Part 6 - Jangan mainin hati dia!

1.7K 118 16
                                    

"Sebab lebih baik jadi orang baik, dari pada orang pintar. Karena percuma punya otak tapi gak punya hati"

********
Hari ini Bima, Brayen,Tino,dan fatur sedang berkumpul di rumah pohon milik keluarga fatur. Biasanya setiap tahun baru tempat ini selalu ramai karena keluarga besar fatur akan mengadakan acara makan-makan dan yg pasti akan dihadiri oleh saudara-saudara, dan sebagian dari para tetangga.

"Devan tumben ya kaga ikut kumpul, biasanya kan dia yg paling awal kalo masalah kumpul-kumpul beginian." Ucap brayen.

"Yee lu kan tau sih kalo dia kemaren abis ngamuk gara-gara TOD yg gue kasih ke bima. Kaya bocah dia, padahal cuma masalah kecil tapi di besar-besarin" Balas tino sengit.

"Udah gausah di bahas. Buruan kelarin tuh TOD, kasihan juga si bella" Ucap fatur menimpali.

Tino, dan brayen pun mengangguk lalu mereka ber-3 melihat ke arah bima yg sedari tadi hanya melamun sambil menggenggam ponsel nya erat-erat.

"Bim buruan lu chat si bella. Sebagai permulaan" Ucap tino

"Ini serius?" Tanya bima memastikan

" ya seriusan lah bro lu kira bercanda apa?" Balas tino

Akhirnya bima menyalakan ponsel nya lalu membuka aplikasi WhatsApp.

"Eh tin dia bukannya di sekolah ya? Dia kan anak rajin, anti bolos kaya kita ber-5"

"Elahh masih jam 6 lebih 5 menit sekolah juga belom masuk kali. Eh tunggu ber-5? Kita kan cuma ber-4" Ucap tino sambil mencoba menghitung jumlah orang yg ada disini.
"Ohhh gue tau HAHA yg 1 kabur" Ucap tino dengan nada meledek

Bima tidak ingin membalas ucapan tino karna dia tau jika salah berbicara maka dirinya lah yg akan bertengkar dengan tino. Meladeni tino memang cukup menguras kesabaran, karna dia selalu ingin kemauanya terkabul.

Bima:
- pagi
- jangan lupa sarapan ya
- semangat buat hari ini

Begitulah pesan yg dikirim bima untuk bella.
"Udah belom?" Tanya tino
"Udah"
"Lo gausah kaya ngerasa bersalah gitu deh. Kalo lo jelasin nanti, dia pasti ngerti kok" Ucap tino dan hanya dibalas anggukan oleh bima.

Bella:
- eh iya kak bima juga ya. semangat ya buat hari ini.
Bima:
- pasti semangat donk, kan lu semangat gue
Bella:
- apaan dah lu kak

"HAHAHA gue yakin 80% si bella pasti baper. Lu emang ahli bro dalam masalah ngambil hati para cewe" Ucap tino sambil menepuk pundak bima.
"Pesan yg ini gausah dibales ya tin, kayanya juga dia udah mau masuk" Balas bima dan mendapat acungan jempol dari tino.

"Huahhh bosennn" Ucap brayen yg sedari tadi sibuk menonton "anime" di laptop.
"Sama" Ucap fatur
"Gimana kalo kita ke cafe?" Tawar tino kepada teman-temannya.
"Gue sih ngikut aja" jawab fatur
"Terserah" kata brayen
"Yeee dasar lu pada kaya cewek dah jawabannya" Ucap tino sambil memukul kepala brayen dan fatur dengan majalah "bobo"

Bima yg melihat hal itu hanya geleng-geleng kepala.
"Ayo dah ke cafe aja. Gue juga pengen ngopi" Ucap bima
"Kuy"

*Cafe:

"Gilaa masa tadi gue pas dijalan liat ada cabe di lampu merah. Bonceng 4 lagi" Cerita tino kepada teman-temannya.
"Busett. Baju nya gimana tin?" Tanya brayen
"Pake celana pendek, baju ketat tulisan "mama muda". Padahal baru sd kelas 6 dah pengen aja jadi mama muda."
"Harusnya tadi pas dijalan kita vidio in tin. Biar jadi viral" Ucap fatur menimpali.

Bima dari tadi hanya menyimak obrolan teman-temannya yg sangat tidak berfaedah sambil meminum kopi dihadapannya.

"Si bima diem aja"
"Ngomong donk bimm"
"Tau tuh diem mulu. Kenapa sih"
"Gue gpp elah" Ucap bima.

Lalu mereka semua diam, sibuk dalam pikiran masing-masing. Lalu beberapa saat tino memecah keheningan.

"Eh bim pokoknya lu harus kelarin tuh TOD" Ucap tino kepada bima.
"Iya gue tau"
"Buat dia terbang keatas"
"Terus gue jatuhin?"
"Ya kan emang gitu bim"
"Iye iye"

Fatur dan brayen yg melihat hal itu hanya diam saja, mereka tidak ingin ikut campur.
"Kayanya dapetin si bella tuh gampang banget deh. Haha kaya bunuh semut" Ucap tino seenak jidat.
"Udah deh tin" Ucap bima tidak ingin membahas masalah tersebut.

Mereka tidak menyadari bahwa sedari tadi ada seseorang yg sedang memperhatikan dan mendengarkan obrolan mereka sambil mencoba mengatur amarahnya. Sayangnya tidak bisa, orang itu segera menuju meja yg di tempati oleh bima dan teman-temannya.

"MAKSUD LO APA?! LO TETEP MAU NERUSIN PERMAINAN KONYOL LO ITU HAH?!" Ucap devan sambil meraih kerah baju tino.
"Kenapa lo jadi marah? Bima yg ngelakuin kan bukan lo" Ucap tino dengan santainya.

"Gue tauu dan gue kenal bima. Dia pasti terpaksa nurutin permainan ini" Ucap devan dengan tangan yg sudah mengepal kuat-kuat.
"Cukup dev!! Gue gak terpaksa ngelakuin hal ini. Ini murni dari diri gue sendiri, gue emang suka mainin hati cewe dan itu akan jadi kesenangan tersendiri bagi gue!" Ucap bima lalu pergi meninggalkan cafe tersebut.

"Hahaha lo denger kan? Apa perlu gue teriakin pake toa masjid biar lo lebih denger ucapan bima tadi?"Ucap tino dengan senyuman mengejek.
"Buggg" Satu tonjokan mendarat di pelipis tino.
"Gue gak nyangka ternyata lo... Ashhh" Ucap devan lalu membanting gelas hingga pecah lalu pergi.

"Gue cabut dulu" Kata tino sambil memegang pelipisnya yg mengeluarkan darah segar.

Hanya tersisa fatur dan brayen. Mereka dari tadi hanya menyaksikan kejadian tersebut seperti menonton sebuah film perang.
"Gue sekarang percaya jika orang sabar kalo ngamuk lebih nakutin dari pada ngamuknya kak ros" Ucap brayen
"Kak ros? Kakak lo?" Tanya fatur sambil menatap brayen bingung.
"Bukan. Tapi kakaknya si kembar upin & ipin"
"Yeee bangkeee" Ucap fatur sambil menjitak kepala brayen.

Lalu beberapa saat mereka saling tatap dan baru menyadari jika makanan ini belom dibayar apalagi ditambah dengan gelas pecah pasti yg terakhir disini harus mau membayar semuanya.

"Awww muless" ucap fatur tiba-tiba
"Gausah alasan. Kita "suit" yg kalah bakal bayar semua makanan + ganti rugi" balas brayen.

" Yahh duit gue tinggal 100.000  anjirr. Ini buat kencan entar malem di warnet"
"Ayo buruan "suit"

Lalu mereka pun suit.
" Bray gunting, batu, kertas donk"
"Hadehh iye iye"

"Yessss gue menang" Ucap brayen sambil menampilkan senyum Pepsodent nya.
"Yahh"
"Selamat membayar semuanya bang faturr. Dede pergi dulu ya bang, emuachhh"
"Huekkk"

Fatur menatap miris ke dompetnya lalu mengeluarkan beberapa selembaran uang berwarna merah dan biru.
"Nasibb nasibbb" Ucap fatur lalu pergi dengan langkah malas.

******
Hai semua
Jangan lupa Vote & coment ya:)
Thanks💓

LOVE MY SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang