Seseorang Di Masalalu

135 17 0
                                    

Happy reading guys 😘

Kalau ingin pergi , maka pergi lah yang jauh. tak perlu datang lagi, kalau hanya sekedar, menyapa luka di masalalu.

❤❤❤❤❤

Prilly melangkah kaki nya dengan riang, memasuki rumah nya dan mengucapkan salam ketika melihat keluarga nya tengah berkumpul menonton tv di ruang keluarga.

"Euy, anak gadis baru pulang jam segini," sindir Ibu nya

Prilly hanya tersenyum malu-malu "Baru juga jam segini Bu," jawab Prilly

"Pulang sama siapa Prill?" Tanya Ayah nya, sambil menepuk kursi di sebelah nya yang kosong, Prilly pun menghampiri Ayah nya.

"Sendiri, si Nayla nya bareng sama suami nya,"

"Loh, bukannya kamu pergi sama siapa sih nama nya? Itu yang anak nya Bu Resi itu?" Tanya Ayah nya bingung, Prilly mengernyitkan dahinya sekilas. Bingung akan pertanyaan Ayah nya, anak nya tante Resi kan Ali, Ayah nya tau darimana kalau Prilly pergi bersama Ali?

"Ali, Yah. Aduh Ayahku ternyata udah tua," sahut Raja

"Oh iyah, Ali. Emang ga di anterin?" Tanya Ayah nya

"Engga, Ali ga bawa mobil. Jadi nebeng sama aku,"

"Laki ko ga gentle banget, harus nya anterin sampe rumah nya. Bukan nya malah kebalik," ucap Ibu nya sinis. Prilly membelalakan mata nya, heran dengan tingkah Ibu-ibu zaman now yang tak dapat di mengerti nya.

"Orang dia ga bawa mobil, Bu. Masa dia nebeng sampe rumah kita, terus pulang nya naik taksi. Aduh! Sayang uang nya, mending di tabungin buat nikah." Celetuk Prilly begitu saja.

"Kamu di lamar sama dia?" Tanya Ibu nya dengan heboh, khas Ibu-ibu sekali.

"Ya, belum sih, Bu. Tapi kan... ya gitu poko nya lah," jawab Prilly tak jelas

"Kak, mending suruh Ali ngobrol sama Ayah, ya? Biar jelas, biar kamu ga harus berharap sama hal yang belum pasti. Ayah ga mau kamu kecewa lagi," ujar Ayah nya,

"Prilly sama Ali ga ada apa-apa ko,Yah. Cuma ya Prilly aja yang rada GR, jadi nanti lah, jangan buru-buru, kalau emang udah waktu nya mah pasti Ali, langsung ngomong sendiri,"

"Ga boleh gitu, Kak. Ibu sama Ayah ga mau, kalau kamu sampai salah pilih lagi. Jangan karena dia bikin nyaman, tapi belum kenal lama jadi kamu entar-entarin nikah nya. Keburu di tikung orang nanti, kamu yang galau kak." Ucap Ibu nya, Prilly merenung sejenak, memikirkan apa yang harus ia lakukan, mungkin dulu ia terlalu menunda sebuah pernikahan, tapi sekarang, rasa nya dirinya sudah merasa siap untuk menikah. Tapi, jika ia langsung menanyakan itu pada Ali, rasa nya tidak terlalu sopan dan ia bingung harus mengatakan apa. Apasih yang di harapkan dari sebuah pertemuan yang mengandalkan sebuah kebetulan.

"Aduh! Ayah sama Ibu kaya ga tau Kaka gimana aja, dia mah sama abang-abang gojek aja baper nya naudzubillah, apalagi sama Kak Ali yang ganteng nya ga nahan itu, ya pasti heboh lah dia. Kasih waktu buat Kak Prilly ngeyakinin perasaan nya dulu," sahut Raja bijak. Prilly yang awal nya kesal karena ucapan Raja di awal pun, akhirnya kembali merenung. Memang benar, dirinya terlalu berlebihan dalam mengikapi sesuatu, apalagi perihal laki-laki, dia tidak pernah bisa membedakan mana cinta atau hanya kagum semata.

"Ih tumben adik ku ini pandai sekali. Udah ya, Yah, Bu. Prilly juga belum yakin. Kita juga baru kenal, baru ketemu 2 kali. Cape nih, Prilly pamit ke kamar dulu ya. Good night." Prilly mengecup pipi kedua orang tua nya dan mencubit pipi raja dengan keras. Sambil terkikik dia cepat berlari sebelum Raja membalas cubitan nya.

"Dasar! Kaka lucknut," teriak Raja kesal

"lisanmu dek," tegur Ayah nya

Prilly melemparkan tubuhnya ke kasur kesayangannya. Tempat ternyaman nya, yang selalu melambai meminta untuk di tiduri. Hari yang begitu menyenangkan dan begitu melelahkan, hari yang entah akan membawa nya menuju ke kebahagiaan atau kekecewaan. Yang jelas, saat ini Prilly sedang mati-matian untuk tak terlalu berharap pada Ali. Belum tentu laki-laki itu pun menaruh hati pada nya. Dan Prily memang harus menyadari itu, sebelum ia merasakan pahitnya akan sebuah harapan.

Prilly tersadar dari lamunan nya, ketika HP nya berbunyi dengan nyaring, dengan nada yang begitu menggelikan, Prilly sampai kaget di buatnya, pasalnya ia tak punya nada dering yang begitu menggelikan.

"Siapa sih? Iseng banget, nge ganti nada dering Hp orang," gerutu Prilly sebelum mengangkat telepon itu,

"Hallo? Assalamualaikum," sapa Prilly begitu telepon sudah mulai tersambung, namun sudah beberapa detik berganti menit, tak ada sahutan di seberang sana.

"Hallo?" tanya Prilly lagi, namun masih tetap tak ada sahutan. Prilly yang merasa kesal pun akhirnya lebih memilih mematikan telelpon nya.

"Siapa sih? Kurang kerjaan banget, nyebelin juga, ga tau apa orang lagi cape juga," gerutu Prilly sambil menyimpan Hp nya, dan mengikat rambutnya secara asal, mengambil pakaian ganti nya, dan memasuki kamar mandi, niat untuk mandi nya langsung terkubur sudah ketika ia , menyentuh air yang sangat dingin. Ia lupa, bahwa ia bukan tinggal di Ibu Kota yang panas, namun ia tinggal di kota kembang yang dingin. Pilihan akhirnya adalah hanya sekedar menggosok gigi dan membersihkan wajahnya.

Selesai dengan ritual wanita sebelum tidur, Prilly pun kembali ke tempat ternyaman nya, merebahkan tubuhnya yanag lelah. Rasa kantuk pun sudah tak mampu di tahannya, perlahan kesadaran nya pun mulai menghilang, namun kembali mata nya terbuka ketika Hp nya kembali berdering dengan nyaring, menampakkan panggilan dari nomor yang tak di kenalinya.

Prilly menarik nafasnya pelan, menetralkan rasa kesal nya yang kini berada di ubun-ubun, rasanya Prilly ingin melontarkan makian dan cacian pada orang yang telah menganggu tidur cantik nya. Namun ia teringat bahwa mungkin orang jail itu adalah sumber rejeki nya, atau mungkin jodohnya yang sudah lelah tersesat di hati orang lain? Okey , ini sedikit berlebihan, tapi biarlah wanita menghayal dengan hayalan nya yang tinggi.

"Assalamualaikum," sapa Prilly ketika telepon telah tersambung, sama seperti tadi, kembali tak Prilly dengar sahutan di sebrang sana, benar-benar menguji kesabaran, melepon di tengah malam, menganggu tidur cantiknya hanya untuk mendengar keheningan. Benar-benar menjengkelkan.

"Aduh, kalau ga mau bicara, saya tutup, ya? Dan jangan ganggu saya lagi kalau Cuma buat main-main kaya gini, saya mau istirahat dan anda sudah menganggu saya," Prilly menunggu sebentar, siapa tau orang ini akan bicara, dan benar di menit selanjutnya orang itu pun membuka suara nya.

"Prill?" panggilnya, Prilly membeku seketika ketika mendengar suara itu lagi, suara yang sudah lama tak di dengar nya, suara yang selalu membuat dirinya rindu, suara lembut nya yang mampu membuat Prilly betah berada di sampingnya.

"Amicau," ucap orang itu lagi dengan lirih, terdengar ada rasa sakit di dalam nya, entah apa yang kini di rasakan Prilly, yang jelas ia hanya merasakan sesak dalam dada nya, sesak akan rindu yang selama ini di tahannya.

❤❤❤❤❤

Gadis Penulis Novel- (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang