Semua mantra dan strategi tempur telah siap! Pertempuran hari kedua akan segera di mulai. Semua pasukan telah siap dengan perisai, pedang, dan sihir mereka. Para peri sihir telah siap dengan mantra cloning dan rengkarnasi.
"Baiklah dengar! Sebagian peri sihir menuju lokasi rengkarnasi dan sebagian lagi lakukan klonibg yang banyak ssekarang!" Perintahku pada semua peri sihir.
"Diana bagaimana dengan rencanamu itu?" Tanya pak kepala desa.
"Sekarang aku akan memerintahkan salah satu peri sihir untuk mengkloning diriku. Dan aku akan menyelamatkan Pangeran Hans di kastil Raja Theo." Jawabku.
"Baiklah! Ayo! Ke arena pertempuran!"
Aku menuju area rengkarnasi.
"Meira murat vu ekseber"
"Para prajurit legendaris aku memanggilmu! Datang dan bangkitlah!"Sebuah cahaya keluar dari dalam tanah. Para prajurit legendaris keluar dari dalam tanah. Bangkit kembali dengan kekuatan luar biasa yang mereka miliki.
"Siapa yang membangkitkan kami!?" Tanya seorang prajurit legendaris berpedang api dan berperisai hitam.
"Aku! Aku meminta bantuanmu untuk mengalahkan Raja Theodore yang telag berbuat jahat dan semena - mena." Jawabku.
"APA! THEODORE MENJADI RAJA! INI TIDAK BISA DI BIARKAN! AYO KITA LAWAN DIA!" Seru prajurit legendaris itu. Para penyihir membimbing mereka menuju arena pertempuran.
Sementara aku langsung bergegas terbang ke kastil dimana Pangeran Hans di kurung. Aku tak berpikir panjang aku terbang secepat yang aku bisa menuju kastil tua itu. Saat menuju kastil aku melihat banyak sekali rakyat Asfonlandia yang menderita. Kelaparan di sana sini serta penduduk yang sakit begitu menderita. Sungguh miris rasanya melihat penderitaan masyarakat ini.
'Aku harus mengakiri penderitaan mereka' gumamku.
Tak lama aku tiba di depan pintu kastil. Aku harus tetap berhati - hati dengan jebakan - jebakan yang mungkin di letakan oleh Raja Teodore. Aku memasuki dengan perlahan, bagian dalamnya yang cukup gelap membuatku kesulitan untuk melihat.
Aku menggunakan sihirku untuk membuat penerangan. Semakin dalam aku memasuki kastil ini semakin gelap setiap lorong kastil yang ku lewati. Heran rasanya apakah memang tempat ini tidak terdapat obor? Atau memang sengaja di buat gelap? Ya gak tau lah jalan pikiran Raja itu.
Aku menelusuri setiap lorong dan setiap ruangan namun aku sama sekali tidak menemukan Pangeran Hans. Aku coba untuk memanggil namanya. "Pangeran.....? Pangeran....? Kamu dimana?" Tidak ada suara balasan darinya.
"Pangeran...? Pangeran....?"aku terus manggilnya.
Hans yang di penjarakan di bawah tanah mendengar suara Diana memanggilnya.
"Seperti aku mengenal suara itu? Apa mungkin itu suara......" Pangeran Hans ragu."Pangeran? Pangeran?" Suara Diana terus terdengar semakin dekat.
"Itu Diana! Ini gawat! Dia harus keluar dari sini! Atau kalau tidak dia akan berada dalam masalah!" Seru pangeran Hans.
"Diana! Diana! Cepat keluar dari sini!" Pangeran Hans berteriak mempringati Diana."Pangeran!" Diana berlari menuju sumber suara Pengeran Hans di kurung. Dia lari menyusuri lorong gelap menuruni anak - anak tangga itu menuju penjara bawah tanah.
"Pangeran! Kau di sini! Aku akan membebaskanmu!" Diana berlari menuju Pangeran Hans."Diana! Cepat kau keluar dari sini atau kau akan celaka!" Perintah Pangeran Hans.
"Tidak akan! Aku akan keluar bersamamu pangeran!" Kata Diana.
"Apa!? Kau ini begitu keras kepala! Cepat keluar dari sini!" Pangeran Hans terus memerintahkan Diana untuk pergi."Terlepas! Ayo pangeran kita keluar!" Diana menarik lengan Pangeran Hans.
"Diana! Berhenti!" Seru Pangeran Hans.
"Apa lagi pangeran?" Tanya Diana.
"Keluarlah tanpa diriku! Aku akan tetap tinggal di sini."
"Tapi kenapa pangeran? Tapi kenapa? Apa sebenarnya yang terjadi di sini?" Diana penasaran."Karena... Raja Theodore itu ada di sini...." kata pangeran.
"Apa!? Tapi!? Tapi bagaimana mungkin! Dia ada di area pertempuran tadi!" Diana bingung."Ya.. itu hanyalah ilusi, ilusi yang di buat oleh Raja Theodore untuk mengelabui kalian semua. Dan dia tau kau akan datang kemari Diana. Jadi dia tetap berada di sini. Sebaiknya kau keluar dan tinggalkan aku di sini. Aku akan menghalau Raja itu." Kata Pangeran Hans.
"Tidak! Kita akan keluar dari sini bersama - sama! Dan kita juga akan mengalahkannya bersama - sama! Sekarang ayi kita pergi dari sini!" Diana menarik tangan pangeran Hans.
"Baiklah! Ayo kita keluar!"Clap! Clap! Clap!
"Tidak secepat itu peri kecil! Tidak secepat itu!" Suara seseorang dari dalam kegelapan.
"Itu Raja Theodore! Lari Diana lari!" Pangeran Hans menarik tangan Diana menuju lorong atas.Mereka terus berlari untuk keluar dari kastil itu. Namun kastil itu berubah seketika menjadi seperti labirin. Yang sangat sulit di lewati.
"Kenapa ini pangeran!? Semua berubah menjadi jalur - jalur labirin."
"Aku sudah berkata padamu Diana! Raja Theodore menggunakan kekuatan ilusinya untuk memerangkap siapa pun yang masuk kedalam kastilnya."
Pangeran terus menarik tangan Diana. Mereka terus lari berusaha untuk keluar dari kastil itu."Teruslah berlari peri kecil! Aku akan menangkapmu!" Raja Theodore terus mengejar mereka. Kemana pun mereka pergi Raja Theodore selalu menemukan mereke.
"Cukup pangeran! Lebih baik kita melawannya!" Seru Diana.
"Tapi Diana!"
"Hanya ini satu satunya cara pangeran!" Diana berhenti dan mengeluarkan pedang api yang di berikan Oddette."Owh! Berani juga akhirnya kalian!" Raja Theodore maju dengan pedang andalannya.
"Hiya!"Pertarungan sengit antara Diana dan Raja Theodore telah terjadi. Pangeran Hans membantu Diana dengan menggunakan panah yang di berikan kepala desa waktu mereka melawan Raja Theodore saat pangeran Hans tertangkap.
"Menyerahlah peri kecil! Kekuatanmu sama sekali tidak ada apa apanya di bandingkan kekuatanku" Raja Theodore terus meremehkan kekuatan Diana.
"Tidak aku akan terus berusaha!" Diana terus bertahan.
"Panah apa ini! Prajurit hadang pangeran bodoh itu!!" Seru Raja Theodore.Pasukan - pasukan Raja Theodore keluar dari dalam tanah. Menyerang pangeran Hans.
"Pangeran!"
"Teruslah bertarung Diana! Aku baik baik saja! Teruslah bertarung!" Pangeran Hans berusaha bertahan dari prajurit Raja Theodore yang kuat.
"Aku akan mengalahkanmu!" Kata Diana.
"Teruslah berusaha peri kecil! Hahahahahahaha!" Seru Raja Theodore.
Pangeran Hans terus mencoba untuk bertahan. Namun pasukan Raja Theodore terus bertambah banyak."Pangeran!" Diana berbalik menuju pangeran Hans. Namun tiba - tiba.
"DIANA! FOKUS!" Teriak pangeran.
"Hiya!"'SRUK!'
Pedang menembus perut Diana. Raja yang kejam itu menusukan pedangnya. Pedang di tangan Diana terjatuh. Kegelapan terjadi di seluruh negri. "Ada apa ini? Perasaanku tidak enak semoga saja Diana tidak dalam keadaan bahaya!" Kata kepala desa.
Diana tejatuh.
"DIANA!" Pangeran Hans berlari kearah Diana keluar dari kepungan pasukan Raja Theodore.
Diana terjatuh ke atas pangkuan Pangeran Hans.
"Diana! Sudah ku katakan aku tidak apa apa!" Air mata jatuh dari pipi pangeran Hans.
"aaa... Pangeran.. berjanjilah padaku kau akan berjuang untukku dan mengalahkan Raja Theodore. Ambillah pedang ini.. tusukan pedang ini ke jantungnya. Dan satu lagi pangeran mendekatlah...."Diana mencium pangeran Hans untuk terakhir kalinya. Ciuman yang selama ini di impikan oleh Diana. Cinta yang sudah lama terpendam di antara mereka.
"Sampai jumpa pangeran...! Sampaikan salamku nanti pada ayah, ibu, dan adikku...." Sebuah kalimat terakhir yang di sampaikan Diana pada pangeran. Kepalanya tergeletak di pangkuan Pangeran.
"DIANA!!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[TAMAT] Kastil di Balik Cermin : Diana And The Prince
FantasyMungkin dulu Diana tidak percaya akan hal - hal ajaib sampai akhirnya ia masuk kedalam sebuah cermin tua yang ia temukan di gudang rumah barunya. Ia terjebak dalam cermin itu bersama seorang pangeran angkuh yang akhirnya jatuh cinta pada Diana... ap...