Bab 41: Past

200 24 5
                                    


Happy Reading :)

Varisha menyeruput es tehnya dengan nikmat. Kulihat embun air yang mengalir dari luar gelas kaca yang terkondensasi. Aku penasaran dengan cowok yang disukai Varisha itu. Untunglah Varisha berbaik hati ingin menceritakannya. Kulihat juga wajah Jojo yang sudah tak sabaran menunggu Varisha untuk menceritakan sosok cowok yang disukainya.

Tanpa ia sadari, sedari tadi Varisha sudah memperhatikan wajahnya yang tak sabaran itu. Varisha tersenyum tipis melihat wajah Jojo yang seserius itu.

"Minumlah dulu!"ujar Varisha.

Tanpa berkata apa apa, Jojo menuruti ucapan Varisha. Ia meneguk es teh yang ada di hadapannya.

"Baiklah, aku ingin menceritakannya padamu,"kata Varisha.

Ayolah Varisha!Ceritakan sekarang!Aku juga sudah penasaran, pikirku.

"Dulu, saat usiaku sepuluh tahun. Kalau tidak salah, saat itu aku masih kelas 4 sd."ujar Varisha mulai bercerita.

"Waktu itu aku masih menjadi gadis yang ceroboh."

"Waktu itu, kalau tidak salah hari Selasa...."

"Hebat kamu bahkan masih ingat harinya."ujar Jojo memotong ucapan Varisha.

"Jangan potong ketika aku masih bercerita,"kata Varisha tegas. Seketika Jojo pun senyap kembali.

"Baiklah, akan kulanjutkan!"seru Varisha.

"Saat itu sepulang sekolah, tiba tiba botol air minumku menghilang. Padahal waktu itu, aku yakin sekali aku meletakkan botol air minumku di atas meja. Lalu, aku coba cari di tempat lain. Ternyata tidak ada. Semua tempat kuperiksa tapi tetap tidak ada. Aku coba mengingat ngingat di mana terakhir kali aku meletakkan botol air minum itu, tapi aku tetap tidak ingat. Aku bingung. Aku tak tahu lagi mau cari kemana. Akhirnya kuputuskan waktu itu, aku akan mengatakan yang jujur pada Ibu walaupun sebenarnya aku takut dimarahi lagi karena menghilangkannya soalnya itu botol itu botol yang baru saja dibelikan ibu setelah aku menghilangkan botol minum yang lama dua hari sebelumnya.

Jadi setelah itu kuputuskan untuk pulang saja. Seperti biasa, setelah pulang sekolah, aku biasanya menunggu dijemput di halte di dekat sekolah kita (Sekolah SD Varisha agak dekat dengan SMA-nya sekarang).

Saat itu juga, aku melihat anak laki laki seusiaku yang sedang duduk di halte itu. Sejujurnya, aku belum pernah melihat anak itu. Akhirnya, aku duduk di bangku halte itu lebih tepatnya aku duduk di sebelahnya. Aku curi curi pandang melihatnya. Sungguh, dia anak yang manis. Dan tanpa sengaja aku melirik ke kantong tasnya, kulihat ada botol air minum yang sama seperti milikku yang hilang itu. Tanpa kusadari, ternyata dia memperhatikan aku yang terus saja melihat ke arah botol air minumnya.

"Hai!"dia menyapaku.

Menurutku, dia anak laki laki yang cukup unik karena baru dia anak laki laki yang kutemui bawa botol air minum ke sekolah, karena kan jarang anak laki laki bawa botol air minum ke sekolah. Trus, dia juga anak yang ramah.

Aku hanya diam saja dan tidak membalas sapaanya. Aku merasa segan untuk berbicara dengannya.

"Umm....Daritadi, aku lihat kamu lihat botol air minumku terus, kamu suka botol air minumku, ya!"katanya lagi.

Wah, dia cukup peka. Dia seperti tahu saja apa yang sedang kupikirkan.

"Kalau kamu mau, ambil saja!"ucapnya lagi sambil mengeluarkan botol itu dari kantong tasnya dan menyerahkannya padaku.

Aku kaget dia mau memberikan botol air minum itu padaku. Tapi, di sisi lain aku juga penasaran kenapa dia mau memberikannya padaku.

"T...Tapi bagaimana dengan kamu?Nanti Ibu kamu marah lho!"kataku.

"Ah, tidak apa apa. Ambil saja!Lagipula aku juga tak terlalu menyukainya. Mungkin dengan cara ini ibuku bisa mengerti kalau aku memang benar benar tidak menyukainya,"jelasnya.

"A...Aku boleh ambil nih!"ujarku.

"T...Tapi sebenarnya, i...itu,"aku mulai berbicara gugup dan tak jelas.

Jadi, karena aku orang yang cukup terbuka dan tak terlalu suka memendam sesuatu, aku ceritakan saja kronologis hilangnya botol air minumku itu."

"Dia berkata lagi, "Yasudah, kalau begitu ambil saja,"

"Akhirnya kuambil saja botol air minum itu. Kemudian, aku melihatnya membuka tasnya dan mengambil sesuatu. Ternyata dia mengambil sebuah stiker panda dan spidol permanen. Dia mengambil botol itu dari tanganku kemudian menempelkan stiker panda itu di botol tersebut.

"Nama kamu siapa?"tanyanya.

"V....Varisha!"jawabku agak gugup.

Kemudian dia menuliskan sesuatu pada stiker panda itu.

"Nih!Biar supaya gak hilang lagi!"katanya sambil menyerahkan botol itu padaku.

Aku melihat tulisan di botol itu. Terdapat tulisan dengan huruf kapital. PUNYA VARISHA. Aku memperhatikan tulisannya. Tulisannya cukup rapi untuk ukuran anak laki laki. ( Kemarin juga saat aku yang sedang menangis di anak sungai, seseorang yang menghiburku itu punya tulisan yang sama persis seperti tulisan dia).

Akhirnya, kuucapkan rasa terimakasihku yang sebanyak banyaknya untuknya. Aku pun tak jadi dimarahi ibu karena menghilangkan botol air minum itu. Tapi, walau begitu aku tetap memaksa ibu untuk beli tempat minum baru. Entah mengapa aku tak mau menggunakan botol itu. Aku ingin tetap menyimpannya. Walaupun awalnya ibu tak setuju, atas bujukanku, akhirnya ibu belikan lagi botol minum untukku."

"Dan setelah hari itu, kita jadi sering berjumpa setiap pulang sekolah di halte itu. Kita ngobrol bersama sampai akhirnya dijemput.

Hingga suatu hari, saat itu hujan deras. Kita berteduh bersama di halte itu lagi setelah pulang sekolah.

Dia bilang,"Hujannya lebat sekali, ya!"

Aku hanya mengangguk pelan.

"Eh, aku mau kesana dulu sebentar!"katanya.

"Tapi kan, hujannya masih lebat. Tunggu saja dulu di sini sebentar,"kataku.

"Tidak apa apa lagipula aku bawa jaket. Ibu selalu menyediakan jaket di tasku,"katanya.

Akhirnya setelah dia memakai jaket itu dia pergi ke tempat itu. Tapi selang beberapa lama kemudian, dia tidak datang juga sampai aku dijemput sama kakakku. Aku agak heran waktu itu, tidak biasanya kakak mau menjemputku. Soalnya, dia paling malas menjemputku kerjanya cuma main game dan lupa dunia.

Rupanya, ayah kecelakaan makanya dia mau jemput. Dan setelah itu entah mengapa dia tidak pernah lagi main game. Dan setelah itu juga anak laki laki itu tak pernah muncul lagi hingga saat ini. Dia seperti menghilang begitu saja. Akan tetapi, aku masih tetap menunggunya."

"Varisha!Boleh aku bertanya satu hal?"tanya Jojo yang akhirnya bersuara.

"Ya!"kata Varisha singkat.

"Sebenarnya siapa sih nama anak laki laki itu?"tanya Jojo.

"Entahlah, aku pun tak tahu. Dia tidak pernah menyebutkan namanya, dan aku pun lupa bertanya padanya,"

-oooo000oooo-


P.S It Is A Memorable Thing :)

Anak Laki Laki Hitam Putih (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang