"YAAA!!! KIM JAEHWAN!! KIM JAEHWAN KELUAR KAU!!!"
Jaehwan menutup kedua telinganya dengan kedua tanganya berharap ia berhenti mendengar suara dobrakan pintu dari luar.. Ia duduk di pojokan, berusaha bersembunyi dari situasi yang sangat mengerikan untuknya..
"Eomma.. Appa.. Jaehwan takut..."
Air mata terus mengalir di tengah suara lirihnya..
"JAEHWAN!!! KELUAR ATAU AKU DOBRAK PINTUNYA!!!"
Jaehwan memandang ke arah pintu kamarnya dengan pandangan kabur akibat linangan air mata.. Pintu tua itu seakan tidak lagi kuat untuk melindunginya sehingga ia makin bersembunyi dibalik lemari sambil memeluk erat lututnya..
"Jaehwan-ah.. Telpon hyung kalau kamu sedang sedih atau ketakutan.. Hyung akan menemanimu.."
"Min-min.. Minhyun hyung.." Jaehwan menyebut nama seniornya sambil menscrolling contact name di handphonenya
Dengan tangan gemetar ia berusaha menghubungi seniornya yang selama ini selalu menjaganya layaknya seorang kakak..
"KIM JAEHWAN!!! Brengsek kau!!!" bentak seorang pria dewasa yang berhasil mendobrak pintu kamar Jaehwan
Pria itu pun segera menghampiri Jaehwan dan menjambak rambutnya kencang.. Ia menyeret Jaehwan dari tempat persembunyiannya dengan kasar...
"Hyu-hyung!! Hyung ampun!! Ampun.. Lepas.." pinta Jaehwan penuh ketakutan saat pria itu menyeretnya keluar kamar
"Aiish.. Ini adikmu?? Tidak tampan saja berani jual mahal.."
"Sudah.. Mana tali dan sapu tangannya??"
"Ini bayarannya.. Kalau bocah itu puas.. Dia akan menghubungi kita lagi.. Semoga saja adikmu ini tidak merepotkan kita.."
"Hyung.. Hyung.. Aku mohon hyung.. Aku mohon jangan begini.. Hyung.."
Jaehwan terus memohon pada kakaknya yang sama sekali tidak memperdulikannya..
"Lepasin.. Lepasin.. Aku mohon... Aku mohon.. Aku mohon..." teriak Jaehwan pada keempat pria seumuran kakak tirinya yang sedang sibuk mengikat tangan dan kakinya
"HYUNG!!! HYUNG JANGAN BEGINI!!! JANGAN BEGINI!!!" Teriak Jaehwan makin kencang saat matanya ditutup dengan kain yang diikat di kepalanya
"Tutup mulutnya.. Dia berisik.."
"Besok.. Hyung akan bukakan pintu untukmu.. Sekarang bekerjalah yang baik.." ucap kakaknya pada adiknya yang meronta-ronta
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Eomma.. Appa.. Aku takut.. Aku takut.. Kenapa aku tidak mati saja?? Kenapa aku harus diperlakukan seperti ini.."
"Tolong!!! Tolong!!! Siapapun hentikan ini.. Tolong!!!" jerit Jaehwan
Ia meronta-ronta di sebuah ranjang dimana ia terikat tanpa pakaian sedikitpun..
"Aku mohon lepaskan aku.. Jangan lakukan ini.. Aku mohon..." pinta Jaehwan
"Ja-jangan.. Jangan!! Jangan lakukan padaku.."
Lagi-lagi Jaehwan memohon ketakutan dan kali ini ia benar-benar tidak bisa menyembunyikan perasaannya saat ia merasakan seseorang membelai rambutnya yang basak karena keringat..
"Harusnya aku tidak melakukan ini... Tapi mengapa selama ini kamu nggak peka Jaehwan-ah.. Kenapa nggak pernah sedikitpun kamu percaya dengan kata-kataku..."
Seorang pria menatap iba kepada Jaehwan... Tangan kaki yang terikat di ujung ranjang.. Matanya masih ditutup dengan kain yang terikat kencang...
Hanya dengan menyingkirkan selimut yang menutupinya, ia tahu.. Ia akan melihat tubuh polos Jaehwan yang telah dijual kepadanya dengan harga yang sangat tinggi..
"Maafkan aku..."
Jaehwan menangis kencang saat pria yang membelinya menyingkirkan selimut yang menutupinya.. Angin yang menyambut tubuhnya membuatnya sadar kini ia sudah kalah.. Ada orang lain yang bahkan ia tidak tahu dan kenal melihat tubuhnya..
"Jangan.. Jangan..." pinta Jaehwan dengan suara lirih
Jaehwan tahu ini tidak mungkin.. Seseorang telah membelinya.. Apapun itu, ia yakin tidak mungkin orang ini akan melepaskannya..
Jaehwan menarik nafas tegang saat tangan yang terasa hangat mulai menyentuh tubuhnya..
Tangan itu mengelus lembut pipinya yang basah dengan air mata.. Turun meraba bahunya yang polos.. Merasakan setiap inchi tubuh polos Jaehwan...
Nafas Jaehwan makin tidak beraturan saat tangan itu menyusuri tubuhnya sampai tiba di penis Jaehwan..
"Ma-Maa.. Maafkan aku.." ucap Jaehwan
Mendengar ucapan Jaehwan membuat pria yang mencintai Jaehwan diam-diam itu kini tidak dapat menahan hawa nafsunya..
Ia menimpa tubuh Jaehwan dan mencium bibir Jaehwan berharap untuk mendapat balasan dari tubuh yang dibelinya..
"Nghh.." Jaehwan melenguh saat pria itu menggigit bibirnya dan berusaha memasukan lidahnya untuk bereksplorasi ria di dalam rongga mulut Jaehwan
Jaehwan tersentak kaget saat ia merasakan cengkraman kencang di penisnya.. Hal yang sangat asing yang belum pernah Jaehwan rasakan.. Dan ini terasa sakit..
"A-ah..." rintih Jaehwan
"Sakit.. Sakit sekali..."
Air mata makin mengalir saat ia merasakan tubuhnya diperlakukan dengan sangat kasar.. Jaehwan menggigit bibirnya hingga sedikit berdarah saat pria itu berusaha membuat Jaehwan terangsang dengan sentuhannya..
"Sa-sakit..." rintih Jaehwan saat penisnya diremas-remas
"Sakit hentikan!!!" jerit Jaehwan
Pria itu beranjak dan memposisikan dirinya di antara kaki Jaehwan yang mengangkang lebar.. Ia memasukan penis Jaehwan yang masih belum menegang kemulutnya..
"Ng-nghaah.. Hentikan.. Hen-hentikan.. Aah!! Sakit... Sa-sakit..."
Jaehwan memberontak dan terus merintih saat pria itu berusaha membuat Jaehwan terangsang dengan perlakuannya yang sedikit kasar..
"ARRRRGHHH!!!!"
Teriakan kencang kini mengisi ruangan saat pria itu memasukan penisnya di lubang Jaehwan.. Tidak menghiraukan jerit tangis Jaehwan, pria itu makin mendorong miliknya masuk keluar untuk memuaskan dirinya..
"Sa-sakit.. Sakit.. Sakit!!!!" rintih Jaehwan
Beberapa kali hentakan kencang, Jaehwan pun mendengar suara desahan kencang diiringi dengan cairan hangat yang memenuhi lubangnya...
"Kenapa aku?? Kenapa harus aku merasakan hal ini?? Kenapa??!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Because I Love you
FanfictionBecause i don't want to lose you.. Im sorry if im hurting you...