Chapter 16

75.5K 4.8K 126
                                    

Alena masih tidak dapat bergerak di tempatnya karena pelukan tiba-tiba dari lelaki asing itu. Lelaki asing itu memeluk Alena begitu erat hingga sulit untuknya sekadar menarik napas. Ia bahkan bisa mendengar detak jantungnya sendiri yang memburu begitu cepat. Sungguh, ia membeku dan deg-degan. Tubuh lelaki ini sangat keras serta berotot sehingga ia kesulitan menarik diri. Jelas, tenaga Alena takkan bisa mengimbangi.

Brughh...

Selang beberapa detik, tiba-tiba Kris mendorong tubuh lelaki itu dengan kencang sampai dia terjungkal ke belakang. Pelukan mereka terlepas hanya dengan satu entakkan kekuatan Kris. Dia tampak berapi-api sambil menyorotkan tatapan tajam.

"Kamu sudah gila, Van?!" Kris langsung menarik Alena ke arah belakang punggungnya. Sedang lelaki itu tengah mengaduh sakit tidak kalah terkejut saat entakkan sahabatnya membuatnya terpelanting cukup keras.

Tubuh Kris membentengi mereka berdua. Satu tangan Kris terjulur ke belakang menggenggam erat lengan Alena, namun genggamannya kali ini sama sekali tidak menyakiti pergelangan tangannya, tidak seperti dulu.

Alena tidak dapat melihat wajah lelaki itu sebab tertutupi oleh tubuh Kris. Saat ini Kris terlihat seperti mencoba melindunginya dari serangan musuhnya. Tanpa sadar, Alena meringis geli membayangkan momen aneh nan canggung ini. Ia mencoba melongokkan kepala ke depan di samping tubuh Kris untuk menatap lelaki itu, tetapi tangan Kris langsung menoyor kepalanya kembali agar balik pada posisi.

Alena tidak tahu ada apa di depan sana karena pandangannya diputus ke arah depan tertutupi sepenuhnya oleh tubuh Kris. Dan gilanya, ia mulai menurut saja. Situasi saat ini benar-benar hening sepertinya tidak ada yang berniat bersuara, tapi rasa penasaran yang menggunung itu diabaikan mengingat pemandangan punggung sexy milik Kris tepat berada di depan bola matanya.

Ia bahkan bisa merasakan wajahnya menghangat seketika menahan malu.

Rasanya tangan Alena begitu gatal menahan hasrat tubuhnya yang terlalu menggila ingin menyentuh punggung tegap Kris. Dan benar saja... Secara refleks, tangan Alena terulur ke sana. Ke punggung Kris tanpa bisa ia cegah.

Alena bisa merasakan tubuh Kris seketika menegang.

Aduh... jablay... pliss...

Buru-buru Alena langsung menarik tangannya memposisikannya kembali ke sisi tubuh. Tidak perlu bertanya mengapa ia jadi sebodoh dan setidak- waras ini. Otaknya sedang berpiknik ke Hawai. Kosong tidak ada di kepala.

"Dude, what's wrong with you?!" akhirnya salah satu dari mereka berucap. Suara lelaki itu yang terdengar meringis di depan sana.

"Bagaimana bisa kamu menyentuh karyawanku secara tidak sopan seperti itu? Sebagai Bosnya, aku merasa berhak untuk melindungi bawahanku!" desis Kris tajam.

Alena menjinjitkan kakinya untuk membisikkan sesuatu ke telinga. "Anda pun sedang menyentuhku saat ini. Hanya ingin mengingatkan saja," bisiknya pelan di telinga Kris.

Kris menolehkan kepalanya sedikit. "Aku 'kan Bosmu, bukan orang asing."

"Tapi Anda kan bukan pacar saya yang bisa menyentuh semau Anda. Status Anda dan lelaki itu sederajat. Kalian berdua sama-sama orang asing yang tidak seharusnya menyentuhku. Ya... kecuali jika Anda menyukaiku." Goda Alena di telinga Kris yang ke luar dari mulutnya secara asal. Dan kata-kata itu pun sontak membuat Kris melepaskan genggamannya di lengan Alena secara kasar.

Alena tahu dia akan melakukannya. Tentu saja dia tidak akan terima dituduh menyukai seorang office girl. Jadi reaksi spontannya tidak begitu menyakitkan, karena ia sendiri sudah memperkirakan.

My Cute Office GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang