Festival natal telah tiba.. aku dan Clara sedang bersiap mengenakan pakaian untuk kami pakai dalam festival natal nanti. Gaun indah yang menjuntai berkelap kelip terkena cahaya bintang. Kami berdua berangkat menuju ke balai kota, tempat di mana festival tersebut akan di adakan.
"Diana jangan lupa ya gerakan dansa nanti!" Ucap Clara.
Aku mengangguk. Memang saat latihan kemarin aku sering melupakan gerakanku. Apalagi nanti saat berdansa dengannya... hehehehe.
Selama di perjalanan lampu - lampu natal menghiasi pagar rumah - rumah peri lain. Salju turun dengan perlahan menghiasi indahnya malam bertabur bintang dengan pelangi aurora yang muncul di langit. Tak lama kami tiba di balai kota.Disana sudah banyak peri laki - laki dan perempuan bersiap - siap menyiapkan festival natal nanti. Aku sudah tidak sabar menunggu festival natal yang akan berjalan sangat meriah nanti. Tapi, di mana ya dia?
"Oi! melamun bae! Mikirin sapa tuh!? Pasti mikirin si pangeran Hans kan!?" Seru Clara menyenggolku dengan sikutnya.
"Apa sih kamu! Sembarangan dasar!" (sebenarnya tebaknnya bener juga sih hehehehehe....)
"Udah ngaku aja kamu! Tuhkan pipinya jadi merah! Hayo ngaku hayo!" Sindir Clara.
"Udahlah dari pada ngejek aku terus mending kita siap - siap buat festival natal!" Sahut ku.
Ya aku bergegas menuju stand make up. Ya memang aku tidak mahir melakukan make up sendiri, dari dulu pasti selalu ibu yang membantuku memakai make up, aduh... jadi rindu dengan ibu sudah lama aku tak bertemu dengannya semenjak kejadian 8 bulan lalu aku masuk ke dalam cermin ajaib itu. Ya, tak terasa sudah 8 bulan aku berada di Asfonlandia. Semoga semua ini dapat berakhir dengan cepat dan aku dapat kembali ke dunia nyata untuk melepas rasa rindu ini dengan ayah, ibu, dan adikku.
"Hai! Boleh dandani aku dengan make up itu?' Tanyaku pada seorang peri wanita.
"Tentu saja boleh! mari silahkan duduk di sini!" Sahutnya.
Aku merasa ada yang aneh dengannya lantaran, aku belum pernah melihatnya di sini, padahal aku mengenal seisi desa.
"Ehmmm.. ngomong - ngomong, kamu ini peri baru ya? Sepertinya aku baru pernah melihatmu di sini. Siapa namamu?" Aku mulai bertanya.
"O- o -oh a-a- ku nama ku...." Jawabnya gugup dengan muka ketakutan.
Aku mulai curiga dengan tingkah lakunya, dengan cepat dia mendandaniku dan mempersilahkanku untuk menuju stand berikutnya.
"Selesai nona! Silahkan menuju stand lain dan datang kembali lain kali."
Aku semakin curiga dengan tingkah lakunya itu. "Tapi kau belum......." Ucapanku terpotong lantaran Clara yang telah selesai di make up menarikku menuju stand sepatu.
"Diana ayo! mari kita menuju stand sepatu!" Ujar Clara.
"Tapi tapi clara... aku mau..." ucapanku terpotong lagi lantaran ia menarikku dengan kencang.
Saat aku menengok ke belakang seketika peri itu seolah lenyap. Aku mencurigai peri itu, aku sempat berfikir kalau ia adalah mata - mata Raja Theodor. Sayap peri orang itu pun sanagat berbeda dari sayap peri - peri lainnya di sini, terlihat seperti sayap ilusi yang ku ajari di sekolah peri. Aku harus menyelidiki siapa orang itu dan untuk apa dia datang ke acara festival ini.
Tak berapa lama setelah Clara berganti gaun, pak kepala desa mengumumkan bahwa festival akan di mulai.
"Mari semua berkumpul ke aula dansa! Dan mulailah berdansa!" Teriak pak kepala desa.
Aku dan Clara memakai topeng dansa kami dan segera menuju aula dansa untuk bertemu dengan pangeranku. Setibanya di aula dansa, kami mulai berdansa seorang diri hingga seorang peri laki - laki akan menemui kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TAMAT] Kastil di Balik Cermin : Diana And The Prince
FantasyMungkin dulu Diana tidak percaya akan hal - hal ajaib sampai akhirnya ia masuk kedalam sebuah cermin tua yang ia temukan di gudang rumah barunya. Ia terjebak dalam cermin itu bersama seorang pangeran angkuh yang akhirnya jatuh cinta pada Diana... ap...