jam olahraga sedang berlangsung.

Terlihat anak-anak dari kelasnya sedang asik memainkan basket sembari bersorak-sorak ria memberi dukungan satu sama lain.

Febby melirik pemainnya satu persatu.

Terlihat Rizki yang sedang berteriak ke arah Acil untuk melempar bola padanya, ada Toni yang yang sedang berdiri pada posisinya dengan nafas yang terengah engah berlari untuk merebut bola dan kemudian di sampingnya ada.

"Fandu?" Batin Febby sembari membulatkan kedua matanya.

Fandu dengan baju olahraganya, dan rambut yang sedikit basah karena keringat. Nafasnya terengah-engah dan kini ia berlari untuk menangkap bola basket itu saat ia dapatkan bola basket itu ia melompat dengan sempurna daaan dalam jangkauan akhirnya.

"Masuk" batin Febby sembari mengedipkan matanya berkali kali.

Nih anak kalo di pikir-pikir udah kayak orang ling lung duduk di bawah pohon celingak celinguk. Si Febby.

"Matanya, rambutnya, jari-jarinya, alisnya, kenapa semuanya bikin gue deg-degan begini" batin Febby kembali berceloteh ria. Febby memejamkan matanya dan menjatuhkan kepalanya di atas meja yang tepat ada di hadapannya agar ia berusaha tidak menatap ke depan. Kadang ia bingung sendiri.

Ia mulai putus asa dengan dirinya sendiri.

"Gue ini sebenernya kenapa? Gue nggak ngerti lagi, gue kesel, gue sedih, gue gelisah, gue gue gue beneran bingung" tambah Febby di dalam hatinya sembari mengetuk kepalanya dengan pelan ke meja tersebut.

Dibalik CoklatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang