1

155 7 2
                                    

TRINGGG. "Hegh, brisik amet sih," kata Angela seraya mematikan alarm di handphonenya. Jam menunjukkan jam 5 pagi, pertanda ia harus segera ke kamar mandinya. Dia pun duduk di ujung kamar tidur sambil menunggu nyawanya kembali.

"Angel!! Ayo hari ini kamu sekolah, jangan sampai telat," seru mamanya dari ruang tamu.

"Iya, Ma..." katanya sambil jalan keluar kamar.

20 menit digunakan untuk mandi, segera Angel memasuki kamar untuk berganti baju dan sarapan. Dan 10 menit selesai sarapan Angel pun berpamitan kepada mamanya, Cindy.

"Ma, aku berangkat dulu ya," seraya mengecupkan telapak tangan mamanya.

"Iya, belajar yang baik ya. Jangan mikirin ketos mulu," ucap mamanya sambil tertawa.

"Dih, ngapain mikirin dia."

"Siapa tau kamu suka."

"Ah, mama, mah."

"Hahaha."

Hari ini adalah hari Senin, ia pun harus menghadapi guru fisikanya, Pak Darman, yang killernya minta ampun. Dan juga harus menghadapi serempah nasihat dari guru BP karena kelasnya terkena hukuman kelas terkotor. Tak lama kemudian bus sekolah datang menjemput Angel, ia pun naik ke bus dan sesekali melihat mamanya berdiri di ambang pintu. Saat di dalam bus, ia pun duduk di kursi tengah-tengah. Favoritnya. Dan langsung menyenderkan kepalanya di kaca.

Napa mama harus bilang nama ketos, udah tau gua benci ama dia. Udah dia playboy, tepe. Arghh. Pokoknya benci. Gerutu Angel saat bus mulai menuju ke arah sekolahnya. Selama perjalanan Angel memilih untuk mendengarkan musik di HPnya lewat earphone, dan akhirnya dia terlelap.

Tak lama kemudian seseorang membangunkan Angel, dengan sengaja. Karena kesal, Angel pun ingin menampar muka orang itu dengan keras. Namun niat itu diurungkan karena yang membangunkannya

Satria...

                                                                                          ---N---

"Mamahhh... Baju seragam Tria dimana?" teriak dan tanya Satria dari ambang pintu ke arah ruang tamu. Satria jarang sekali bangun jam 5 pagi seperti ini, ya karena disuruh pacarnya...

"Itu udah ada di lemari, udah mama taruh."

"Mana ah, udah Tria cari," jawabnya sambil membuka lemarinya.

Eh ternyata ada deng ehehe... Mata gua yang rada picek kali ya.

"Iya Ma, udah ada," ucapnya sambil tersenyum miring. Dan tak lama kemudian Satria berjalan ke arah ruang makan untuk sarapan

"Eh, tumben mama enggak masak nasi," ucapnya seraya mengambil selembar roti.

"Iya, mama liat soalnya kamu makin gendut," padahal badan anaknya atletis.

"Yaudah iya, Ma. yang penting Tria pinter."

"Halah pinter apanya."

"Ish, mama mah gitu."

Senyum mamanya terukir saat anak sulungnya mengatakan itu. Seraya menunggu bus, Satria pun tak sengaja memikirkan Angel. Ya Angel. Bahan jailannya yang setiap hari ia mainkan.

Kalo dipikir, Angel itu cempreng, ngomel mulu, keras kepala,....cantik

Tak sadar bahwa ia keceplosan, mengatakan Angel cantik adalah hal yang paling anti oleh Satria.
Tak lama kemudian bus pun datang ke daerah pekarangan rumah Satria.

"Mah, berangkat dulu ya," ucap Satria sambil mengecup telapak tangan mamanya, Laura.
"Iya, yang pinter ya. Jangan mikirin Angel mulu."
"Justru dipikirin malah makin pinter mah."

Mereka berdua pun tertawa dan mengucapkan selamat tinggal. Bus pun mulai menjauhi rumah Satria, suasana terasa sepi dan nyaman. Satria pun tak menyangka ada Angel sedang tertidur lelap dengan earphone yang terpakai manis di telinganya. Rambut hitam legamnya dikuncir tinggi, dengan poni yang masih berantakan.

Satria pun menghampiri Angel dan berniat untuk membangunkan.

"Woi, masih pagi malah tidur."

Tak disangka suara yang selembut sutra itu dapat membangunkan seorang Angel. Matanya pun terbuka sedikit demi sedikit.

Cantiknya si Angel

                                                                                              ---N---

Satria dan Angel sedetik bertatap muka dengan wajah unik mereka.

Angel dengan tatapan aneh dan bingung dan kesal,

Satria dengan tatapan kagum dan jahil.

"Lu ngapain bangunin gua ya, Sat?" tanya Angel dengan nada agak tinggi.

"Ngapain yak... Lagian masih pagi malah masih tidur," cetusnya dengan nada jahil.

"Lah, terserah gua dong. Badan punya gua juga."

"Dih, gua maunya bangunin, gimana dong?"

"Ya, janganlah."

"Gua maunya iya."

"BODO AMAT!" teriak Angel dengan setengah marah dan mata yang setajam silet.

Dengan kelas Angel memukul bahu Satria sambil berkata "Dah sana pergi lu, gua mau lanjutin mimpi gua tadi." Satria merasakan dorongan Angel yang lemah gemulai, tak disangka Angel bisa semanja ini. Karena merasa terganggu akhirnya Satria pun pergi dari tempat duduk Angel.

"Iya, iya dah gua pergi. Lanjutin soo mimpi lu," jawabnya dengan nada kesal. "Jangan kangen ama gua yak," sambil menyentuh rambut Angel yang dikuncir tinggi itu.

"Hush, hush sana. Jangan pegang rambut gua."

"Iya deh. Kalo kangen bilang yak."

Angel pun tidak menanggapi jawaban Satria, menurutnya jawaban itu tak perlu dijawab sama sekali. Entah mengapa kata-kata tersebut cukup membuat Angel terbang, tak biasa dia merasakan ini.

Ini mungkin muka gua udah kayak kepiting rebus kali nih.

Dengan cepat ia menutup mukanya dengan jaket abu-abunya dan menggoyangkan tangannya. Sementara Satria, melihat Angel bertindak seperti itu membuat dia semakin yakin bahwa Angel telah terbang dengan kata-katanya. Pacar Satria, Luna, melihat Satria dengan tatapan aneh.

"Sayang, kamu kenapa? Kok senyum-senyum sendiri?"

"Ah gak papa kok, Say."

Iya, gak papa kok. Aku senyum kalo ngeliat dia senyum juga...

                                                                                             ---N---

I Loved YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang