Bab 6: Di Perjalanan Pulang

665 42 0
                                    


Happy reading :)

Matahari telah tenggelam di ufuk barat. Seketika langit menjadi berwarna biru berpadu dengan warna jingga. Waktu senja telah tiba. Namun, aku masih melarat di jalanan. Ini adalah kali pertamanya aku saat menjadi hantu pulang ke rumah pohon tanpa langsung menyelonong.

Dengan tubuh yang melayang ini, aku mengitari kota kecil ini dalam suasana gelap dan dihiasi lampu lampu jalan yang baru saja dinyalakan.

Hahahahaha.....

Tiba tiba, aku mendengar suara tawa dari beberapa orang anak laki laki yang mungkin tak jauh dari tempatku. Aku menoleh ke arah mereka. Aku melihat beberapa anak laki laki yang membentuk setengah lingkaran yang membelakangiku. Aku menatap mereka dengan tajam lalu aku langsung menghampiri mereka.

Aku melihat seorang anak dengan rambut yang dicat pirang dan bertubuh besar yang berdiri di depan beberapa orang anak laki laki itu sambil menenggelamkan kepala seorang anak yang bertubuh kurus ke kolam ikan.

"Inilah balasan bagi orang yang tak mau menuruti perintahku,"ketus anak laki laki yang bertubuh besar itu.

Beberapa orang anak laki laki lainnya hanya tertawa ria melihat apa yang telah dilakukan si anak bertubuh besar itu.

Apa ini?Penindasan?Yang lebih besar menindas yang lebih kecil. Ini merupakan hal yang paling sering terjadi di mana mana. Ini mungkin salah satu tradisi zaman purba yang turun temurun hingga sekarang. Apakah keuntungan yang bisa mereka dapatkan?Kesenangan? Sungguh kesenangan itu tidak akan bertahan lama.

Aku menarik kerah baju dari anak yang bertubuh besar itu dengan keras sehingga ia terhempas ke atas tanah.

Auuuww!

Dia merintih merasakan sakit di bokongnya akibat terhempas ke atas tanah. Sementara anak yang bertubuh kurus yang merupakan korban penindasan itu mengeluarkan kepalanya dari kolam ikan itu. Ia menggeleng gelengkan kepalanya sambil sesekali mengusap wajahnya yang basah.

Anak bertubuh besar itu menatap beberapa anak laki laki di belakangnya dengan tatapan yang tajam.

"Kalian yang menarikku, ya?"ketus anak bertubuh besar itu.

Beberapa anak laki laki itu hanya saling pandang dan menggelengkan kepala mereka menandakan bahwa mereka tak melakukannya.

"Jadi siapa?"ketus si anak bertubuh besar itu.

"Mana kami tahu, kau tiba tiba terjatuh dengan sendirinya,"ujar salah seorang dari sekelompok anak laki laki itu.

"Issshh, sudahlah!Aku sudah muak bermain dengan si pecundang ini,"

"Ayo, kita pergi!"ketus anak bertubuh besar itu. Dan, setelah itu mereka semua langsung beranjak pergi dari tempat itu.

Anak bertubuh kurus itu hanya diam berdiri di tempat memandang sekelompok anak laki laki itu menjauh darinya. Sementara, aku hanya memandang wajah si anak laki laki bertubuh kurus itu. Aku seperti merasa tak asing dengan wajahnya. Sepertinya aku mengenalnya. Aku mencoba mengingat anak itu.

Ah, ya!Aku baru ingat. Dia adalah temanku saat di sekolah dasar. Namanya, Irza. Yang kukenal, dia adalah anak yang baik. Dia sangat pediam, lugu, dan terkadang dia cukup sensitif. Dan dia adalah tipe anak yang berprestasi biasa biasa saja di sekolah. Tapi, tampaknya sekarang, dia jauh lebih buruk dari sebelumnya. Melihat penindasan yang dialaminya tadi, tampaknya dia sedang tidak baik baik saja. Tubuhnya bahkan tampak jauh lebih kurus dari terakhir kali aku melihatnya.

Aku melihatnya yang sedang melap wajahnya yang basah itu dengan baju seragamnya.

Huaatchii!

Sesekali ia bersin bersin dan ingusnya keluar dari lubang hidungnya. Kurasa dia terkena flu. Entah mengapa, aku jadi merasa sangat kasihan padanya. Aku sangat ingin membantunya. Tapi, bagaimana?

"Adrian!"katanya.

"Heh!"

Astaga, apakah dia memanggilku. Dia memanggilku?Apakah dia bisa melihat wujudku?Atau mungkin, itu hanya sebuah khayalan belakaku.

"Adrian!"

-oooo000oooo-

P.S One word is one your character :)

Anak Laki Laki Hitam Putih (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang