Part 7• Malam Minggu?

1.5K 109 9
                                    

"saya senang mengenalmu, dekat denganmu, menaruh harapan padamu, walaupun pada akhirnya saya tidak tau apakah saya bisa memilikimu."

*******
Hari ini sangat membosankan bagi bella, bagaimana tidak membosankan. Setelah selesai kegiatan olah raga mereka harus mendengarkan ocehan materi dari guru matematika. Bella menoleh kearah vanesa yg sedang sibuk mendengarkan dan mencatat materi yg dijelaskan pak mikey (guru matematika).

"Van" Panggil bella
"Hmm"
"Fotoin ya nanti"
"Apa?"
"Itu materinya"
"Lu kan belom ketinggalan bel, buruan nulis."
"Yaelah ayo lah van"
"Paketan gue nipis bel"
"Lo kan pake Wi-Fi" Ucap bella sambil menampilkan senyum sadis.

"Iya iya nanti"
"Makasihhh" ucap bella dengan tersenyum sangat manis.

Bella menatap kearah jam yg ada di pergelangan tangannya. Masih kurang 15 menit lagi baru istirahat, sedangkan cacing-cacing di perut sudah joget-joget minta asupan.
"Pak saya izin ke uks"ucap bella sambil memegang perutnya.
"Kenapa bella?" Tanya pak mikey
"Perut saya gaenak pak" ucap bella.
"Oh baik silahkan" Ucap pak mikey

Memang benar perutnya tidak enak karna lapar. Tapi tujuannya yg berbohong dari uks menuju kantin.

"Bakso 1 sama es teh 1" Ucap bella
"Neng bella bolos jam pelajaran?" Tanya bu ijah sambil membersihkan piring kotor.
"Gak bolos kok. Kalo bolos tuh langsung pergi, saya izin kok bu" Ucap bella
"Emang izin nya gimana neng?"
"Izin ke uks"
"Ini dimana?"

"Kantin bu. Tapi perut saya itu lagi darurat kalo gak segera ditangani maag saya kambuh dan nanti bisa-bisa berujung rumah sakit." Ucap bella panjang lebar sambil memegangi perutnya.

"Yaudah neng tunggu sini bentar, ibu bikinin pesenannya dulu"
"Siyapp"

Sambil menunggu pesanan datang bella mengeluarkan ponsel dan memasang earphone di kedua telinganya sambil sesekali bibirnya bergumam pelan mengikuti alunan lagu yg mengisi pendengarannya. Tiba-tiba satu earphone terlepas dari telinganya.

"Eh.." Ucap bella kaget.
"Apa?" Tanya devan dengan tersenyum manis.
"Gpp. Kok kak devan tiba-tiba disini sih"
"Emang gak boleh?"
"Boleh"
"Lo ngapain dengerin lagu judul "Mantan terindah"
"Bagus aja sih, sama juga kaya nasib gue kak" Ucap bella dengan tertawa hambar.
"Haha kalo terindah gak bakal jadi mantan"

Bella hanya membalasnya dengan tersenyum. Dia memang menyukai lagu yg dinyanyikan oleh raisa- mantan terindah, menurutnya lagu itu sangat sama dengan kisahnya 2 tahun lalu saat masih SMP. Ah sudah lah pahit untuk dikenang.

"Nasib lo ngenes ya, prihatin gue liatnya" Ucap devan tiba-tiba
"Maksudnya?"
"Lo punya kisah sedih sama mantan lo. Dan saat lo udah mulai membuka hati, tapi lo menyukai orang yg salah"

Lagi-lagi bella tidak membalas ucapan devan. Memang tidak salah ucapan devan, itu memang benar. Atau bisa dikatakan sangat benar.

"Maaf kalo gue salah ngomong"
"Gak kok kak" Ucap bella dengan tersenyum.
"Haha gausah fake smile. Luka di hati lo lebih menyatakan kalo lo tersakiti, sampe-sampe senyuman lo gak mempan" Ucap devan lalu pergi meninggalkan bella.

"Nih neng bakso nya"
"Makasih bu"

Mendadak bella tidak nafsu makan. Lapar yg tadinya ada mendadak hilang seketika. Bella pun berfikir sejenak.

"Bakso 5000, es teh nya 2500. Total semua 7500. Hadehh kalo gak dihabisin ya mubazir duit gue" batin bella.

Akhirnya dia menghabiskan seporsi bakso dan es teh dengan muka di tekuk. Selesai makan bella berjalan menuju kelas tapi lagi-lagi iblis jahat dan iblis baik sedang beradu pendapat.

