5- SURAT INI ?

53 12 0
                                    

Sheila sudah berdiri di depan rumah mewah yang sudah agak usang tak terawat. Cat nya sudah banyak yang memudar tidak secantik dulu.

Sheila memencet bel, terdengar dari dalam suara orang menyahut dan berlari membukakan pintu untuk Sheila.

"Non, mari masuk," kata wanita paruh baya  ramah. Sheila mengangguk lalu masuk ke dalam rumah itu.

"Duduk non, bibi ambilkan minum dulu," ujar Wanita bernama Mira tersebut lalu bergegas menuju dapur.

Sheila mengamati setiap dinding di rumah itu semua masih sama seperti saat ia mengunjunginya setahun lalu tak ada perubahan. Semua foto dan lukisan masih di tempat yang sama, Sheila mengamati salah satu foto yang menempel di dinding itu.

"Tidak ada yang berubah non. Semuanya tetap sama, sejak nyonya pergi saya tidak berani memindahkan apa pun," Kata bi Mira yang membuat Sheila sedikit terkaget.

"Iya bi, maaf karena saya baru datang lagi hari ini. Waktu itu saya di bandung jadi jarang berkunjung tapi, sekarang saya akan rajin ke sini untuk mengunjungi bibi," ucap Sheila dengan tatapan sendu.

"Iya non, kalau begitu saya ke dapur dulu untuk menyiapkan makanan," pamit bi Mira dan di angguki Sheila.

"Bi saya mau ke kamar Dania dulu yah," izin Sheila sebelum bi Mira memasuki dapur dan di angguki oleh wanita itu.

Dania? Kok Sheila bisa tahu Dania? Itu karena Dania adalah sahabat Sheila dari kecil, ia bersekolah di TK yang sama sampai SD yang sama, hingga pada waktu kelas 4 SD Dania memutuskan untu pindah ke jakarta, tapi walaupun begitu persahabatan mereka tidak pernah putus.

Hingga akhirnya terdengar kabar bahwa Dania meninggal. Saat itu Sheila sangat terpukul. Ia sudah menganggap Dania seperti saudaranya sendiri. Saat itu Sheila tidak bisa mengunjungi Dania karena papanya yang lagi keluar kota, jadi dia hanya bisa berdoa semoga Dania bahagia di alam sana.

🌼🌼🌼

Sheila duduk di tepi kasur dan mengamati setiap sudut kamar bernuansa pink salem itu. Sangat sangat menggambarkan sosok Dania di kamar ini.

"Kenapa kamu secepat ini tinggalin aku Dan," batin Sheila meneteskan air mata.

Sheila berjalan menuju lemari yang di penuhi banyak Novel milik Dania. Tangan nya terus menelusuri rak novel milik Dania, lalu mengambil salah satu Novel bersampul coklat yang berada di antara jejeran Novel, tangan Sheila mulai membuka lembar pertama, baru saja ingin melanjutkan membuka lembar kedua atensinya teralihkan oleh secarik kertas yang terjatuh dari lembar Novel yang di pegangnya.

"Kertas apaan nih?" gumam Sheila mengerutkan kening. Ia melihat kertas itu sudah usang sepertinya sudah di remas beberapa kali.

Karena penasaran, Sheila membuka surat itu dan membacanya. Tubuhnya bergetar membaca surat itu, ia sontak menjatuhkan Novel yang di pegangnya, matanya berkaca-kaca, dadanya terasa sesak.

"Nggak mungkin, ini salah."

Ia mendudukkan dirinya di tepi kasur, tanganya masih bergetar hebat.

"Siapa orang yang udah nulis ini untuk Dania?"

🌼🌼🌼

"Bi, aku pulang dulu yah, sudah hampir sore."

"Iya non, makasih sudah mampir ke sini
Oh iya, bagaimana kabar tuan Brukman?" tanya bi Mira sambil berjalan beriringan dengan Sheila menuju pintu depan.

"Papa baik bi, dia lagi sibuk banget ngerjain banyak projek di jakarta."

Bi Mira mengangguk lalu membukkan pintu untuk Sheila.

"Bi besok saya mampir lagi yah," ujar Shela lalu memeluk erat bi Mira.

"Baik non, saya juga akan mengabari nyonya bahwa tadi non mampir."

"Iya bi, salam yah sama tante Nara. Kalau gitu aku permisi," pamit Sheila lalu berjalan menuju pintu gerbang menunggu pesanan ojek online nya.

Saat perjalanan pulang ia tak henti hentinya memikirkan surat yang di temukan di kamar Dania tadi. Sheila berusaha menebak siapa orang itu, dan kenapa ia membenci Dania? Juga... Arvin.

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang