Part 24

2.3K 230 40
                                    




Yoongi hanya bisa diam di tempat duduknya. Melihat Jimin yang menangis seperti tadi membuat dia tidak tega. Kini Jimin sudah kembali terlelap setelah lelah menangis. Yoongi menatap sendu wajah pucat adiknya itu. Dia menyesal sudah memanfaatkan Jimin hanya untuk bisa membalaskan dendam nya, tapi mau bagaimana lagi? Sekenario sudah disusun oleh nya dengan sangat sempurna.

Yoongi juga sebenarnya tidak ingin namun karena keinginan untuk membalasksn dendam kematian kedua orang tuanya membuat dia menjadi seperti ini. Entah pergi kemana jiwanya yang selalu mengutamakan adiknya dalam hal apapun, bahkan sebelum dia tahu jika perusahaan Kim yang sudah membunuh kedua orang tuanya, dia masih bisa membagi waktunya untuk adiknya ini. Tapi sekarang? Menanyakan keadaan adiknya saja dia tidak. Yang dia pikirkan hanyalah cara untuk membalaskan dendam.

Yoongi tahu dia salah.
Adik yang seharusnya dia jaga dan dia lindungi malah dia jadikan perantara untuk membalaskan dendam. Tanpa memikirkan keadaan adiknya yang sudah semakin parah. Apakah benar dendam bisa membutakan semuanya? Jika memang benar, apakah kini itu semua tengah terjadi kepada Yoongi ? Entahlah.

Yoongi meraih tangan kanan Jimin lalu menggenggam nya sembari sesekali mengusapnya lembut. Penuh kelembutan seperti dulu.

"Mianhae "lirih Yoongi sambil menatap sendu wajah adiknya yang tengah terlelap itu.

"Mianhae karena hyung sudah memanfaatkanmu. Hyung sudah tidak memikirkan kau lagi bahkan sudah sering mengacuhkanmu. Membuatmu terluka dan tertekan karena keinginan hyung untuk membalaskan dendam. Jeongmal mianhae "ucap Yoongi dengan mata yang berkaca-kaca saat ini.

Tidak ada jawaban. Hanya suara detak jantung yang terdengar dari alat pendeteksi jantung milik Jimin dan juga suara dengkuran halus Jimin.

"Hyung hanya tidak terima eomma dan appa dibunuh dengan cara seperti itu. Kau bisa mengerti keadaan hyung kan? Hyung tidak bermaksud untuk membuatmu semakin drop Jim. Jeongmal mianhae "

Tangan Yoongi terangkat untuk mengusap kepala Jimin lembut.

"Hyung janji Jim, setelah semua ini selesai. Setelah dendam ini terbalaskan, hidup kita akan kembali seperti dulu. Hyung akan menuruti semua keinginan mu Jim, hyung janji. Jadi, untuk saat ini tolong bantulah hyung ne? Kau menyayangi hyung kan? Baiklah, hyung anggap diam mu sebagai jawaban "ucap Yoongi sambil tersenyum.

Yoongi bangkit lalu mengecup lembut kening adiknya yang tengah terlelap itu. Bersamaan dengan air matanya yang kembali jatuh tepat di atas kening Jimin.

"Selagi kau membantu hyung untuk membalaskan dendam kita akan kematian eomma dan appa, hyung juga akan berusaha mencari rumah sakit besar yang bisa lebih ampuh membantu menyembuhkan mu. Saranghae"



*******


Seok Jin saat ini tengah mengotak-atik laptop milik Hoseok. Dia kembali melihat vidio yang bisa dia gunakan untuk menghancurkan perusahaan Kim yang sudah membuat hidupnya menderita selama ini. Tak lama kemudian Hoseok datang dengan dua botol minuman di kedua tangan nya. Hoseok menghampiri Jin lalu menaruh minuman itu diatas mejanya.

"Kau sudah berapa kali melihat nya hyung. Apa kau tidak lelah? Vidio itu tidak akan berubah hyung jadi jangan terlalu seserius itu "ucap Hoseok sambil menghela nafasnya.

"Hyung hanya ingin memastikan saja Hoseok-ah "ucap Jin dengan mata yang masih fokus menatap kearah layar laptop.

"Apakah kau tidak takut melihat darah nya hyung ? Kurasa otakmu sudah geser hyung "

We Are Lie [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang