9 - Birthday Party

559 101 24
                                    

Ketika Gilang mengajaknya ke pesta ulang tahun temannya tiga hari yang lalu, Alea langsung menolak. Yang ada di pikirannya gaun, ia sama sekali tidak memilikinya. Bukannya Alea tidak pernah sekali pun ke pesta ulang tahun, tapi kali ini diadakan di ballroom gedung mewah yang juga sering digunakan para selebritis tanah air untuk perayaan hari khusus. Alea langsung membayangkan isi lemari pakaiannya, dan sepertinya memang tidak ada yang cocok untuk acara semi formal semacam itu.

Gilang tentu saja tidak mengaminkan penolakan Alea. Ia bersekutu dengan Rahma untuk mengunjungi butik ternama dan memilihkan gaun yang cocok untuk Alea. Kalau bukan Gilang, belum tentu Rahma mau-mau saja diajak kerjasama. Tapi demi Gilang, cowok tampan yang dikenalnya sangat sopan. Lagian, sepertinya memang sudah waktunya memberi sedikit warna berbeda di kehidupan Alea, jangan hanya bergelut dengan rutinitas sekolah dan tumpukan novel yang menanti giliran untuk dibaca dan difoto tentunya.

Rahma paling tahu gaun yang pas buat Alea. Tapi ia harus mempertimbangkan harga. Ini butik ternama, salah pilih urusannya sama uang bulanan. Setelah menyadari kebingungan Tante Rahma, Gilang menjelaskan hal yang mungkin luput di awal, bahwa ia yang akan membayar gaun mana pun yang dipilih nantinya. Ia memang sudah lama berencana memberikan sesuatu untuk Alea. Sekarang waktu yang tepat. Selain sebagai bingkisan, juga untuk mematikan alasan penolakan Alea.

Maka di sinilah Alea, di depan cermin berukuran setengah badan di dalam kamarnya. Gaun putih gading pilihan Gilang dan Mama pas membalut tubuh mungilnya. Ada pita hitam selebar dua jari yang melingkar di pinggang, membuat bentuk tubuhnya semakin anggun. Riasan ala Mama membuatnya tampil natural. Rambut lurus sepunggung dibiarkan terurai, hanya diberi jepitan kupu-kupu sebagai pemanis di sisi kiri.

Alea memeriksa jam pintar di layar ponselnya, pukul tujuh kurang seperempat. Sebentar lagi Gilang akan datang menjemputnya, tapi ia masih sedikit ragu untuk benar-benar menemani cowok itu malam ini. Dari awal Gilang memang tidak segan mengajukan berbagai permintaan. Yang aneh, usaha penolakannya semakin payah akhir-akhir ini. Terutama malam ini. Hari ini akan tercatat dalam sejarah hidupnya: pertama kali menemani cowok ke pesta.

"Udah cantik, kok. Dari tadi ngaca mulu." Rahma berdiri di ambang pintu, baru saja menyela lamunan Alea. "Gilang udah datang, tuh!" imbuhnya sambil memainkan alis untuk menggoda putrinya yang tampil bak ratu malam ini.

Deg!

Kenapa Alea mendadak gugup? Mentang-mentang pakai gaun mahal?

Digandeng Mama, Alea melangkah keluar kamar untuk menemui Gilang yang sudah menunggu tidak sabaran di ruang tamu.

***

Saat Alea muncul di ruang tamu tadi bersama Tante Rahma, Gilang tersihir. Alea benar-benar beda dengan yang dilihatnya sehari-hari. Sekarang, fokus Gilang ke jalanan yang lumayan padat agak terganggu karena rasanya sangat sayang melewatkan pemandangan indah di sampingnya barang sedetik.

"Kok, diam aja?" Gilang mencoba memecah hening.

Sadar terus diperhatikan Gilang, Alea tidak banyak gerak. Sesekali membuang pandangan keluar, sesekali pura-pura sibuk dengan ponselnya. Alea berusaha meyakinkan diri, tidak ada sesuatu yang harus membuatnya gugup. Ia sebatas menemani teman cowok ke pesta, tidak lebih. Samakan saja saat berpasangan dengan Delon ke pesta ulang tahun Ratih, atau teman lainnya.

Mereka tiba di lokasi acara. Alea menarik napas lega tahap pertama. Setidaknya kekakuan di dalam mobil sudah berakhir. Juga malam ini, segera berakhir. Dipercepat saja kalau bisa.

Alea melingkarkan tangan di lengan Gilang. Mereka melangkah pelan memasuki ruangan. Kata Gilang, yang berulang tahun adalah teman dari sekolah lamanya. Alea memastikan tidak akan menjumpai kenalan di pesta ini.

Rahasia Idola [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang