Part 2

6.4K 444 13
                                    




13 Oktober 2012




Clekk...


Yoongi membuka dengan perlahan pintu ruang rawat adiknya itu. Dia tersenyum senang saat melihat Jimin yang saat ini tengah tertidur di atas ranjang rumah sakitnya.

Dengan kedua tangan yang membawa sebuah kotak yang berisikan kue ulang tahun, Yoongi berjalan mendekati adiknya. Dengan hati-hati Yoongi membuka tutup kotak itu.

"Aigoo, aku lupa membawa kadonya "gumam Yoongi kesal.

Dia menatap wajah damai Jimin yang saat ini tengah terlelap. Sebenarnya dia tidak enak hati untuk membangunkan adik nya ini, namun tidak ada pilihan lain. Hari ini adalah hari yang sangat berarti bagi adiknya itu.

"Jimin "Tangan Yoongi menepuk pelan pipi tirus Jimin. Jimin sepertinya mulai terusik. Dia menyeritkan kening nya tidak nyaman. Yoongi yang melihat itu tersenyum manis.

Yoongi mengambil korek yang berada di saku nya lalu menyalakan lilin di atas kue ulang tahun Jimin.

"Selamat ulang tahun Jimin "

Jimin menatap Yoongi yang saat ini tengah membawa kue dengan lilin yang sudah menyala dengan tatapan sayunya. Yoongi yang melihat itu tersenyum.

"Jimin, kau tidak mau membalas senyuman hyung ?"Yoongi berpura-pura merajuk.

"Aku ingin tidur hyung "

Jimin menghadapkan tubuhnya ke samping, membelakangi hyung nya yang saat ini masih menatapnya.

"Tapi----"

"Hyung kapan kita akan mengunjungi eomma dan appa?"

Yoongi mendadak terdiam mendengar pertanyaan dari adiknya itu. Dia tersenyum perih.

"Setelah dokter mengizinkan mu pulang. Hyung pasti akan mengantar mu mengunjungi eomma dan appa "jawab Yoongi lembut.

Yoongi tersentak saat melihat punggung sang adik yang bergetar. Pasti Jimin kembali menangis saat ini.

"Kapan hyung ? Atau bahkan aku harus menunggu satu tahun agar aku keluar dari tempat ini ?"

Suara Jimin terdengar bergetar. Tak lama kemudian terdengar isakan dari bibir Jimin. Yoongi menatap sendu adiknya itu. Dia tidak peduli dengan lelehan lilin yang saat ini sudah mulai berjatuhan di atas kue ulang tahun Jimin.

"Jim, hyung mohon jangan berbicara seperti itu "lirih Yoongi yang membuat isakan Jimin semakin keras.

"Hyung aku sudah sembuh ! Kenapa kau masih mengurung ku disini ? Aku tidak sakit hyung! Aku baik-baik saja !"

Air mata Yoongi tidak bisa Yoongi tahan lagi. Dia terluka melihat Jimin yang seperti ini. Dia sangat hancur melihat adiknya yang begitu menderita seperti ini.

"Jangan menangis Jim "

Jimin menggelengkan kepalanya. Dia malah memukul dadanya sendiri secara berulang-ulang. Mencoba untuk menghilangkan rasa sesak yang kini kembali menyerangnya.

Yoongi tidak menjawab, dia menatap khawatir Jimin yang saat ini bergerak tak tenang. Dengan panik Yoongi meletakan kue itu di atas kuri lalu memeriksa keadaan adiknya.

"Jim, apa yang terjadi!"

Yoongi panik saat melihat Jimin yang sudah kesusahan untuk bernafas dan masih menangis. Dengan terburu-buru Yoongi menekan tombol merah yang berada di samping ranjang rumah sakit Jimin.

Yoongi menggenggam tangan Jimin sambil mengusap pipi adiknya itu.

"Tenanglah Jim, hyung mohon jangan seperti ini "ucap Yoongi dengan mata yang berkaca-kaca.

Jimin menatap Yoongi dengan air mata yang tidak bisa berhenti mengalir.

"Hy--hyung, ak--aku ingin, bah--baha--ggia" lirih Jimin terbata-bata dengan air mata yang semakin deras mengalir.

Yoongi menganggukkan kepalanya berulang kali. Tangan nya semakin erat menggenggam tangan Jimin.

"Aishkemana dokter-dokter itu !!"kesal Yoongi karena belum ada juga dokter yang datang.

"Yak Jim ! Buka matamu!"

Yoongi memekik saat melihat Jimin yang sudah memejamkan matanya dengan wajah yang pucat. Dengan panik dia menepuk-nepuk pipi Jimin, mencoba untuk menyadarkan adiknya itu.

"Maaf kami terlambat "

"KEMANA SAJA KALIAN !"

Dokter-dokter itu menundukkan kepala mereka. Yoongi menghela nafasnya. Dia tidak boleh emosi saat ini. Keselamatan adiknya jauh lebih penting saat ini.

"Cepat periksa adikku. Jangan sampai terjadi sesuatu kepada adikku "ucap Yoongi tegas.

Dokter-dokter itu menganggukkan kepala mereka lalu memeriksa Jimin. Yoongi mengusap wajahnya kasar. Dia mengambil kembali kue ulang tahun Jimin, lalu beranjak keluar. Hal yang paling dia hindari adalah melihat bagaimana dokter itu menangani adiknya. Karena, dia akan sangat terluka saat dokter-dokter itu kembali memasangkan alat-alat aneh yang sangat menyeramkan bagi Yoongi ke tubuh Jimin.

"Yoongi-ah "

"Samchone "kaget Yoongi saat melihat Yongguk yang saat ini tengah berjalan kearahnya.

"Apa yang terjadi ?''tanya Yongguk dengan nafas terengah-engah saat sudah berada di hadapan Yoongi.

"Seperti biasa "ucap Yoongi sambil menatap kue ulang tahun yang masih dia bawa.

Yongguk menepuk-nepuk pundak Yoongi. Dia menyuruh Yoongi untuk duduk.

"Kapan aku bisa melihat senyun bahagia di wajah nya saat dia ulang tahun, Samchone ? Sudah keberapa kali dia seperti ini di hari ulang tahun nya "ucap Yoongi dengan suara bergetar.

"Kau harus kuat Yoongi-ah, jika kau menyerah lalu bagaimana dengan adikmu ? Jimin membutuhkan waktu Yoongi. Apalagi dia belum mengetahui apapun tentang penyakit nya sendiri "ucap Yongguk.

"Samchone "Yoongi menatap Yongguk. Air matanya jatuh.

"Dia kembali mengatakannya. Dia hanya ingin mengunjungi eomma dan appa "ucap Yoongi.

Yongguk dengan cepat menarik Yoongi ke dalam dekapannya. Dia mengusap punggung Yoongi.

"Sampai kapan ini semua akan terus berlanjut, Samchone ? Hiks..hiks..Aku tidak tahan melihat nya kesakitan seperti itu Samchone "ucap Yoongi sambil terisak.

"Samchone tahu Yoongi-ah. Kamu tenang saja. Samchone akan berusaha untuk dapat menyembuhkan Jimin. Kita hanya bisa berusaha untuk saat ini Yoongi-ah "bisik Yongguk.

"Jimin selalu bilang jika dia ingin keluar dari rumah sakit Samchone. Aku tidak bisa memberikan alasan yang pasi untuk tetap menahannya disini. Aku tidak tahu ''ucap Yoongi dengan suara bergetar.

"Samchone yang akan mengurus semuanya Yoongi. Jangan khawatir. Samchone yang akan menjelaskan semuanya kepada Jimin "ucap Yongguk menenangkan Yoongi.

Yoongi menggelengkan kepalanya. Dia melepaskan pelukan Yongguk lalu menatap Yongguk dengan tatapan memohon.

"Andwe, jebal andwe Samchone hiks..hiks..Jangan beritahu Jimin tentang penyakitnya. Aku tidak mau dia semakin terluka Samchone "ucap Yoongi dengan air mata yang terus mengalir.

"Baiklah, Samchone tidak akan mengatakan tentang penyakitnya kepada Jimin. Jangan menangis. Kau tahu ? Hanya kau yang bisa menyemangati Jimin "ucap Yongguk. Yoongi menganggukkan kepalanya.

Yongguk tersenyum, dia kembali menarik Yoongi ke dalam pelukannya.

"Gomawo Samchone "lirih Yoongi sedangkan Yongguk hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Setidaknya aku yang akan menjelaskan semuanya kepadanya nanti "batin Yoongi.









Bersambung.....




Hallo, maaf membuat kalian menunggu lama. Terumata untuk kak Dewi2399, maaf buat nunggu untuk FF ini yah kak. Semoga suka dengan chap ini. Kalau ada waktu aku akan up lagi😊😊😊

Yang ingin ngobrol silahkan kirim pesan saja, alhamdulillah aku sudah bisa untuk membalas pesan😊😊😘

We Are Lie [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang