Bab 14: Sebuah Kisah

493 28 1
                                    


Happy Reading :)

Sudah hampir dua minggu berturut turut, Dery terus mengejar Rachel sampai ke rumah pohon ini. Dan, Rachel terus saja menjauhkan dirinya dari Dery. Tampaknya, Dery sangat tergila gila pada Rachel. Dia tampak tak ingin melepaskan Rachel hingga ia tak berhenti menyerah mengejar Rachel.

Rachel menghempaskan pintu rumah pohonku dengan keras begitu Dery tiba dihadapannya.

"Hey!Jangan menghancurkan rumahku!"teriakku pada Rachel.

"Diamlah!Anakmu ini sedang dalam bahaya!"Rachel balas berteriak.

"Kenapa tidak kamu terima saja dia?Dia benar benar mencintaimu!"ujarku.

"Aku hanya menguji rasa cintanya padaku,"ujar Rachel yang sedikit berbisik padaku.

"Oh, jadi kamu juga mencintainya!"kataku.

Rachel mengangguk pelan sambil tersenyum kecil. Kemudian, aku berjalan mengahmpiri Rachel dan mengelus elus puncak kepalanya.

"Anakku sudah dewasa sekarang ya,"kataku.

Dery terus saja mengetuk ngetuk pintunya dengan keras.

"Rachel!"

"Rachel!"teriak Dery.

"Aku ingin menjelaskan sesuatu padamu!"teriaknya lagi.

"Aku tidak bisa melepaskanmu!Aku mencintaimu!Kau adalah cewek yang kehadirannya selalu kutunggu tunggu selama ini!Cewek tomboy!Blak blakan!Jago karate!Dan usianya dua tahun lebih muda dariku!Dimana lagi aku akan mendapatkanmu!Kau adalah tipeku!"teriak Dery beruntun.

Dan, setelah itu Rachel membuka pintunya dan berdiri tegak di hadapan Dery.

"Apa kau bilang?Aku cewek blak blakan!Baiklah, kau tahu!Aku benar benar tak cocok untukmu!Pergilah!"teriak Rachel dengan kasar pada Dery.

"Kau tahu, kau itu cowok macam apa!Kau cowok penindas!Kau menggunakan kekuatanmu demi kepentingan dirimu sendiri!Kau cowok egois!Kalau kau masih belum sadar juga!Bercerminlah!Lihat siapa yang ada di cermin itu!"teriak Rachel lagi dengan kasar.

"Rachel!"seruku.

Aku yakin setidaknya kata kata itu pasti menusuk di hati Dery. Tapi, setidaknya kata kata itu menyadarkannya tentang apa yang dia lakukan selama ini.

"Pergi!Pulang sana!"teriak Rachel.

Dan, setelah itu Dery pun berbalik dan berjalan pulang dengan kepala tertunduk. Apakah Dery akan menyerah?

"Rachel!"panggilku.

"Kurasa kau terlalu kasar padanya,"ujarku.

"Biarkan saja!Biar dia sadar!Kalau dia benar benar menyerah dan berhenti mengejarku karena kata kata itu berarti dia tidak benar benar mencintaiku,"jelas Rachel.

"Lagipula apa jadinya jika dia tahu aku adalah cewek aneh yang bisa melihat hantu dan ngomong sendiri,"

"Rachel!"seruku.

Aku meletakkan kedua tanganku di atas pundak Rachel. Sepertinya aku harus memberikan sedikit nasihat bijak kepadanya.

"Jika dia benar benar mencintaimu."

"Dia tidak hanya akan mencintai kelebihanmu tetapi dia juga akan mencintai kekuranganmu,"

"Aku tahu,"

"Tapi...."

"Jika aku benar benar mencintainya dan dia tidak mencintaiku?"

"Rachel!"

"Semuanya butuh proses. Dia dan kau juga. Kalian berdua butuh waktu untuk benar benar saling mencintai,"

"Jatuh cinta dan benar benar mencintai itu sebenarnya dua hal yang berbeda,"

"Ketika kamu jatuh cinta kamu hanya ingin memilikinya tetapi benar benar mencintainya membuatmu merasa tercukupi,"

"Rasa cinta yang sesungguhnya bukan semata-mata hasrat ingin memiliki. Tanda bahwa kamu benar-benar mencintai adalah ketika kehadirannya jadi begitu penting dalam hidupmu. Bukan berarti hidupmu tidak bahagia tanpa dia, tapi keberadaannya di sampingmu yang menjadikan hidupmu dikatakan sempurna."

-oooo000oooo-


P.S Love Lesson :)

Anak Laki Laki Hitam Putih (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang