Jimin berjalan lesu, dia sekarang tengah berada di perusahaan Yoongi. Setelah berdebat dengan Taehyung dan berakhir dengan Taehyung yang meninggalkan nya sendirian, Jimin pun memutuskan untuk pergi ke perusahaan hyung nya itu saja karena percuma juga dia kembali ke kelas. Menyulitkan juga saat harus kabur diam-diam tanpa sepengetahuan penjaga sekolah, ini semua karena Taehyung, pikir Jimin.
Pikiran Jimin tengah bergelut sekarang. Dia bertanya-tanya tentang keadaan Jungkook yang sangat menggantung. Lagi-lagi ini semua karena Taehyung.
"Memangnya apa susah nya untuk memberitahu ku dimana Jungkook ?"batin Jimin yang kesal.
Jimin bukannya menyesal karena sudah menerima ajakan Taehyung untuk membolos, namun dia benar-benar sangat menyesal karena tidak bisa memaksa Taehyung untuk mengatakan dimana keberadaan Jungkook sebenarnya. Entah, katakanlah Jimin tidak tahu diri karena begitu khawatir kepada orang yang jelas-jelas bukan saudaranya sendiri. Tapi, entah mengapa saat pertama kali bertemu dengan Jungkook, melihat wajah dan tingkah nya yang polos dan menggemaskan membuat Jimin begitu ingin selalu melindungi dia, meskipun tidak ada ikatan darah diantara keduanya.
Apalagi saat Taehyung mengatakan jika Jungkook saat ini tengah tidur lelap, Jimin benar-benar sangat mengkhawatirkan nya. Jimin masih ingat wajah pucat Jungkook saat pertama kali bertemu dengannya. Senyuman lucu itu, bahkan Jungkook yang pertama kali memanggilnya dengan sebutan "hyung '' Jimin benar-benar merindukannya.
Sedangkan itu, Taehyung saat ini tengah berada di dalam mobil untuk menuju rumah sakit tempat appa nya dan Jungkook dirawat. Jungkook ? Alasan mengapa Jungkook berada disana karena penyakitnya.
Taehyung masih ingat saat tubuh adiknya itu ambruk begitu saja dengan mata yang sudah terpejam saat dokter menjelaskan bagaimana keadaan appa mereka. Taehyung sangat tahu, Jungkook lah yang sangat dekat dengan appa nya dibandingkan dengan dia dan Namjoon. Tapi keadaan Jungkook benar-benar drop sehingga sampai sekarang belum juga membuka matanya.
Rasanya Taehyung ingin menggantikan posisi adiknya itu. Dia tidak tega melihat wajah pucat Jungkook yang terbaring lemah tak berdaya di rumah sakit. Adiknya yang selama ini selalu dia jaga bahkan dia sangat protektif kepada adiknya itu, kini bahkan Taehyung belum mendengar kembali suaranya dan melihat lagi wajah yang menggemaskan disertai senyuman manisnya. Betapa Taehyung sangat merindukan nya.
"Bangunlah Jungkook "Gumam Jungkook. Dia menyenderkan kepalanya ke kaca mobil, sedangkan sang supir hanya dapat mencuri-curi pandang kearah Taehyung. Memperhatikan wajah majikan kecilnya yang terlihat sangat kelelahan.
"Tuan gwenchanayo ?"tanya nya.
"Jangan banyak bertanya dan fokus saja akan jalan mu. Aku malas berbicara "ucap Taehyung dingin yang langsung membuat sang supir menutup mulutnya rapat. Padahal dia hanya berbicara satu kali.
Taehyung memilih untuk memejamkan matanya. Dia membayangkan Jungkook saat ini ada bersamanya. Dengan senyuman manis yang terukir di bibirnya.
"Menggemaskan sekali adikku ini. Betapa beruntung nya aku memiliki nya "gumam Taehyung. Air matanya perlahan mengalir di sudut matanya.
"Tuhan, mengapa kau memberikan dia penyakit semenyeramkan itu ? Harusnya kau berikan saja kepadaku daripada kau berikan kepada adikku. Biar aku yang merasakan sakitnya, biar aku yang menanggung nya. Jangan kau renggut kebahagiaan dalam hidupnya Tuhan, aku sangat memohon kepadamu. Bagaimana mungkin aku bisa hidup tanpa dirinya ? Izinkan aku untuk bisa menjaganya dalam waktu yang sangat lama. Aku sangat memohon "
Taehyung berucap dalam hati. Lalu saat dia membuka matanya, dia tidak melihat bayangan Jungkook lagi. Air matanya kembali mengalir.
"Bogoshipo Kookie "gumam Taehyung dengan suara yang bergetar karena menahan tangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Lie [ LENGKAP ]
Fanfiction"Manusia itu seperti bulan. Sisi luarnya terkadang membuat kita buta sehingga tidak melihat sisinya yang lain. Sama seperti bulan, kita hanya bisa melihat satu sisinya saja yang indah meskipun tahu jika bulan mempunyai satu sisi lain "