4- RUMIT

58 16 2
                                    

Arvin membenamkan kepalanya di atas mejanya, ia tak bersemangat untuk ke kantin hari ini. Entahlah, ia merasa lelah.

Suasana kelas yang hening dan sepi membuat fikiran Arvin kembali menyeruak tentang Dania.

"Apakah sekarang pembunuh Dania masih hidup? tapi siapa yang beraninya ngehabisin cewek baik kayak Dania. Apa sekarang pembunuhnya masih hidup?" batin Arvin dalam hati. Jika ia memikirkan tentang Dania kepalanya akan di buat pusing dengan semua teka teki itu.

"Tumben banget lo di kelas jam segini? Mana cecenguk lo," Seru seorang pria dari arah pintu yang membuat Arvin sedikit kaget.

"Suka suka gue, ngapain lo ke sini?" tanya Arvin ketus.

"Gue nyariin Sheila, lo tau dia di mana?" tanya pria yang bernama Ben tersebut lagi.

"Mana gue tau."

Ben mendengus kasar, lalu segera beranjak dari kelas Arvin untuk mencari Sheila.

"Arvin aku takut banget," ujar Dania saat sudah berada di dalam mobil Arvin.

Arvin memelankan laju mobilnya lalu menengok ke arah Dania

"Takut kenapa?" tanya Arvin bingung menengok ke arah kekasihnya.  Ia dapat  melihat kecemasan yang amat dalam di wajah gadis nya.

"Ada orang yang neror aku."

"Siapa?" tanya Arvin mengerutkan kening pertanda bingun.

"Aku juga ggak tau, tapi orangnya pasti temen sekolah kita sendiri aku yakin itu," kata Dania. Tatapan nya mengarah kedepan, menyorot takut.

Arvin tersenyum lalu mengacak puncak kepala Dania lembut.

"Tahu dari mana kalau dia orang sekolah?" tanya Arvin terkekeh pelan.

"Yahh karena dia ngirimin surat teror setiap hari pada jam istirahat, trus dia juga sering kirim surat ke loker aku. Nggak mungkin orang asing bisa masuk seenaknya di sekolah kita kan,"  jelas Dania. Saat itu Arvin hanya tersenyum kecil. Ia pikir mungkin itu salah satu fans Dania yang mengerjainya.

Arvin kembali teringat memori percakapan nya dengan Dania waktu itu di mobil.

"Dania bilang orang itu temen sekolah? tapi, gimana cara gue nemuin pelakunya di tempat luas kayak gini," frustasi Arvin pada dirinya sendiri.

"Tapi demi Dania gue ggak akan pernah nyerah, gue udah janji sama lo buat nyari pembunuhnya dan membuat pembunuhnya bernasib sama kayak lo Dania," sambung Arvin merasa geram.

Tanpa di sadari Arvin, ada orang yang mendengarnya dari balik pintu kelas

"Nggak bisa di biarin," gumam seseorang tersebut lalu bergegas pergi dari sana.

🌼🌼🌼

Pulang sekilah, Sheila terduduk di salah satu bangku dekat sekolah, sesekali memandangi kendaraan yang berlalu lalang.

Sheila tersentak ketika dua orang gadis tiba-tiba duduk di sebelah nya sambil berbincang ria.

Entah kenapa Sheila jadi teringat sahabat kecilnya, dulu mereka sering bermain bersama. Sudah lama sekali ia tak berkunjung ke rumah sahabat nya itu.

"Besok kita jalan-jalan yuk" ajak salah seorang gadis yang duduk di sebelah Sheila, sesekali ia menjilati ice cream nya yang sudah meleleh, gadis di sebelah nya hanya mengangguk semangat.

Sheila sangat iri dengan dua orang di sebelah nya, dia merindukan saat pulang sekolah dan memakan ice cream bersama sahabat kecilnya, walau sekarang dia juga mempunyai sahabat yaitu Kirana dan Devan, tapi tentu saja mereka tidak seerat dulu, mengingat mereka sempat hilang kontak agak lama.

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang