Kirana mempercepat langkahnya saat melihat Sheila yang sedang berjalan sendiri di koridor sekolah, ia berharap kali ini wanita itu sudah tidak sedih lagi seperti kemarin.
"Hai Shel," sapa Kirana dengan senyum manis.
Sheila balas tersenyum. "Iya. Eh, lo kenapa sih kayaknya seneng banget?"
"Iya dong. Karena liat lo seneng, gue ikut seneng."
"Na, menurut lo Arvin suka nggak yah sama kue yang gue kasih," tanya Sheila tersenyum kecil sambil mengangkat kotak bekal nya ke depan wajah Kirana.
Kirana membulatkan matanya melihat sekotak kue bolu vanilla yang berada di tangan Sheila. Kirana baru menyadari jika sedari tadi Sheila memegang sebuah kotak bekal.
"Yaelah lo apa-apaan sih. Lo fikir dia bakalan makan tuh kue?" tanya Kirana kesal.
Sheila mengangguk mantap. "Kan nggak tau dari gue Na. Jadi, pasti di makan."
"Maksud lo? Mau kasih diem-diem?"
Sheila mengangguk semangat.
"Gue sih yakin walaupun itu bukan dari lo, tetep aja di buang."
"Kok lo ngomong gitu sih Na, dukung kek," sahut Sheila sedih.
"Bukannya gue ggak ngedukung Sheila sayang, tapi emang bener. Kalau lo lupa, banyak fans yang ngasih dia coklat, bunga, kue di lacinya. Tapi apa? Di buang kan? Gue cuma nggak mau lo terus-terusan sakit hati. Tau sendiri dia orangnya kayak gimana."
"Lo pernah ngasih juga nggak Na?" pertanyaan Sheila membuat Kirana sedikit kaget.
"Yah nggak lah, ngapain juga gue buang-buang duit gue buat dia."
"Kenapa lo nggak suka sama Arvin juga Na?"
"Dih apaan sih lo, dia tu orangnya belagu parah. Enggak deh," ujar Kirana malas.
"Dia baik kok."
"Baik pala lo." Kirana memutar bola matanya malas. "Udah ah, cepetan ke kelas. Nanti Arvin dateng lagi, gagal kan lo."
Mereka berjalan beriiringan memasuki kelas belum banyak siswa yang datang. Tampaknya dewi fortuna berpihak kepada Sheila karena Bahkan Arvin pun juga belum berada di tempatnya, tanpa menyia-nyiakan kesempatan ini, Sheila berjalan menuju meja Arvin dan meletakkan kotak itu di bawah laci.
Benar kata Kirana, di sana sudah banyak coklat dan kotak-kotak kue lain nya di laci Arvin. Sheila menyingkirkan semuanya dan menyisahkan kotak kuenya di sana.
Setelah meletakkan kotak itu dan membuang semua kado dari fans Arvin. Ia berjalan menuju mejanya dengan senyum yang terus mengembang di parasnya yang cantik, tapi justru membuat Kirana khawatir dengan tingkah Sheila.
Tak berapa lama kemudian Arvin memasuki kelas di susul Rafa, Dio dan Ivan yang langsung memimbulkan kegaduhan karena suara Rafa dan Ivan.
Arvin duduk di bangkunya di susul Rafa di sampingnya, seperti biasa Arvin akan langsung merogoh lacinya untuk mengambil earphon nya, Arvin melihat ke bawah lacinya dan menemukan sebuah kotak makanan warna pink di sana. Ia juga merasa heran melihat hanya satu kado di lacinya, biasanya Rafa yang akan membuat lacinya kosong. Tapi sepertinya sekarang pemilik kotak pink itu pelakunnya.
"Punya siapa ni?" tanya Arvin pada Rafa.
"Dari fans lo lagi tuh. Sini buat gue," Seru Rafa mengambil kotak itu dari tangan Arvin.
"Eh. Balikin dulu, gue mau liat isinya." Arvin kembali meraih kotak itu yang hampir saja di buka oleh Rafa.
Sheila memperhatikan Arvin dari mejanya. Senyumnya terus mengembang melihat Arvin mengambil kotak itu dan membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You
Teen FictionSheila datang bukan untuk membuat hari-hari Arvin berantakan. Ia hanya seorang gadis dengan rasa penasaran karena baru pertama kali merasakan jatuh cinta sayangnya dia bukan tipe mencitai dalam diam dan itu membuat Arvin kesal. Awalnya tujuan Sheil...