Sekolah ? Siapa orang yang tidak mau bersekolah ? Bagi Jimin, bersekolah di sekolah yang sama seperti anak-anak seusianya yang lain saja sudah seperti kejutan yang sangat luar biasa untuknya.
Jimin menunggu Yoongi di depan pintu rumah. Hari ini Yoongi berkata kepadanya jika dia akan pulang terlambat karena harus mengurus semua persiapan untuk sekolah Jimin nanti. Jimin menatap jam tangan yang berada di tangan kanan nya. Jam tangan nya sudah menunjukan pukul 20.03 KST. Ini sudah malam, dan tidak biasanya kakak nya itu pulang malam seperti ini.Jimin mengusap tangan nya sendiri karena cuaca dingin yang menerpa kulitnya. Begitu menusuk karena Jimin tidak sedang memakai pakaian hangat sekarang.
"Hyung, kau dimana ?"
Jimin bergumam dengan suara bergetar karena kedinginan.
"Jimin-ah "
Panggilan itu membuat Jimin menghela nafasnya lega. Dia menyeritkan kening nya karena melihat Yoongi yang pulang dengan berjalan kaki.
"Bukankah tadi pagi Yoongi hyung berangkat ke kantor menggunakan mobil ?"batin Jimin bingung.
Yoongi menghampiri Jimin dengan langkah yang tergesa-gesa. Dia menatap Jimin dengan pandangan khawatir.
"Kenapa diluar ? Udara dingin tidak baik untukmu "
Jimin hanya tersenyum tipis. Dia menatap Yoongi yang masih terlihat terengah-engah.
"Mobil hyung tiba-tiba saja mogok, jadi hyung menyuruh asisten hyung untuk mengurus nya. Taksi sangat sulit sekali jadi dengan terpaksa hyung pulang menggunakan bis ''ucap Yoongi.
"Kajja kita masuk. Hyung akan membuatkan cokelat hangat untukmu "ucap Yoongi, namun tangan Jimin menahan tangan nya.
"Wae ?"tanya Yoongi bingung.
"Biar aku saja. Hyung bersihkan saja tubuh hyung "ucap Jimin.
Yoongi hanya menganggukkan kepalanya pelan. Sebenarnya dia memang lelah, jadi dia membirkan Jimin untuk membuat cokelat panas.
"Kajja "ucap Yoongi sambil merangkul pundak Jimin lalu masuk ke dalam rumah. Yoongi menutup pintu lalu mengunci nya.
Jimin berjalan menuju dapur, untuk membuat cokelat panas untuknya dan hyung nya. Jimin sempat melihat Yoongi yang tengah memijat kening nya.
"Shhhh, kenapa tiba-tiba sakit seperti ini "ringis Yoongi sambil memijat kening nya saat denyutan itu terasa di kepalanya.
Yoongi memilih untuk mendudukan dirinya di sofa. Dia ingin beristirahat sejenak saja.
Jimin berniat untuk mengecek kakak nya itu namun tanpa sengaja dia menyenggol gelas yang sudah dia letakan di atas meja tadi.
PRANGGG!!!
"Astaga Jimin !"
Yoongi dengan refleks langsung bangkit saat mendengar suara pecahan gelas dari arah dapur.
Jimin juga terkejut, dengan refleks Jimin membereskan pecahan gelas itu namun tangan Jimin malah terluka karena terkena pecahan gelas itu. Jimin meringis sambil memegangi telapak tangan yang berdarah.
Yoongi berjalan dengan tergesa-gesa menuju arah dapur. Dia membelalakan matanya saat melihat Jimin yang tengah berjongkok sambil memegangi tangan nya yang mengeluarkan darah.
"YA TUHAN APA YANG KAU LAKUKAN !"
Jimin tersentak mendengar bentakan keras dari Yoongi. Yoongi dengan cepat membawa pengki dan sapu, tanpa sadar dia sedikit mendorong Jimin sehingga membuat Jimin terdorong ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Lie [ LENGKAP ]
Fanfiction"Manusia itu seperti bulan. Sisi luarnya terkadang membuat kita buta sehingga tidak melihat sisinya yang lain. Sama seperti bulan, kita hanya bisa melihat satu sisinya saja yang indah meskipun tahu jika bulan mempunyai satu sisi lain "