Part 38

2.2K 158 14
                                    

Sebelumnya..

Dongwoon menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah.
Dongwoon turun diikuti istrinya yaitu Jihyo dan Jungkook.

"Sayang, kalian masuklah. Aku harus segera pergi "Ucap Dongwoon sambil meletakan barang-barang di dekat Jihyo.

"Tidak bisa appa! Aku tidak ingin disini, aku ingin pulang ke Seoul"

Dongwoon menghela nafasnya. Dia mengusap lembut kepala Jungkook.

"Appa janji hanya sebentar. Setelah urusan appa selesai kita akan langsung kembali ke Seoul"

Jungkook memalingkan wajahnya. Air matanya jatuh begitu saja membuat Dongwoon merasa bersalah.

"Jungkook-ah, jangan menangis. Appa tidak ingin kau kembali drop. Kau tidak ingin kembali ke rumah sakit, kan ?"Tanya Dongwoon dengan suara yang lembut.

Jungkook tidak mengeluarkan sepatah katapun. Jihyo pun langsung memeluk Jungkook. Dia tersenyum kearah Dongwoon.

"Pergilah. Jungkook akan baik-baik saja bersamaku disini "

Dongwoon tersenyum. Dia menganggukkan kepalanya.

"Appa pergi Jungkook-ah "Pamit Dongwoon. Dia pun melangkah menuju mobilnya.

"Appa "Panggil Jungkook yang membuat tangan Dongwoon yang hendak membuka pintu mobil terhenti.

Dongwoon menolehkan wajahnya. Disana Jungkook tengah menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Cepat kembali lalu kita pulang "

Dongwoon tersenyum. Dia berjalan kembali kearah Jungkook lalu memeluk Jungkook erat.

"Saranghae anakku. Appa janji kita akan segera pulang "

*****

Dor!

Taehyung menutup kedua matanya saat dia sudah menembakan peluru kearah dada Jimin.

Darah Jimin mengenai dirinya. Pistol yang dipegang oleh Taehyung langsung jatuh begitu saja bersamaan dengan luruhnya tubuh Taehyung.

Taehyung mengepalkan kedua tangannya yang bergetar hebat. Suara mesin pendeteksi jantung Jimin begitu memekakan telinga. Air mata Taehyung mengalir dengan deras tanpa bisa dia cegah.

"Mianhae hiks. Jeongmal mianhae Jimin hiks.."Isak Taehyung.

Taehyung memberanikan diri membuka matanya. Dia perlahan bangkit, dia menggigit bibirnya saat melihat wajah pucat Jimin dengan baju yang sudah bersimbah darah. Bahkan darah Jimin masih mengalir dengan deras.

"Ya Tuhan "Rapal Taehyung di dalam hatinya.

Tangan bergetar Taehyung terangkat untuk menggenggam tangan Jimin yang sudah dingin.

"Hahaha" Taehyung tertawa seperti orang yang sudah kehilangan akalnya.

Taehyung kembali jatuh terduduk dengan tangan yang masih menggenggam tangan Jimin dengan erat. Taehyung terus tertawa namun badannya bergetar dengan hebat.

"Mianhae hiks. Ya Tuhan apa yang sudah aku lakukan ? Aku pasti sudah gila. Ini semua tidak seperti rencana Namjoon hyung. Aku sudah membunuhnya hiks. Mianhae Jimin hiks..hiks.."

We Are Lie [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang