[Viudo]
"Astaga Aqilla! Belum bangun juga dari tadi? Hah?? Udah jam enam Aqilla banguun..."
"Mmmmm... Mama.. Apa sihh.. berisik Mama ishh!"
"Ehhh.. Apa? Kamu ngomong apa?! Mau Mama jewer?! Hah?!"
"Enggak Mama... Ampuunn.. Ini juga Qilla mau bangun kok..."
"Ya udah sekarang! Udah siang qilla.. Mama gak mau ya, ada panggilan ke sekolah lagi gara-gara kamu telat masuk terus. Kamu kan bentar lagi lulus, udah gede ya ampuunn.."
"Mamaa.. Pagi-pagi jangan teriak. Mending Mama jogging sama ibu-ibu komplek. Kata Kaila, hari ini gurunya masuk siang. Ya udah qilla juga mau berangkat siang.."
"Dihh. Kok gitu?! Gak ada tawar-tawaran ya Aqilla. Kamu harus masuk sekolah awal! Bareng Papa kamu, nanti kalo di tinggal sama Papa ngambek lagi!"
"Ini gak akan ngambek kalo Papa ninggalin qilla.. Paling Aqilla minta ongkos ganti buat mamang gojek nanti."
"Ihhh.. Ini anakk. Banyak ngeles ya! Udah bangun. Gak baik anak perawan bangun siang Aqilla!"
Indira mengangkat tangan Aqilla hingga Aqilla duduk, dan membuka gorden yang ada di samping tempat tidur. Bahkan tadi Indira sudah membangunkan Aqilla saat jam 5 subuh, tapi tetep.. Anaknya ini tidak ternotice sama sekali.
Aqilla Duduk dengan mata terpejam dan wajah menunduk. Tangannya dia simpan di atas paha yang terbalut piyama Teddy bear kesayangannya dan guling juga masih setia berada di pelukannya.
Indira membalikan badannya melihat Aqilla lagi, dan dia kembali berbicara..
"Aqilla, jam enam pagi sayang, bangun aishh.."
Aqilla membuka mata beratnya karena sang Mama terus menarik-narik tangannya. Mengucek mata juga wajahnya sendiri dan menguap lebar.
Kaki yang tadi di lipat sekarang sudah turun dari tempat tidurnya. Menggeliatkan tubuhnya dan menatap sekeliling yang telah di sinari oleh terangnya matahari pagi.
Aqilla menatap Mamanya yang sedang berkacak pinggang. Mamanya telah rapi, pasti mau ada acara penting.
"Bangun sekarang, ke kamar mandi, pake baju seragam yang udah Mama siapin, udah gitu turun ke bawah buat sarapan! Ok? Jangan lama-lama, Mama tunggu kamu sampai jam setengah tujuh, kalau kamu gak turun, Mama bilangin ke guru kamu."
"Iya Ma.. Udah Mama ke luar aja dulu. Hahh.. Huaaahh.. Nanti qilla mandi kok.."
"Ya udah sekarang mandinya!"
"Iya Mama keluar dulu, Aqilla mau buka baju di sini.."
"Buka aja semuanya, gak bakal Mama foto abis itu Mama sebarin kok. Ntar Mama di laporin ke Komnas perlindungan anak lagi.."
"Ishh.. Mama.."
"Apa?? Kalau gak di tunggu sampai kamu masuk kamar mandi, nanti kamu tidur lagi."
"Apa perlu Mama mandiin?"Mata Aqilla terbuka sempurna, dan menatap Mamanya dengan mata bulat. Pipinya bersemburat merah sekarang..
"Enggak ishh.. Malu. Iya Ma, mau mandi kok. Gak bakal tidur lagi." Ucap Aqilla sambil mengambil handuk yang telah Mamanya siapkan. Memakai sendal bear-nya dan berdiri dari ranjangnya.
Aqilla termasuk anak yang di manjakan oleh orang tuanya karena dia anak tunggal. Mama Papanya tidak berniat memberinya seorang adik.
Jadi ya begitulah.
Walaupun umurnya hampir 18 tahun, keperluan Aqilla masih di urus secara keseluruhan oleh sang Mama.
Aqilla kelas 3 SMA sekarang, dan itu membuat sifat manjanya semakin terasa.
Indira juga tidak tahu harus apa lagi. Yang jelas, ini kesalahannya yang tidak membuatkan adik untuk Aqilla sedari dulu.
Setelah anak semata wayangnya itu masuk ke kamar mandi, Indira menggelengkan kepalanya pelan dan dia melangkah menuju pintu kamar anaknya yang tertata sangat besar dan luas ini.
Kamar bernuansa coklat, cream, juga putih dengan wallpaper Teddy bear. Aqilla termasuk penggemar Teddy bear terberat nomor satu di Jakarta Selatan.
Bahkan kalau Aqilla mau, dia bisa membeli toko Teddy bear yang sering di tongkronginya bersama Kaila setiap pulang sekolah.
Saat sampai di pintu, Indira membukanya dan keluar. Menutup pintu lagi dan melihat suaminya yakni Papa dari Aqilla dengan baju tranining biasa.
"Loh.. Pa.. Kok gak pake kemeja ama jas? Papa gak ke kantor?"
"Enggak Ma. Papa mau ada rapat di luar. Biasa.. Ada client yang punya beberapa ide lagi untuk memperluas perusahaan."
"Ohh.. Jam berapa?"
"Jam 9 ini lah.. Di restaurant deket sekolah Aqilla."
"Hahh.. Syukurlah. Berarti Papa bisa dong nganterin Aqilla pagi ini ke sekolah? Mama mau ada arisan sama ibu-ibu komplek jam 7. Jadi.. bisa?"
"Bisa.. Papa anter Aqilla nanti."
"Ok.. Kalo gitu, Mama mau keluar langsung, si adek kalo udah turun suruh sarapan dulu ya, roti sama susunya udah Mama siapin di meja makan. Kamu juga sarapan ya Pa.."
"Iya Ma.."
"Ehh.. Waktu abis jogging tadi, Papa ketemu sama bu Riri, katanya bekas rumah Kenzo itu jadi di beli atau enggak?""Aaa.. Ntar dehh. Moga siang ini Arion bakal dateng. Soalnya Arion belum ngasih tau Mama. Kalo dateng Mama tanya nanti.."
"Ok Ma.. Ya udah, Mama hati-hati ya.."
"Iya Pa.."
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐕𝐈𝐔𝐃𝐎 (𝑺𝑼𝑫𝑨𝑯 𝑻𝑬𝑹𝑩𝑰𝑻)
Fanfiction(𝘳𝘦𝘱𝘶𝘣𝘭𝘪𝘴𝘩, 𝘤𝘩𝘢𝘱𝘵𝘦𝘳 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘭𝘦𝘯𝘨𝘬𝘢𝘱.) "𝐈 𝐰𝐚𝐧𝐭 𝐟𝐨𝐮𝐫 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐲𝐨𝐮." "𝐅𝐨𝐮𝐫? 𝐅𝐨𝐮𝐫 𝐰𝐡𝐚𝐭?" "𝐅𝐨𝐮𝐫𝐞𝐯𝐞𝐫." 𝘸𝘳𝘪𝘵𝘵𝘦𝘯 𝘣𝘺, ©𝘢𝘳𝘹𝘤𝘩𝘪𝘭𝘭𝘦𝘴, 2018.