"Gausah ke kelas bel pelajaran pak mikey cuma bikin lo ngantuk doank. Mending ngadem di taman sekolah. Sekali-sekali bolos pelajaran asik juga kan" - Iblis jahat

"Lo harus ke kelas karena disana guru lo mati-matian ngajarin muridnya biar dapat nilai baik. Tapi lo malah keluyuran gak jelas disini" - iblis baik

Bella menggelengkan kepalanya dengan cepat lalu dia merenungkan kedua pendapat tersebut dan memilih opsi pertama karena lebih menggoda.
Dia berjalan menuju taman sekolah, taman sekolah memang jarang dikunjungi oleh murid-murid. Mereka semua lebih memilih dikantin atau di perpustakaan. Eitss bukan buat baca buku, tapi buat tidur siang.

Bella duduk disebuah bangku yg menghadap ke danau sambil sesekali merapikan rambutnya yg terkena hembusan angin.

Dia memejamkan kedua matanya menikmati semilir angin yg menerpa kulit putihnya.

"Bella?" Ucap seseorang dari arah belakang bella.
"Ka--bima"
"Lu bolos jam pelajaran?"
"Enggak kok"
"Hmm yaudah kalo enggak, lu balik ke kelas sana"
"Ih nanggung kak bentar lagi juga istirahat"

Bima yg mendengar jawaban bella hanya tersenyum simpul.
"Aduh tuhan sungguh indah ciptaanmu" ucap bella dalam hati.

Bima pun duduk disebelah bella sambil mengeluarkan sebatang rokok dan korek api. Sontak bella menutup hidungnya.
"Sorry" Ucap bima lalu memasukkan kembali batang rokok tersebut kedalam saku seragamnya.

"Kak bima perokok?" Tanya bella memberanikan diri. Jujur saja dia sangat tidak menyukai laki-laki perokok, karena dia tidak mau jika nanti suaminya meninggal hanya karena mengkonsumsi rokok.
"Enggak kok. Cuma kalo lagi banyak fikiran doank"
"Syukurlah"
"Hah? Kenapa?" Tanya bima heran
"Eh gpp kak heheh"

Hening. Begitulah yg menggambarkan suasana saat ini. Canggung? Pasti, hingga bima mencoba mencairkan suasana diantara mereka.

"Mm bentar lagi udah jam istirahat lo mau ke kantin?" Tawar bima
"Gausah kak, tadi udah jajan"
"Hahaha bener kan lu bolos" Ucap bima dengan tertawa menampilkan deretan gigi putih dan rapi.

Bella hanya tersenyum malu. Lalu menundukkan kepalanya sehingga beberapa helai rambut menutupi wajah cantiknya. Tangan bima terulur untuk menyisipkan helaian rambut tersebut kebelakang telinga bella.

"Cantik" gumam bima pelan dan secara tidak sadar.
"Hah apa kak?"
"Eh enggak." Ucap bima lalu menampilkan senyuman termanis yg dia miliki.
"Oh waktu kumohon berhentilah untuk beberapa menit saja" batin bella dalam hati sambil menggigit bibir bawahnya, agar senyuman tidak tercetak di wajahnya.

"Lo kok kaya risih gitu ya bel kalo deket sama gue"
"Eh enggak kok kak, gue malah seneng deket sama lo kak. Gue juga seneng bisa kenal sama lo kak" Ucap bella dengan cepat.
"Tapi gue gak tau kak. Gue bisa milikin lo apa enggak"

"Nanti pas malam minggu ada janji gak? Atau ada acara gitu?" Tanya bima
"Owh ada kak. Ritual manggil hujan"
"Hahahahah dasar" ucap bima dengan tertawa sambil mengacak-acak rambut bella. Sedangkan bella sedang mencoba mengajak kompromi detak jantungnya yg tidak karuan.

"Nanti malam minggu keluar yuk" tawar bima.
"Hah?!"
"Biasa aja kali haha"
"Hehe. Kemana?" Tanya bella
"Pasar malam?"

Bella tidak menjawabnya. Dia hanya diam saja, sambil menatap kearah rok abu-abunya.

"Gausah di jawab sekarang. Besok aja, lo ada nomor WhatsApp gue kan?"
"Ada"
"Yaudah lo kabarin gue lewat situ aja" Ucap bima lalu pergi meninggalkan bella.

Sebelum pergi bima tersenyum sambil mengucapkan beberapa kalimat yg bella tidak mengerti, karena bima mengucapkan dengam bahasa isyarat. Tetapi anehnya bella mengangguk.

******
Jangan lupa Vote & coment ya:)

LOVE MY SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang