13- JAHAT?

40 8 1
                                    

Kriinggg

Bel terakhir berbunyi menandakan usinya jam pelajaran di sekolah, Kirana terus saja celingukan ke arah pintu untuk menemukan sosok Sheila berharap wanita itu kembali, tapi nihil dari tadi Sheila tak pernah menampakkan batang hidungnya.

"Sheila mana sih." Kirana sangat Khawatir. Apakah akan separah ini dampak dari perlakuan Arvin yang menurutnya tak ada apa-apa.

"Na, lo tau Sheila di mana?" tanya Dio yang sudah berada di samping meja Kirana.

"Gue juga nggak tau, ini semua tu karena temen lo si kutub," Ucap Kirana emosi.

"Ok, ini salah dia. Tapi Na, sekarang bukan waktunya buat berantem, mending kita cari Sheila. " Dio berusaha menenangkan.

"Nggak perlu, gue bisa minta bantuan Ben sama Devan, urus aja temen lo," ucap Kirana berlalu dari hadapan Dio.

Dio mengepalkan tangannya kuat kuat, segera bergegas menuju Arvin yang sudah berjalan keluar kelas di ikuti Rafa dan Ivan.

"Nggak punya perasaan lo yah," Tuduh Dio emosi tepat di hadapan Arvin.

"Maksud lo?  Gue nggak ngeh," Cuek Arvin.

"Sampai kapan lo bersikap kayak gini, dari tadi lo udah tau semuanya tapi tetep aja bersikap nggak peduli."

"Iya emang tingkah lo itu keterlaluan. Gue tau lo benci tu cewek, tapi nggak usah sampe ngomong yang bisa bikin dia sakit hati." Rafa menyahut dari belakang diikuti anggukan Ivan.

Arvin mengernyitkan dahinya. "Gue nggak pernah ngomong apa-apa sama dia," ujar Arvin dengan muka tanpa dosa.

Dio menarik kerah baju Arvin kasar.

"Nggak punya perasaan emang lo." Dio menghentakkan kerah baju Arvin kasar lalu melenggang pergi meninggalkan Arvin yang menghela nafas nya kasar.

🌼🌼🌼

Sheila mengerjapkan matanya beberpa kali dan langsung mendudukkan dirinya saat melihat ke atas langit, ia melirik jam tangannya.

"Oh my god, udah jam setengah lima," panik Sheila dan segera berdiri.

Sheila tertidur di rooftof entah berapa jam, ia terlalu larut dalam kesedihan dan melewatkan banyak pelajaran. Ia tidak tahu mengapa perlakuan sepele itu sangat menyakitinya. Sheila mengecek ponselnya banyak sekali pesan dari Kirana maupun Dio. Sheila segera membuka pesan dari Kirana

Kiranawinata_: Sheila lo di mana kelas udah mulai nih.

Kiranawinata_: Sheila kabur kemana sih lo, udah setengah jam nih.

Kiranawinata_: balik Shel, nggak usah sedih gitu.

Kiranawinata_: lo dimana sih, gue khawatir nih.

Sheila membaca pesan terakhir yang dikirim Kirana beberapa menit yang lalu, segera saja ia memgirimkan pesan tentang keberadaannya.

Sheilaadera.w: Gue ada di rooftof nih ketiduran.

Sheila berjalan cepat menuruni anak tangga menuju lantai bawah.

"Aduh, gue kenapa sih. Kirana pasti khawator banget," gerutu Sheila.

"Ben,Van si Sheila kemana yah?" cemas Kirana.

"Yenang dulu yah Na, gue yakin Sheila baik baik aja kok," ucap Ben berusaha menenangkan Kirana.

"Iya Na, nggak usah cemas gitu lo tuh nambah memperburuk keadaan," kesal Devan.

Tingg

Kirana dengan cepat merogoh sakunya berharap itu pesan dari Sheila. Senyumnya mengembang melihat pesan dari LINE nya yang memang benar dari Sheila.

Sheilaadera.w: gue ada di rooftof nih ketiduran.

"Ben,Van Sheila ada di rooftof ayo cepetan," teriak Kirana membuat Devan dan Ben berbalik cepat.

"Tahu dari mana lo?" tanya Devan.

"Ini tadi Sheila ngirimin pesan."

"Yaudah langsung ke sana aja," Ben melangkah mendahului Kirana dan Devan. Dengan segera mereke menyusul Ben menuju rooftof.

Sheila mempercepat langkahnya melewati koridor sekolah yang mulai sepi. Sheila berteriak kaget saat seseorang tiba-tiba menarik tangan nya dari belakang.

"Aaaaaaaargsss!!!" teriak Sheila.

"Shel, nggak usah teriak gitu. Ini gue Dio," ujar Dio pelan.

"Dio, lo ngagetin gue," ujar Sheila kesal.

"Abisnya lo ngehawatirin banget. Kemana aja sih lo sampai berjam jam gitu ggak balik, sakit hati banget yah sama sih Arvin?"

"Nggak kok, gue udah cukup kebal. Tadi gue ketiduran di rooftof," jelas Sheila dengan cengiran lebar.

"Lo nggak usah fikirin si Arvin. Dia emang sialan."

"Nggak pa-pa dia mungkin lagi nggak mood tadi. Nanti gue ngomong lagi sama dia," ujar Sheila tersenyum kecil.

"Udalah Shel, lo nggak usah terus-tetus bela dia."

"Lo cekcok sama Arvin?" tebak Sheila yang memang tepat sasaran.

"Nggak penting. Nggak usah di bahas mending balik aja gue anter."

Sheila menghela nafas berat lagi-lagi karena dirinya temannya mengalami masalah.

"Lo harus baikan lagi sama Arvin yah Yo," mohon Sheila.

"Aduh. Udah deh Shel ngapain sih nggak us-"

"Please gue mohon, lo harus baikan lagi. Ok," Sheila mengatupkan tangannya di depan dada.

"Ok. gue coba, yaudah mau balik sekarang?"

"Yaudah, yuk balik."



Happy reading👆

Jangan lupa coment
Dan tap bintang nya juga yah😄

See you next story😘

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang