3

71 5 0
                                    

"Weh, kalo diadain dinner party gimana?" tanya Satria kepada semua anggota OSIS saat rapat di ruangan. Saat ini adalah jam istirahat kedua, mengapa istirahat kedua? Karena jangka waktu istirahatnya lebih lama dari istirahat pertama. Bisa gitu ya.

"Kalo misalkan itu, dana nya dari mana?" salah satu anggota OSIS bertanya kepada Satria. Dengan santai ia menjawab "Dari uang kas lah." Mendengar nama uang kas, sang bendahara OSIS pun berkata "Halah, nyantai banget lu bilang dari uang kas. Lu sendiri aka belum bayar 2 bulan ini," cibir bendahara OSIS. Dan kemudian beberapa dari mereka menyahut secara berurutan.

"Tau lu."

"Boong lu."

"Boong lu."

"Cemen ketosnya. Turunin yokk."

"Yokk..."

"WOI! DIEM SEMUA!" teriak Satria sampai gelas saja mau pecah, tentu ia merasa marah karena dirinya dijelek-jelekkan. Tak tahan ia pun duduk di samping Angel dan berkata ke semua anggota OSIS. "Dah, sekarang lu pada pikirin buat program awal tahun kita apaan. Ntar gua tinggal terima jadi," cetus SAtria dengan nada yang dingin, tak mau peduli dengan program awal tahunnya. Kemudian Satria pun melihat ke arah Angel yang sedang melmaun memikirikan sesuatu, yang membuat pikirannya blank. "Ngel, mikirin apa?" tanya Satria dengan lembut, ia tidak mau emosinya menyamber ke Angel. Sering kali Satria melihat Angel melamun tanpa sebab tapi kok alah tambah cantik ya? Eh, mikirin apa coba. Maksud dah.

"Angell... Kamu kenapa?"

"Hish, napa manggilnya 'aku' 'kamu' dah." Angel mulai terasa risih dengan bacotnya Satria.

"Lah lu ngelamun, gak baik lho."

"Ya trus, tinggal manggil gua aja."

"Kan tadi gua udah manggil lu, bego," dan Satria pun akhirnya kesel dan memilih untuk berdiri di depan kelas daripada otaknya meledak disamping Angel. Malah hampir meledak.

Lah dia kesel, kayak cewek.

Betapa ngakaknya Angel mengatakan itu di dalam hatinya, sejenak Angel melihat Satria. Membayangkna sesuatu tentang Satria kalau dinner party itu terjadi, Satria yang memakai jas berwarna hitam dengan daleman putih dan dasi panjang berwarna merah. Tataan rambut yang rapih membuat wajahnya menjadi lebih cerah dan...ganteng. Tak sadar Angel keceplosan mengatakan Satria ganteng, wajahnya bersemu merah padam, deg-degan, keringat dingin, gagal ginjal. Woy ini sakit atau jatuh cinta sih.

"Oke, jadi kalian mikirin program apa?" mulailah Satria menanya ke semua anggota OSIS. Awalnya mereka semua terdiam karena takut unutk menyampaikan program mereka, pada akhirnya salah satu anggota OSIS menjawab pertanyaan Satria. "Umm, ka..kayaknya ngi..ngikutin lu aja d..deh." jawabnya terbata-bata karena saking takutnya dengan wajah Satria uang dingin, dan tatapan elang yang tajam.

"Lah kata lu pada, dananya gak cukup buat dinner party dan gua gak rajin bayar uang kas. Gimana sih," ucap Satria dengan tertawa yang sebetulnya ia merasa kesal. "Yaudah, Sat, gak papa kalo masalah uang kas biar gua yang tagih mereka," sahut sang bendahara OSIS dengan berani. Seketika wajah Satria berubah menjadi terang, seterang matahari. Buset.

"Bener nih? Bisa gak?" tanya Satria penuh dengan kepastian. "IYA BISA SAT." teriak semua anggota OSIS kepadanya, termasuk Angel berteriak. "Oke, sekarang kita lanjut rapatnya."

--N--

"Ya, sekarang tolong perhatikan ke depan," guru killer kelasnya Angel pun sedang mengajar bidangnya yaitu fisika, perlu diketahui bahwa gurunya ini sangat peka akan pendengaran sekecil apapun. Jika seorang anak berbisik saja, marahnya bisa sampai dijemur dilapangan, bisa langsung jadi ke ruang BK. "Jadi, jika molekul A digabungkan dengan molekul B maka akan menjadi.... Umm, menjadi.." biasalah karena ia sudah tua maka ia gampang pikun. Salah satu murid menjawab dengan WaTaDos (Wajah Tanpa Dosa)

"Ini kali pak jadi hati," sahutnya.

"Yang berfungsi untuk merasakan," disahut lagi.

"Senang dan sakit hati," ya ampun lagi.

"Yang tak kunjung datang."

Satu, dua, tiga. "UNNCHH..." seru mereka semua dan tertawa terbahak-bakah, tak disadari muka guru itu merah api dan mungkin sudah mencapai batasnya, dann

"KELUAR KALIAN SEMUAAA!!!" uwaw, teriakannya bisa terdengar sampai Kutub Utara. yang sedari tadi Angel tertawa juga ikut terkejut, diam, dan keluar dari kelas segera menuju ke lapangan untuk siap-siap menjadi gorengan gosong...

1 jam pelajaran dijemur di tengah lapaangan, kembali masuk dan baru aja para siswa/i duduk di kursi mereka. Guru BP datang untuk menyiram serempah nasihat ke kelas Angel. "Permisi pak, apa saya mengganggu? Saya soalnya mau memberi nasihat kepada mereka," jelas guru BP, Bu Erna, kepada guru fisika "Oh gak papa bu, saya juga sudah selesai. Silakan masuk." Kemudian Bu Erna pun masuk dan pada saat mau memulai, "Bu, boleh saya ijin ke toilet bentar?" tanya murid WaTaDos... "Beraninya kamu, saya baru saja mau ngomong malah ijin. TIDAK ADA YANG KE TOILET SAAT IBU DISINI." Terngangalah mereka semua termasuk Angel juga. Hih guru BP macam apa coba. Gerutu Angel dalam atinya yang begitu kesl. Bu Erna pun berbicara "Kemarin kelas kalian menjadi kelas terkotor. Benar?" tanya Bu Erna dengan nada yang sangatlah tegas, "Benar bu..." jawab serentak kelas. "Hahh... Jadi ya kalian itu harus....." blablabla.

1 jam digunakan untuk ceramah dan akhirnya mereka diperbolehkan untuk istirahat, kalau dilihat dari raut wajahnya tak ada yang mengantuk sama sekali, malah terlihat sangat tegang. Serasa habis dari ruang eksekusi. Angel dan Lauren pergi ke kantin untuk jajan, ya Angel tak menyangka ternyata Satria ada di dalam kelas sedang mengerjakan PR. Noob. Senyum sinis terukir di bibir Angel, lantas cepat pergi karena perutnya meraung-raung.

Ditengah ruang kanitn seseorang memanggil Angel. "Angeeell!" Langsunglah Angel menoleh ke arah sumber suara. Benar-benar tak disangka, teman masa kecilnya memanggil. Nando.

--N--

I Loved YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang