Part 07

1.1K 129 6
                                    

Jaehwan tertegun saat melihat dua orang suster masuk ke ruangannya..

"Boleh saya periksa dulu, Dik?"

"Hahh??"

"Tadi kakakmu bilang, kamu sudah mau pulang.. Jadi kami harus memeriksa keadaan kamu dulu sebagai laporan medis... Kalau kondisi benar-benar fit, baru dokter akan ijinkan untuk pulang.."

"Ayo berbaring lagi.."

Jaehwan menghela nafas sebelum ia mendengarkan perintah kedua suster itu..

"Ini pasti ulah Minhyun hyung.." gerutu Jaehwan dalam hati

Setelah menyelesaikan semua administrasi rumah sakit, Minhyun pun kembali ke kamar Jaehwan.. Ia tersenyum kecil melihat pasien di kamar itu memasang raut wajah kesal..

"Kondisinya sudah membaik.. Tapi obatnya diminum sampai habis ya.. Karena ada antibiotik untuk rasa nyeri.."

"Baik suster.."

"Kami keluar dulu.. Cepat sembuh adik manis.."

Minhyun malah tertawa melihat Jaehwan yang tidak membalas ucapan suster itu..

"Dibilang cepat sembuh kok gak dijawab sih... Itu bibir kenapa maju begitu??" tanya Minhyun

"Hyung yang menyuruh mereka kesini ya??"

"Iya.. Kan kamu perlu diperiksa  sebelum pulang.. Kalau nggak diperiksa bisa-bisa aku disangka membawa kabur pasien.."

"Alasan.."

"Boleh dibilang begitu sih.." ucap Minhyun sambil menyiapkan jaket untuk Jaehwan

Jaehwan hanya mendiamkan Minhyun yang terus tersenyum, ia merasa menang telah menggagalkan aksi kabur Jaehwan..

"Ayo.. Pakai jaketnya.."

Dengan sabar Minhyun memakaikan jaket untuk Jaehwan, memakaikan kaos kaki dan juga sepatu..

"Jangan cemberut begitu kenapa sih??" tanya Minhyun pada Jaehwan yang masih tidak mau membuka suara

"Ayo.. Katanya mau pulang.." tambah Minhyun lagi

"Nggak mau jalan? Mau pakai kursi roda??" tanya Minhyun karena Jaehwan masih tidak beranjak dari ranjangnya

"Aku mau di gendong hyung lagi.."

"Lagi?? Disini??"

"Iya.. Gendong aku lagi.. Aku nggak mau pakai kursi rumah sakit.. Bekas orang.."

"Aih sombongnya anak ini.. Baiklah.. Karena hyung begitu sayang padamu.. Hyung akan melakukan apa yang kamu mau.. Mau di gendong seperti apa??"

"Di belakang.. Seperti kemarin.."

"Baiklah.. Ayo, sini.."

Jaehwan pun melingkarkan tangannya di pundak Minhyun dan membaringkan kepalanya di bahu Minhyun..

"Sudah..?? Ayo kita pulang.."

Minhyun pun menggendong Jaehwan untuk menuju parkiran dimana mobilnya berada..

"Hyung.."

"Hmm??"

"Suster tadi menggantikan pakaianku.." ucap Jaehwan dengan nada mengadu

"Kan mereka suster.. Salah satu tugas mereka untuk membantumu ganti pakaian.. Apalagi kamu sedang sakit.. Lagian yang kamu pakai tadi kan piyama rumah sakit.. Memang mau kamu bawa pulang??"

"Hyung nggak masalah mereka melihat tubuhku??" tanya Jaehwan yang membuat Minhyun sedikit terkejut

"Oh.. Hmm.. Ya tentu masalah.. Tapi mau gimana lagi.. Bijaknya ya karena itu pekerjaan mereka.. Makanya jangan sakit lagi.. Cukup mereka saja yang melihat tubuhmu.. Selain aku.. Nggak boleh ada yang melihat tubuhmu lagi.. Mengerti??" tanya Minhyun

Jaehwan hanya terdiam tidak berani menjawab dan menangis di bahu Minhyun..
.
.
.
.
.
.
.

"Kamu tidur disini denganku.."

Minhyun membaringkan Jaehwan dengan hati-hati di ranjangnya. Lalu menyelimuti sebagian tubuh Jaehwan..

"Apa aku tidak mengganggu hyung?? Kenapa nggak di kamar pelayan atau kamar tamu..?"

"Nggak ada kamar lagi.."

"Bohong..."

"Biar saja.. Rumah ini kan rumahku.. Suka-suka aku mau kasih kamar untuk tamuku atau tidak.. Dan kamu kan kerja padaku.. Jadi sudah kewajibanmu mendengarkanku.."

"Hyung jadi mengaturku sekarang..." keluh Jaehwan

"Karena aku takut kehilangan kamu, Jaehwan.. Jangan kamu pikir aku nggak tau, kalau kamu berpikir untuk kabur tadi.." ujar Minhyun

"Jaehwan.. Kamu memang belum menjawab pertanyaanku atau mungkin masih belum mau membalas cintaku.. Tapi, untukku.. Kamu adalah kekasihku.. Kesayanganku.. Orang yang sangat berharga untukku.."

"Hyung.. Kalau aku.." tanya Jaehwan terhenti

Ia memalingkan wajahnya, menghindari tatapan Minhyun yang begitu dalam padanya..

"Kenapa"

"Nggak apa-apa.. Aku hanya memikirkan kalau aku masih butuh waktu lama untuk itu semua bagaimana??"

"Aku akan terus menunggumu.. Lagipula, kamu juga tidak akan kemana-mana kan?? Kamu hanya ingin lulus kuliah.. Lalu bekerja kan?? Sebentar lagi kamu lulus.. Hyung juga akan membantumu mencari pekerjaan.. Jadi paling aku hanya perlu menunggu satu atau satu setengah tahun lagi.."

"......."

"Kenapa??" tanya Minhyun bingung saat Jaehwan hanya terdiam

Jaehwan hanya menggeleng dan memejamkan matanya...

"Istirahatlah.. Kamu aman disini.." ucap Minhyun dan disusul dengan kecupan di dahi Jaehwan yang masih tertutup perban

Kenapa nggak kamu tanyakan, Hyung?
Bohong kalau kamu nggak tahu keadaanku..
Kenapa nggak pernah kamu tanyakan melainkan terus bersikap seperti tidak ada apa-apa??
Kenapa kamu begitu menjaga perasaanku, Hyung?
Tapi baguslah kamu tidak bertanya..
Aku pun tidak tahu bagaimana aku harus menjawabnya..
Maafkan aku hyung
Ingin sekali aku bercerita..
Tapi rasanya sangat menyakitkan..
Aku malu..
Betapa bodohnya aku karena aku nggak bisa menjaga diriku sendiri...
Ditambah kejadian kemarin..
Dirumahku sendiri, sudah dua kali tubuhku dipakai orang lain..
Orang yang sama sekali aku tidak tahu seperti apa rupanya..

Jaeyoung Hyung... Kalau saja aku tidak takut dosa
Sudah kubunuh kamu...
Beraninya kamu jual tubuhku ke orang-orang..

[END] Because I Love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang