Seperti biasa saat Jaehwan menyelesaikan mata kuliahnya, Minhyun sudah menunggunya tepat di depan kelasnya..
"Kim Jaehwan.."
"Hyung.. Lama ya??" tanya Jaehwan yang segera menghampirinya
"Nggak juga.. Lapar tidak?? Mau makan??" tanya Minhyun
"Bukannya kita ada jadwal ke dokter??" tanya Jaehwan
Minhyun pun merangkul Jaehwan sambil berjalan ke arah parkiran kampusnya.. Ia ingat betul jadwal Jaehwan hari ini adalah ke dokter tapi ada sedikit perasaan tidak tega dalam hatinya untuk terus memperlakukan Jaehwan seperti pasien dan tawanan..
"Kalau kamu nggak mau ke dokter juga nggak apa-apa.."
"Nggak apa-apa, Hyung.. Kita ke dokter saja.. Hyung sudah bayar mahal untuk mencari psikolog terbaik untukku.."
"Libur saja hari ini.. Hyung ingin mengajakmu bersenang-senang.."
"Kemana? Ke dokter saja, Hyung.."
"Nggak.. Jadwal ke dokternya diganti besok saja.. Hyung merindukan quality time denganmu.. Ayo kesayanganku.." ajak Minhyun
Jaehwan tersenyum bahagia mendengar panggilan manis dari Minhyun.. Seandainya tidak terjadi sesuatu pada dirinya, ingin sekali ia menjawab pernyataan cinta Minhyun.. Hatinya goyah untuk mempertahankan egonya.. Ia mulai merasa tidak adil untuk Minhyun jika ia terus menolak Minhyun, memaksa Minhyun untuk terus menunggunya.. Minhyun sudah begitu baik untuknya.. Sejak kecil, Minhyun selalu merendahkan diri untuk menemani dirinya bermain.. Berkat Minhyun yang begitu sabar mengajarinya, Jaehwan bisa lolos masuk universitas ternama di Seoul.. Minhyun yang selalu memberikan bahunya dan tidak pernah meninggalkannya saat ia kehilangan kedua orang tuanya dalam waktu yang bersamaan.. Minhyun yang terus mempercayainya setiap dia menerima fitnahan..
"Bengong apa..?" tanya Minhyun saat melihat Jaehwan melamun dan memainkan makanan di depannya
"Nggak apa-apa.."
"Jaehwan.. Tersenyumlah.." pinta Minhyun yang membuat Jaehwan menatap mata Minhyun
"Kenapa terkejut?? Ada yang salah dengan kata tersenyum??" tanya Minhyun
Minhyun beranjak dan memindahkan kursinya ke sebelah kursi Jaehwan.. Ia mengambil garpu dari tangan Jaehwan dan dengan sabar ia menyuapi Jaehwan..
"Kamu harus makan banyak hari ini.. Makan yang kenyang karena Hyung akan mengajakmu ke suatu tempat.."
"Kemana?"
"Nanti kamu akan tahu.. Sekarang buka mulutmu dulu.."
.
.
.
.
.
."Kalau aku tutup matamu.. Akankah kamu takut??" tanya Minhyun sebelum ia menjalankan mobilnya
Jaehwan terlihat sedikit takut karena pengalamannya setiap matanya ditutup jauh dari menyenangkan..
"Ke-kenapa hyung??"
"Karena tempat yang akan kita datangi surprise untukmu..."
Jaehwan pun menunduk dan menutup matanya.. Ia mengangguk mengijinkan Minhyun untuk menutup matanya.. Seketika tubuhnya gemetar ketakutan setelah Minhyun mengikatkan sapu tangan untuk menutupi matanya..
"Sini.. Bersandar padaku.. Aku janji tidak akan lama.." ucap Minhyun yang langsung menjalankan mobilnya
Jaehwan pun bersandar pada Minhyun sambil sedikit terisak.. Minhyun yang mengetahui hal itu hanya dapat menenangkannya dengan sesekali mencium pucuk kepala Jaehwan atau merangkul tubuhnya setiap mobilnya terhenti karena lampu merah..
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Because I Love you
FanfictionBecause i don't want to lose you.. Im sorry if im hurting you...