Bab 27: Terungkap

440 28 1
                                    


Happy Reading :)

Aku membaringkan tubuh Danu di atas tempat tidur. Walaupun jiwaku berada dalam tubuh Danu setidaknya aku masih bisa merasakan sesuatu. Seperti saat ini, aku bisa merasakan bagaimana rasanya berbaring di atas tempat tidur setelah enam tahun lamanya aku tak pernah tidur lagi di atas tempat tidur. Aku bahkan tidak pernah tidur lagi. Karena rasa kantukku sudah tidak ada lagi.

Aku memejamkan kelopak mata milik Danu. Mencoba apakah aku bisa tidur. Dan, tak beberapa lama kemudian aku terlelap.

Keesokan harinya...

Aku terbangun dari tidurku. Aku melihat langit yang berwarna biru cerah dari jendela kamar. Aku melihat jam dinding yang terpajang di dinding kamar. Jam itu sudah menunjukkan pukul 6 pagi.

Whoa!Aku tak menyangka aku benar benar tertidur. Setelah enam tahun tak pernah ada rasa kantuk dan sekarang aku tertidur. Inilah yang namanya kebahagiaan yang sederhana.

Aku bangkit dari tempat tidur dan setelah itu aku mempersiapkan diri untuk berangkat sekolah. Aku benar benar merasa seperti menjalani aktivitas normal yang biasa anak anak sepertiku ini jalani. Ini benar benar menakjubkan.

Dan, setelah itu aku menuruni tangga untuk sarapan. Dari tangga, aku sudah mencium aroma masakan dari dapur. Aku pun segera melangkah menuju dapur. Aku melihat sepasang orang dewasa di dapur itu.

Aku melihat wanita dewasa yang tengah mempersiapkan makanan dan seorang pria dewasa yang tengah membaca koran sambil meminum kopi di meja makan.

Dan kemudian mereka berkata kepadaku,

"Hai, selamat pagi!"

Aku bingung mau menjawab apa. Karena aku tidak tahu Danu itu anak yang seperti apa. Baiklah, aku coba saja bersikap seperti diriku sendiri.

"Selamat pagi, Ibu, Ayah!"kataku sambil memajangkan senyum di wajah.

Kemudian aku melangkah menuju meja makan dan mendudukkan bokong di atas kursi kayu itu.

"Kau terlihat bersemangat sekali hari ini, ada apa?"tanya wanita dewasa yang kurasa Ibu Danu itu.

"Ah, tidak ada apa apa, biasa saja!"jawabku.

"Ibu!Buatkan aku telur dadar!"sorak seorang anak laki laki.

Aku melihat seorang anak laki laki yang usianya lebih tua beberapa tahun dariku mendatangi meja makan. Kurasa dia mungkin kakaknya Danu.

"Ibu sudah buatkan telur dadar untukmu Deni!"kata Ibu Danu.

Dan, tak lama kemudian seorang anak perempuan yang usianya lebih muda dariku melangkahkan kakinya menuju meja makan. Kurasa dia adalah adik Danu. Dia duduk di sebelahku sambil membaca sebuah buku yang cukup tebal. Kurasa dia bukan anak sekolah dasar biasa. Atau mungkin dia adalah salah satu bagian dari anak anak cerdas. Aku tidak pernah membayangkan punya seorang adik. Karena di kehidupanku dulu, aku hanya mempunyai dua orang kakak. Lebih tepatnya, aku adalah anak bungsu.

Aku menikmati sarapan pagiku untuk yang pertama kalinya setelah enam tahun kematianku. Aku duduk di sini memakan nasi goreng yang super lezat ini dengan penuh kenikmatan.

Dan, setelah selesai sarapan pagi, aku kembali naik ke atas untuk mengambil tas Danu dan berangkat ke sekolah.

Sesampainya aku di kamar Danu, aku mencoba mencari tasnya. Aku memeriksa meja belajar dan kolong tempat tidur. Dimana anak itu meletakkan tasnya, ya.

Aku kembali mencari tasnya di dalam lemari pakaian Danu. Aku melihat tasnya bersandar pada dinding lemari pakaiannya.

Aku segera mengambil tas tersebut. Namun, aku melihat bungkusan kantong plastik berwarna hitam di sebelah tas tersebut. Aku curiga dengan kantong plastik tersebut. Lalu, aku mengambil kantong plastik itu dan membukanya.

Aku melihat sebuah jaket berwarna hitam, topi berwarna hitam, dan masker berwarna hitam. Aku memasukkan tangan Danu ke dalam kantong plastik itu dan mencoba memeriksa ada apa lagi di dalam kantong plastik tersebut.

Aku melihat sebuah pisau dengan gagang berwarna hitam yang berlumuran darah kering dan sebuah buku catatan dengan sampul berwarna hitam.

Aku mulai curiga. Jangan jangan memang Danu orang yang menusuk Dery.

Aku membuka buku catatan tersebut dan membalik balik lembaran buku catatan tersebut. Buku catatan itu berisi coretan coretan benang kusut yang aku tidak tahu maknanya apa. Hingga aku membalik ke halaman paling akhir. Ada sebuah kalimat tertulis di halaman paling akhir itu.

' KILL HIM '
(Dery)

Memang dialah orangnya. Danu.

-oooo000oooo-


P.S The Hidden Anger :)

Anak Laki Laki Hitam Putih (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang