kecemasan evelyn

103 5 6
                                    

Evelyn mondar mandir di depan kelasnya,perasaan nya sungguh tak enak,sudah  2 minggu sehabatnya tak masuk sekolah tanpa kabar

Evelyn terus saja mengecek ponselnya menunggu pesan pesan yang sudah ia kirimkan kepada puisi di balas

Evelyn bingung ingin menanyakan kabar puisi lewat siapa?

"Evelyn"evelyn menoleh ke arah belakang, ia melihat queen berjalan ke arah nya 

Queen menyodorkan sebuah surat ,surat yang puisi berikan untuk evelyn

"Surat?"tanya evelyn,queen menganggukan kepalanya sebagai respon

"Dari?"

"Sisi"mata evelyn berbinar seketika

Evelyn mengambil surat itu dengan secepat kedipan mata

"Yaudah gue kelas ya"queen pergi setelah mengucapkan kalimat itu

Evelyn menganggukan kepalanya,dengan secepat kilat ia membuka surat yang di berikan queen

To:evelyna dwiarmada

Lyn ,apa kabar?
Baik kan
Ma'af ya,aku gak bilang bilang sama kamu kalau aku pindah sekolah
Sementara aja kok lyn
Oiya,makasih ya untuk waktu kamu yang sempet terbuang buat sehabatan sama aku,ma'af kalau aku nyusahin kamu

Semoga kita ketemu lagi ya

Entah kapan? Dimana? ,pasti kita ketemu

Aku janji

        

-Puisi karina karisma

Evelyn tak habis pikir dengan sehabatnya itu,bagaimana tidak ? Puisi pergi sudah 2 minggu dan baru mengabarinya sekarang dengan surat

Evelyn penasaran apa yang menyebabkan sehabat karib nya itu pindah sekolah,dia sedikit sedih,sehabat yang menjadi tempat curhat tentang keluh kesahnya kini pergi entah kemana

Evelyn mengusap wajahnya kasar dengan satu tangan ,satu tangan nya lagi masih memegang surat puisi

Sementara di lain tempat

Queen melangkah kan kakinya ke taman belakang sekolah,hendak menemui seseorang yang ia yakini sedang duduk santai di bawah pohon

Sampai di depan pohon itu,benar saja seorang yang sedang di carinya itu sedang duduk bersandar pada pohon sambil memetik sebuah gitar di tangan

"Sastra"queen memanggil orang itu, ya,orang yang di cari queen adalah sastra,sastra menoleh ke sumber suara,dengan cepat queen menyodorkan sebuah surat,masih sama surat itu dari puisi

Kening sastra mengerut tanda dirinya bingung,kedua alisnya bertautan

"Surat?"queen mengangguk sebagai jawaban

"Dari puisi"sastra mengambil surat dari tangan queen

"Yaudah,gue pergi ya"tanpa menunggu jawaban sastra ,queen melangkahkan kakinya menjauh dari pohon itu,namun dengan gerakan cepat sastra mencekal pergelangan tangan queen

"Apa?"queen bertanya

"Gue mau ngomong"

"Cepet"

"Gue..gue mau bilang kalo gue..kalo gue..."

"Kalo lo apa?"

"Gue masih suka sama lo"

Queen terdiam beberapa saat

"Lo masih pacar gue kan"

Queen masih diam

"Kita belum putus"

Queen masih diam tanpa ekspresi

Tak lama senyum di wajah queen mengembang semopurna,dengan cepat sastra membawa queen ke dalam pelukannya,pelukan itu tak berlangsung lama

Queen melepas pelukan itu lebih dulu,

"Temenin gue duduk sini ya"ajakan sastra itu di jawab anggukan mantap queen,keduanya duduk bersebelahan

Sastra membuka surat yang di berikan queen tadi

"Mau ikutan baca"ajak sastra pada queen,masih sama queen hanya mengangguk

Keduanya membaca surat itu dengan serius

To:sastra putra wijaya
From:puisi karina karisma

Kak,kakak apa kabar?
Aku harap baik ya
Kakak masih ingat janji kakak waktu itu kan
Aku sudah ma'afin kakak kok
Tenang aja
Disini aku cuma mau minta tolong
Jaga lisan ya
Jangan buat lisan nangis
Oke...
Kalau kakak buat lisan nangis aku buat kakak jadi perkedel jagung

Udah ya kak segini dulu

Salam

-puisi karina k.

Hati queen menghangat membaca surat itu

Sebegitu sayang kah puisi padanya? Itulah yang ada di pikirannya sekarang

Queen semakin bingung,kemana puisi pergi ?,kenapa ia harus pergi?

"Wahh..puisi gak adil nihh"sastra membuka suara

"Kenapa?"

"Masa kalau aku buat kamu nangis,aku di jadiin perkedel,kalo kamu yang buat aku nangis masa gak di buat perkedel juga"

Queen tersenyum ,bibirnya berkedut menahan tawa ,itu hanya bercanda ,sastra menganggap nya serius ,haduhhh..

Sastra yang melihat itu tak terima

"Kalau mau ketawa ,ketawa aja kali ,gak usah ditahan"

Melihat wajah sastra yang di tekuk ,membuat queen tak kuasa menahan tawanya

"HAHAHAHAHAHA,MUKA LO NJIR,EMANG BENER SI PUISI ,ENAK KAYANYA JADIIN LU PERKEDEL"

Bukannya marah ,sastra malah tersenyum ,melihat queen tertawa saja sudah membuat nya bahagia

Dan di bawah pohon itu menjadi saksi bisu ,kebahagiaan keduanyaa

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Lohaaa!

Hi! Semuaaa

Aku up lagi nehhh

Btw,maaf ya aku agak lama up nya

Soalnya sibuk
Hehehe

Oiya,tetep baca puisi sastra sampai ending ya

Love youu readers setia

Dahhh

Salam

-maya nurdianti

TETAP BACA PUISI SASTRA YA!!!

Puisi Sastra(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang