Alena masih tidak bergeming di tempatnya dengan posisi wajah menghadap langsung ke lantai marmer yang dingin dan keras. Ia meringis kesakitan sekaligus menahan malu setelah kejadian beberapa detik lalu. Ia memercayainya...
"Kesialan sesaat dia bertemu dengan pasangan tersempurna sejagad Indonesia."
Ia sama sekali tidak mengerti dengan kesialan buruk yang lagi-lagi menimpanya. Ia tidak habis pikir, mengapa kecerobohan seolah tengah mengikutinya saat dihadapkan dengan mereka berdua. Alena terjatuh lagi di depan mereka. Bahkan, kecerobohannya datang pada titik yang otaknya saja tidak sudi untuk mencernanya lagi.
"Sepertinya ... kamu memiliki hobi yang sangat aneh, Alena!" Kris menggeleng-geleng sambil berdecak heran dan menatapnya jengah. "Kamu terjatuh di sana-sini, talenta yang sungguh konyol." Lanjutnya lagi.
Entah apa yang ada di pikiran lelaki itu sekarang, tapi yang pasti dia sedang menertawakan kelakuan ceroboh Alena. CEO yang beberapa menit lalu berteriak di hadapannya, kesal karena ia telah menginterupsi suatu kegiatan laknat itu dan menyebabkan Alena terpaku di tempat, lalu bersin diakhiri dengan jatuh terjerembab di lantai secara mengenaskan seperti sekarang.
Kris baru mengetahui bahwa gadis itu bernama Alena saat tidak sengaja melihat nametag yang menempel di baju seragam OG perusahan yang dikenakannya. Kris pun terlihat seperti acuh tak acuh akan keadaan Alena saat ini tanpa ada niatan untuk membangunkan gadis malang itu.
"Bangun. Bersihkan kekacauan yang kamu buat." Perintahnya jengkel.
Alena mendongak, menatap ke arah suara itu dan tanpa babibu, ia pun berusaha bangun dari tempatnya terjatuh saat ini. Belajar dari pengalaman, ia hidup di dunia yang dipenuhi oleh orang-orang yang tak menganggapnya ada. Ia sadar, tidak akan ada yang mencoba membangunkannya dari posisi mengenaskannya saat ini.
Dengan mata terpejam menahan sakit, Alena berusaha berdiri tegak sambil terus mengumpat dalam hati, karena tidak tahu siapa yang harus disalahkan. Kecerobohannya, ataukah lantai yang terbuat dari keramik mahal nan keras itu! Rasa nyut-nyut an di dahinya dan juga lututnya benar-benar membuatnya enggan untuk berdiri, tetapi tidak mungkin ia tetap berada di ruangan CEO ini setelah kekacauan yang terjadi.
Pecahan gelas kaca yang berserakan di lantai bercampur dengan teh yang sudah berpindah tempat tercecer di mana-mana. Terlihat seperti maha karya abstrak yang terbentuk sempurna, membuatnya mengerang frustasi. Belum lagi nampan yang terpecah menjadi dua bagian. Alena benar-benar merutuki kebodohannya saat ini. Tapi, ini benar-benar di luar kendalinya. Jika ia bisa memilih, tentu ia pun tidak ingin terus-terusan terjatuh seperti ini.
Persetan dengan semua rasa perih di tubuhku! Sekarang yang harus kulakukan bangkit berdiri dan membereskan serpihan-serpihan kesialan yang dihasilkan.
Ia hanya berharap ini tidak akan dijadikan alasan untuk sebuah pemecatan. Ya ampun... ia bahkan masih bisa menghitung pakai jari berapa minggu dirinya bekerja di sini. Apa yang akan dikatakan Magie jika sampai ia dipecat?!
Alena membungkuk kecil meminta maaf pada Kris dan kekasihnya berulang kali setelah tubuhnya cukup stabil. "Maafkan atas kecerobohan saya, Pak Kris dan Nona Michel. Sekali lagi, maafkan saya. Saya akan langsung membereskannya," ucap Alena seraya membungkukkan badannya lagi dan lagi bersikap sesopan mungkin pada pemilik perusahaan ini.
"Hidungmu, hidungmu berdarah!"
suara Michel terdengar panik membuat Alena tersadar bahwa sesuatu memang keluar dari jalur hidungnya yang ia yakini memanglah darah.Alena mencoba untuk mengusap hidungnya dengan punggung tangan. Tapi sebelum tangannya sampai, sebuah tangan segera menghentikannya dan menutup hidungnya dengan kain yang sangat halus. Alena menghirup aroma yang dikeluarkan oleh sapu tangan tersebut, meski ia agak kesulitan bernapas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute Office Girl
Roman d'amourMenceritakan seorang Office Girl yang bekerja di salah satu perusahan properti terbesar di Indonesia, di bawah kepemimpinan CEO perfectionis. Mulai dari pekerjaan, kehidupan cinta sesuai alur kalangan atas, wajah yang rupawan, dan segala hal tentang...