"Mau sampai kapan lo di rumah gue?" ujar Angel melihat Satria sedari tadi melamun saja seperti mayat kehilangan nafsu. Satria hanya menampilkan segaris senyum lalu kembali seperti semula, datar. Melihat rivalnya sedang mengalami masalah, Angel mendekat lalu memegang tangannya.
"Lo kenapa? Ada masalah? Cerita dong!"
Satria emang sudah biasa dengan perlakuan rivalnya, bukan berarti selama ini ia dekat dengan Angel. Tetapi dari diri Angel sendiri yang mau seperti ini.
"Gue serasa bakal kehilangan 1 orang lagi, Ngel, dan itu sudah takdir. Gue gatau harus gimana lagi selain merelakan dia, tapi sakit rasanya."
"Sakit seperti lo ditinggal Gina?"
"Akan lebih sakit, Ngel. Entah seolah gue dihadepin tantangan yang ngulang gue di masa lalu."
Angel mengerti betul, orang ini sedang mengalami perang batin, sangat dalam. Sebetulnya sejak Angel tahu bahwa masa lalu percintaannya sangat kelam, sekarang Satria sangat anti untuk membuka hati lagi. Angel takut ia akan stress karena cinta dulunya.
"Lebih baik lo merelakan apa yang sudah terjadi dalam hidup lo, biarkan itu menjadi pembelajaran lo untuk kedepannya menjadi lebih baik. Biarkan semuanya mengalir begitu saja, Tuhan sudah punya rencana akan hidup lo. Lo akan menerima hadiahnya, walaupun itu sakit tetapi gue yakin itu ada hikmahnya buat lo dan sekitar juga."
Satria dengan cepat menatap Angel. Entah mengapa menatap Angel sebentar membuat hatinya agak lega dan damai sedikit. Seolah Angel salah satu solusi ketika ia suntuk, bosan, badmood, dan segala hal negatif. Angel sedikit salah tingkah dilihat oleh sepasang manik mata Satria yang hitam legam. Satria menyunggingkan senyumnya, entah pertanda apa atau yang sedang ia pikirkan.
"Ngapain natep gue!" ujar Angel seraya menabok bahu Satria.
"Pulang sono, dah berhenti juga hujannya."
"Ngusir?"
"Iya."
"Oke, fine. Gue pulang yak."
"Yo, hati-hati. Besok bangun pagi lu, acara besar."
"Lo bangunin gue yak." ujar Satria dan langsung masuk ke dalam mobil dan meninggalkan pekarangan rumah Angel.
Satria masuk ke dalam kamarnya setelah menyapa kedua orang tua nya yang sedang bersantai di sofa menonton televisi. Satria melempar dirinya ke atas kasur yang menggoda diri, menatap langit-langit kamar dengan tatapan sendu dan menarik simpul senyum sedih. Sebetulnya ia masih merasakan sakit yang begitu mendalam, kejadian 2 tahun silam membuat dirinya benar-benar terpuruk. Satria hampir tidak keluar dari kamarnya selama 2 bulan, tidak nafsu makan, lalu berat badannya turun drastis. Saat itu mama papanya sempat merasa khawatir karena Satria mengalami tekanan batin yang amat sangat sakit. Selama dua bulan itu Satria menjadi orang yang pendiam dan dingin, ia menjadi lebih murung dari sebelumnya.
Tetapi sekarang berkat sahabatnya Satria kembali menjadi orang yang lebih tangguh dari dua tahun yang lalu, ia akan mencoba untuk merelakan semuanya, ia mencoba akan menjadi yang lebih baik untuk Gina dan Lionna untuk sekarang.
~*~
Fajar menyambut Kota Jakarta pada pukul lima pagi, beberapa sudah bangun, menjalankan sholat subuh, lalu bertarung di dapur demi memenuhi kebutuhan keluarga masing-masing. Ada pun yang sedang mempersiapkan dirinya untuk memulai hari ini karena baginya hari ini adalah hari spesial dan hari besar bagi dirinya. Angel mengecek segalanya memastikan agar tidak ada yang tertinggal untuk acara hari ini. Dan tentunya ia sudah membangunkan rivalnya yang kebo untuk bersiap-siap. Ini adalah tugas terakhirnya sebagai OSIS di sekolahnya mengingat ia yang sudah menduduki kelas paling akhir di jenjang SMA.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Loved You
RomansDiceritakan seorang cowok yang terkenal di SMA Harvest, si cowok player, dan anehnya banyak yang menyukainya. Karna dia ketua OSIS. Satria Putra Ravaldo Cowok yang 'segalanya' bisa ia dapat dengan mudah, tetapi kasih dari seorang kekasih bisa dikata...