3: Sang raja preman

5.2K 647 104
                                    

"Taehyung! Tungguin Jisoo! Ayo ke kantin bareng!"

Suara yang membuat Taehyung mendengus kasar dan mempercepat langkahnya. Sudah 3 minggu setelah, kejadian Taehyung memberantakan isi tas milik Jisoo dan tentu, setelah itu Jisoo tetap melakukan kegiatan rutin nya; mengejar Taehyung.

Namun, Taehyung tetaplah Taehyung. Ia tidak memberikan simpati sedikitpun kepada Jisoo dan tetap menjahili nya. Bahkan pernah Taehyung menyegol Jisoo yang sedang berdiri disisi tepi kolam ikan SMA Northilen ini. Dan alhasil, Jisoo terjatuh dan masuk kedalam kolam.

Taehyung sampai berpikir Jisoo adalah wanita murahan karena mengejar dirinya terus menerus setelah apa yang ia lakukan kepada Jisoo.

"Lo!" Taehyung tiba tiba memberhentikan langkahnya dan berjalan kearah Jisoo yang masih mengatur napasnya karena kecapekan ngejar Taehyung "Ikut gue, njing! Lo mau gua gandeng dulu!?"

"Eh? Iya iya! Gandeng—!"

"diem ga lo!?"

"eh—oh—iya, maaf!"

Dengan sekuat tenaga Jisoo menyusul Taehyung yang sudah berjalan lebih dulu. Sepertinya, kearah kantin. Jisoo tidak memperpedulikan kemana ia pergi yang penting ia bersama Taehyung.

Sampai dikantin Taehyung berdiri ditengah tengah kerumunan dan Jisoo yang berdiri disebelahnya tentu dengan menjaga jarak.

"WOY! DENGERIN GUA!!" Teriak Taehyung disela sela keramaian di kantin yang berhasil mencuri atensi seluruh penghuni kantin saat ini.

"ADA CEWEK MURAHAN DISINI!"

Deg!

Jisoo menegang ditempat menatap bingung kearah Taehyung.

"NAMANYA! JISOO! ARSYITA!!"

Jisoo membelalakkan matanya. Ia tidak percaya Taehyung melakukan ini kepadanya. Ya, sungguh tidak dapat percaya. Jisoo kembali melakukan kebiasaannya saat menahan malu.

Meremas roknya dan menatap nanar kakinya yang ada dibawah. Tidak berani memandang tatap-tatapan yang diberikan murid murid ke dirinya.

"EH! ANJING!" Teriak Rose langsung saat mendengar teriakan Taehyung. Dia yang tadinya berdebat dengan ibu penjual nasi goreng pun berjalan kearah Jisoo dan Taehyung.

"BANGSAT LU!" Jerit Jennie disusul oleh Lisa yang menatap benci kearah Taehyung.

Jisoo masih menegang ditempat.

Apa yang dilakukan Taehyung secara logika memang sungguh-sungguh-sungguh keterlaluan tapi, Jisoo tidak dapat melakukan apapun kepada lelaki yang ia tulus cintai dari kelas 10 sampai sekarang kelas 12.

Plak!!

Rose menampar pipi kanan Taehyung dengan keras sehingga Taehyung refleks menoleh kearah kiri.

Plak!!

Lagi lagi, pipi Taehyung ditampar. Kali ini, bagian kiri dan ditampar oleh Lisa yang memang tidak begitu kencang sehingga tidak menyebabkan Taehyung menoleh kearah kanan.

"Jisoo," panggil Jennie mendekat kearah Jisoo yang bahunya mulai bergetar. Ia menangis.

"HEH! TAEHYUNG! SUMPAH APA YANG ELO LAKUIN ITU UDAH NGGAK WAJAR! ELO WARAS GAK SIH!?" Jerit Lisa tidak tahan. Dari kemarin, Lisa hanya diam sembari menenangkan Jisoo yang menangis. Tetapi, kali ini ia tidak tahan. Urat kesabarannya udah abis. Demi domba bertelur naga, Taehyung sudah melewati batas.

Taehyung tidak berkutik sama sekali. Ia hanya diam memandang kearah pintu masuk kantin. Membiarkan Lisa memarahinya.

"SEENGGAKNYA, HARGAIN JISOO! TAU GAK SIH LO!? JISOO SUKA SAMA LO DARI KELAS SEPULUH DAN DIA NGASIH APAPUN KE ELO ASALKAN ELO MAU SAMA DIA! ELU UDAH MAKI MAKI JISOO, UDAH NGERJAIN JISOO, UDAH NYEBAR FITNAH TENTANG JISOO! ELO BISA NGEHARGAIN PERASAAN ORANG YANG BERJUANG DEMI ELO GAK SIH!??" (Uwaw, capslock jebol) jerit Lisa lagi. Membuat Taehyung mengerutkan keningnya kesal.

"Siapa suruh dia merjuangin gua, njing!?" Balas Taehyung dengan nada tinggi membuat Lisa agak bergidik ngeri. Tetapi, ia tidak takut.

"Ngehargain sedikit aja gak bisa..?" Sela Jisoo dengan muka yang memerah seperti sedang menahan nangis sekuat tenaga.

"Jis," Rose prihatin melihat keadaan Jisoo.

"Soo, kita pergi dari sini aja yuk!" Ajak Jennie menggenggam lengan Jisoo bermaksud mengajaknya keluar.

"Bentar, Jen.." Jisoo menepis tangan Jennie dengan lembut.

"Soo, gak ada gunanya elu merjuangin orang bajingan kayak dia.." ujar Jennie berusaha sabar.

"Bentar," balas Jisoo lagi.

"Udahlah lo pergi aja!!" Seru Taehyung dengan nada memaki.

Jisoo menatap nanar Taehyung dan berjalan kearahnya, "Jisoo minta maaf kalau selama ini perjuangan Jisoo itu ganggu Taehyung, Taehyung please jangan marah, ya?... maaf...ma—"

Belum sempat Jisoo menyelesaikan permintaan maafnya, ia sudah tidak tahan menahan air mata yang sedari tadi ia tahan meskipun setangah dari air mata itu sudah turun melintasi pipinya.

Jisoo berlari keluar kantin dengan keadaan sesenggukan. Rose berlari menyusul Jisoo sedangkan, Jennie dan Lisa masih memperhatikan Taehyung.

"Napa liat liat? Seganteng itukah—" ujar Taehyung terpotong oleh seruan guru BK.

"TAEHYUNG!! KAMU LAGI KAMU LAGI! LISA SAMA JENNIE JUGA NGAPAIN IKUT IKUTAN!? AYO SINI IKUT SAYA KE RUANG BK!!" Seru guru BK yang paling terkenal ganasnya, Pak Taeyang.

"Eh, pak Taeyang.. apa kabar pa—!" Ucap Lisa belum selesai, terpotong oleh teriakan Taeyang kembali.

"Udah! Kamu gausah ngomong!! Ayo ikut saya! Ini juga ngapain ditonton!? Emang topeng monyet lagi tampil?" Ujar Taeyang berkacak pinggang.

"Iya, pak! Ini monyetnya!" Jennie menunjuk Taehyung yang saat ini tengah menatap kosong pintu keluar-masuk kantin yang tadi Jisoo lewati.

"Woi, nyet!" Lisa melambaikan tangannya di depan mata Taehyung, membuat Taehyung agak terlonjak kaget.

"Eh, ada bapak ganteng.." seru Taehyung sambil tersenyum kearah Taeyang.

"Ganteng-ganteng!!" Ejek Taeyang dengan nada lantang "makasih, ya.." pada akhirnya, Taeyang masuk kedalam perangkap Taehyung.

Duh, kok gurunya bodo, ya? Batin Jennie keheranan.

"Pak, saya keatas dulu, ya pak? Saya udah ditunggu sama temen temen saya.. dadah pak Taeyang ganteng!" ujar Taehyung dengan nada lembut sambil perlahan mengambil langkah keluar kantin.

"Eh? Iya iya.. silahkan..." jawab Taeyang yang sepertinya tidak sepenuhnya sadar "EH!? TAEHYUNG!! TAEHYUNG JANAKA!! EH, KAMU!!!! TIDAK BOLEH!!"

Yeelah, baru nyadar ni bapak.. batin Jennie lagi.
****

"Woi, elu habis nangisin anak orang, ye?" Tanya Namjoon kepada Taehyung dengan rokok di sela-sela jari tengah dan telunjuknya.

"kalo iye ngapa kalo kaga ngapa." Balas Taehyung menyenderkan kepalanya di dinding.

Meskipun, Taehyung dipanggil "raja preman" ia tidaklah merokok. Diantara 7 orang ini yang merokok hanyalah Namjoon dan Suga.

Saat ini mereka sedang berada rooftop sekolah. Biasa, Suga dan Namjoon menyebat.

Jungkook yang sedari tadi tampak memperhatikan sesuatu pun mendekati Taehyung yang tengah memejamkan matanya.

"tae, lo jahad ya ama cewe. Pake D! JahaD!" Ujar Jungkook tidak jelas.

"Berisik, nyet!"

"Minta maaf gih!" Lanjut Jungkook dengan nada tegas.

"Lo nyuruh gua?"

"Enggak kok, tembok. Ya elu lah!"

Taehyung membuka matanya, berdiri lalu berjalan kearah tepian dinding sekolah yang memang dibuat untuk membatasi agar siswa siswi tidak jatuh dari rooftop

Ia melihat Jisoo masih terisak dengan Rose yang menenangkan di halaman belakang sekolah yang memang cenderung sepi. Timbul rasa menyesal didalam lubuk hati Taehyung. Rasanya ingin meminta maaf. Tetapi, mengapa rasanya sangat sulit?

🌑🌒🌓🌔

hai!

Queen. ' ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang